kempa 25 kgcm² dan 8PM25 kayu mangium dengan kadar perekat 8 dan tekanan kempa 25 kgcm². Salah satu hal yang menyebabkan adanya kerapatan
OSB ada yang tidak mencapai target adalah adanya spring back atau usaha papan untuk membebaskan tekanan akibat pengempaan dan penyesuaian kadar air papan
dengan lingkungan pada saat conditioning, selain itu juga bisa disebabkan karena penyebaran strand saat pengempaan yang terlalu melebar akibat pemasangan plat
besi hanya pada 2 sisi, sedangkan 2 sisi lainnya tidak terdapat plat besi untuk menahan penyebaran strand sehingga OSB yang dihasilkan memiliki luasan yang
lebih besar dan kerapatannya menjadi lebih rendah. Hal ini menyebabkan peningkatan ketebalan papan yang dihasilkan menjadi lebih rendah dari kerapatan
yang ditargetkan. Terlihat pada Gambar 1 bahwa kerapatan OSB yang dihasilkan memenuhi
standar JIS A 5908 : 2003, yang mensyaratkan kerapatan OSB berkisar 0,4-0,9 gcm³. Hasil pengujian analisis keragaman uji F menunjukkan bahwa faktor
tekanan kempa, jenis kayu, kadar perekat, interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu, tekanan kempa dengan kadar perekat, jenis kayu dengan kadar perekat
dan interaksi antara ketiga faktor tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan OSB yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa kerapatan papan yang yang
dihasilkan cenderung seragam meskipun tekanan kempa, jenis kayu dan kadar perekat yang digunakan berbeda.
4.1.2 Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu sifat fisis papan yang menunjukkan kandungan air papan dalam keadaan kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya
terutama kelembaban udara. Data hasil pengujian OSB secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5, sedangkan rata-ratanya disajikan dalam
grafik pada Gambar 2.
Gambar 2 Rata-rata nilai kadar air OSB.
Berdasarkan data pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kadar air OSB hasil penelitian berkisar antara 7,61-11,23. Nilai rata-rata kadar air
terendah 7,61 terdapat pada OSB 6PM25 kayu mangium dengan kadar perekat 6 dan tekanan kempa 25 kgcm² sedangkan nilai rata-rata tertinggi
11,23 terdapat pada OSB 6PM15 kayu mangium dengan kadar perekat 6 dan tekanan kempa 25 kgcm². Hasil ini menunjukkan bahwa secara rata-rata,
semua OSB yang dihasilkan memenuhi standar JIS A 5908 : 2003 yang mensyaratkan standar kadar air sebesar 5-13.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor jenis kayu, kadar perekat, interaksi antara jenis kayu dengan kadar perekat tidak berpengaruh nyata
terhadap kadar air papan OSB yang dihasilkan. Sedangkan faktor tekanan kempa, interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu, tekanan kempa dengan kadar
perekat dan interaksi antar ketiganya memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar air OSB.
Taraf perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kadar air OSB dapat dilihat dengan uji lanjut Duncan. Hasil uji lanjut Duncan untuk
interaksi antara tekanan kempa dan jenis kayu dengan kadar perekat 6 didapat nilai rata-rata kadar air terendah 7,61 pada kayu mangium dengan tekanan
kempa 25 kgcm² berpengaruh nyata dengan jenis kayu lainnya. Sedangkan nilai rata-rata kadar air tertinggi 11,23 pada kayu mangium dengan tekanan kempa
15 kgcm² berpengaruh nyata dengan jenis kayu lainnya pula. Untuk interaksi antara tekanan kempa dan jenis kayu dengan kadar perekat 8 didapat nilai rata-
rata kadar air terendah 8,35 pada kayu campuran dengan tekanan kempa 25 kgcm² berpengaruh nyata dengan semua jenis kayu OSB yang menggunakan
tekanan kempa 15 kgcm². Sedangkan nilai rata-rata kadar air tertinggi 10,31 pada kayu mangium dengan tekanan kempa 15 berpengaruh nyata dengan semua
jenis kayu OSB yang menggunakan tekanan kempa 15 kgcm². Untuk interaksi antara tekanan kempa, jenis kayu dan kadar perekat di dapat nilai kadar air
terendah 7,61 pada kayu mangium dengan kadar perekat 6 dan tekanan kempa 25 kgcm² tidak berpengaruh nyata dengan kayu campuran dengan kadar
perekat 6 dan tekanan kempa 25 kgcm², sedangkan dengan jenis kayu lainnya memberikan pengaruh sangat nyata. Untuk nilai rata-rata kadar air tertinggi
11,23 pada kayu mangium dengan kadar perekat 6 dan tekanan kempa 15 kgcm² memberikan pengaruh yang sangat nyata dengan kayu lainnya.
Kadar air OSB yang dibuat cukup rendah karena bahan baku strand dioven terlebih dahulu hingga kadar airnya kurang dari 10, selain itu juga
penggunaan kempa panas pada saat pembuatan papan dapat mengakibatkan kadar air semakin berkurang. Hal lainnya seperti ikatan antar strand yang terjadi di
bagian ini papan menyebabkan strand menjadi tidak bebas menyerap air Massijaya et al. 1999.
Kadar air OSB yang direkat dengan kadar 8 cenderung lebih rendah dibandingkan 6, hal ini disebabkan dari kualitas perekat PF yang sangat baik
dengan sifat dari perekat ini tahan terhadap air dingin maupun air panas Tsoumis 1991. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar perekat maka kadar air
dari OSB yang dihasilkan semakin rendah. Dapat terlihat pada Gambar 2 bahwa OSB yang diberi perlakuan
pengempaan 25 kgcm² memiliki nilai kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan OSB dengan pengempaan 15 kgcm², hal ini karena pada saat diberikan
tekanan kempa yang lebih besar maka semakin banyak pula air yang terbuang, sehingga kadar air OSB dengan tekanan kempa 25 kgcm² yang dihasilkan
semakin rendah.
4.1.3 Daya Serap Air