Kayu afrika Maesopsis eminii Engl Perekat Phenol Formaldehyde PF

Tabel 2 Komposisi kimia Acacia mangium Willd. Komposisi Jumlah a-selulosa 39,92 Holoselusa 73,12 Pentosa 16,5 Zat ekstraktif 3 Lignin 23,14 Abu 0,64 Menurut Lemmens et al. 1995, kayu mangium Acacia mangium Willd. merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Kepulauan Sula, Kepulauan Aru, Irian Jaya, Provinsi bagian barat Papua Nugini dan timur laut Queensland. Di Indonesia sendiri, mangium telah dipilih sebagai salah satu jenis favorit untuk ditanam si areal HTI sejak tahun 1984. Pemanfaatan kayu mangium saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pemanfaatan ini berhubungan dengan teknologi yang makin berkembang tentang penelitian mangium.

2.3 Kayu afrika Maesopsis eminii Engl

Kayu afrika berasal dari family Rhamnaceae dengan nama latin Maesopsis eminii Engl. Wahyudi et al. 1990 menyebutkan bahwa kayu afrika dikenal dengan nama daerah manii. Ciri umum kayu afrika antara lain gubalnya berwarna putih sedangkan bagian terasnya berwarna kuning sampai kecoklatan. Hal tersebut mengindikasikan kandungan zat ekstraktif kayu afrika lebih banyak pada kayu terasnya. Tekstur kayunya sedang sampai kasar dan berserat lurus berpadu. Kayunya berbau masam dan rasanya pahit. Kayu afrika memiliki berat jenis rata-rata 0,43 0,34-0,46. Berdasarkan nilai berat jenis tersebut maka kayu afrika dapat digolongkan ke dalam kayu dengan kekuatan rendah dan memiliki kelas kuat III-IV. Kayu afrika mudah dikeringkan dan mudah diberikan perlakuan pengawetan. Kayu afrika memiliki tingkat keawetan alami yang rendah Wahyudi et al. 1990. Kayu Afrika merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan serbaguna, berkekuatan sedang sampai kuat dapat digunakan untuk konstruksi, kotak, dan tiang. Jenis ini banyak ditanam untuk sumber kayu bakar, daunnya digunakan untuk pakan ternak karena kandungan bahan keringnya mencapai 35 dan dapat dicerna dengan baik oleh ternak. Pulp dari jenis kayu afrika sebanding dengan pulp dari jenis kayu keras umumnya. Pada pola agroforestri jenis kayu ini ditanam sebagai penaung coklat, kopi, kapulaga dan teh, juga ditanam untuk mengendalikan erosi. Walaupun merupakan koloni yang agresif di areal semak dan areal terganggu di hutan, jenis kayu ini kurang dapat bersaing dengan alang- alang tinggi dan rumput Pennisetum. Wulandari 2008.

2.4 Perekat Phenol Formaldehyde PF

Phenol-Formaldehid adalah suatu produk polikondensasi berupa phenolik resin yang terbentuk dari reaksi antara phenol dengan formaldehid Pizzy 1994. Phenol-Formaldehid dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu novolak yang bersifat thermoplastik dan resol yang bersifat thermosetting. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan oleh perbandingan molar phenol dan formaldehid, serta katalis atau kondisi yang terjadi selama berlangsungnya reaksi Ruhendi dan Hadi 1997. Novolak resin didapatkan dengan katalis asam, dengan keadaan kekurangan formaldehid. Novolak resin tidak memiliki gugus metilol yang reaktif dalam molekulnya, jadi tanpa agen pengeras resin ini tidak dapat berkondensasi dengan molekul novolak lain saat pemanasan. Untuk melengkapi proses resinifikasi, selanjutnya ditambahkan formaldehid agar terjadi ikatan silang dengan novolak resin. Resol didapatkan dari hasil proses katalis alkali dengan formadehid berlebih. Molekul resol memilliki gugus metilol yang reaktif. Pemanasan menyebabkan molekul resol yang reaktif berkondensasi membentuk molekul yang besar, tanpa penambahan agen pengeras Pizzy 1994. Phenol-Formaldehid tersedia dalam bentuk cair kental, warna merah kehitaman, bubuk, atau dalam bentuk lembaran kertas terisi film. Bentuk bubuk dimaksudkan untuk penyimpanan jangka panjang dan akan digunakan untuk membuat resin cair dengan cara mencampurkannya dengan air. Seperti yang telah dikemukakan, PF pertama kali muncul dalam bentuk lembaran. Bentuk lembaran menjadikan pekerjaan menjadi lebih bersih dan bagus digunakan untuk vinir yang rapuh dan vinir bentukan, walaupun biayanya mahal. Kualitas rekat dari PF sangat baik, perekatan yang tepat memberikan kekuatan yang tinggi dan daya tahan dibawah kondisi yang sulit saat pemakaian. Bidang rekat tahan terhadap air dingin dan air mendidih, tidak diserang oleh jamur, serangga, tahan terhadap bahan kimia, dan juga tahan terhadap suhu tinggi yang menyebabkan karbonisasi kayu. Kekurangan perekat Phenol-Formaldehid adalah garis rekatnya gelap, vinir berwarna terang akan mengalami perubahan warna, dan memerlukan perhatian yang lebih jika dibandingkan dengan perekat sintetis lainnya. Disamping itu, pekerja dapat mengalami iritasi kulit jika tidak menggunakan perlengkapan keamanan dan formulasi perekat akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bahkan setelah pengerasan Tsoumis 1991.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN