4.1.4 Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal merupakan perbandingan tebal rata-rata tebal yang diukur pada keempat sisi contoh uji OSB pada kondisi kering udara yang
pengukurannya setelah dilakukan perendaman dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam. Hasil pengujian pengembangan tebal OSB dapat dilihat pada Lampiran 4
dan Lampiran 5, sedangkan rata-ratanya dapat dilihat pada grafik yang disajikan
pada Gambar 5 dan 6. Gambar 5 Rata-rata nilai pengembangan tebal 2 jam OSB.
Ga mbar 6 Rata-rata nilai pengembangan tebal 24 jam OSB.
Nilai rata-rata pengembangan tebal OSB 2 jam hasil penelitian berkisar antara 9,39-32,35. Nilai rata-rata pengembangan tebal terendah 9,39
terdapat pada OSB 8PA25 kayu afrika dengan kadar perekat 8 dan tekanan kempa 25 kgcm², sedangkan nilai rata-rata pengembangan tebal tertinggi
32,35 terdapat pada OSB 6PA15 kayu afrika dengan kadar perekat 6 dan tekanan kempa 15 kgcm². Nilai rata-rata pengembangan tebal 24 jam hasil
penelitian berkisar 17,44-36,04. Nilai rata-rata pengembangan tebal terendah 17,44 terdapat pada OSB 8PC25 kayu campuran dengan kadar perekat 8
dan tekanan kempa 25 kgcm², sedangkan nilai rata-rata pengembangan tebal tertinggi 36,04 terdapat pada OSB 6PA15 kayu afrika dengan kadar perekat
6 dan tekanan kempa 15 kgcm². Hasil analisis keragaman dengan uji F menunjukkan bahwa pada
pengujian pengembangan tebal 2 jam, faktor tekanan kempa, jenis kayu, kadar perekat, interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu dan jenis kayu dengan
kadar perekat memberikan pengaruh nyata, sedangkan interaksi antara tekanan kempa dengan kadar perekat dan interaksi antar ketiganya memberikan pengaruh
yang tidak nyata. Pada pengembangan tebal 24 jam, faktor tekanan kempa dan kadar perekat memberikan pengaruh yang nyata, sedangkan faktor jenis kayu,
interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu, tekanan kempa dengan kadar perekat, jenis kayu dengan kadar perekat dan interaksi antar ketiganya
memberikan pengaruh yang tidak nyata. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pada pengembangan tebal 2
jam, menunjukkan untuk kadar perekat 6 dengan interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu memberikan nilai rata-rata pengembangan tebal tertinggi
32,35 terdapat pada OSB kayu afrika dengan tekanan kempa 15 kgcm² memberikan pengaruh yang nyata terhadap OSB kayu lainnya. Untuk kadar
perekat 8 dengan interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu memberikan nilai rata-rata pengembangan tebal tertinggi 16,87 terdapat pada OSB kayu
afrika dengan tekanan kempa 15 kgcm² memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap OSB kayu campuran dengan tekanan kempa 15 kgcm², sedangkan pada
OSB kayu lainnya memberikan pengaruh yang nyata. Sedangkan untuk faktor
interaksi antara kadar perekat dengan jenis kayu untuk tekanan kempa 15 kgcm² memberikan nilai rata-rata pengembangan tebal tertinggi 32,35 terdapat pada
OSB kayu afrika dengan kadar perekat 6 memberikan pengaruh yang nyata terhadap OSB kayu lainnya. Untuk tekanan kempa 25 kgcm² dengan interaksi
antara kadar perekat dengan jenis kayu memberikan nilai rata-rata pengembangan tebal tertinggi 17,96 terdapat pada OSB kayu afrika dengan kadar perekat 6
memberikan pengaruh nyata terhadap OSB kayu lainnya. Pada pengembangan tebal 24 jam menunjukkan faktor tekanan kempa dan kadar perekat memberikan
pengaruh yang nyata, sedangkan faktor jenis kayu, interaksi antara tekanan kempa dengan jenis kayu, tekanan kempa dengan kadar perekat, jenis kayu dengan kadar
perekat dan interaksi antar ketiganya memberikan pengaruh yang tidak nyata, namun tetap jenis OSB kayu afrika yang memiliki nilai pengembangan tebal yang
tertinggi. Tingginya pengembangan tebal pada OSB selain karena pengaruh
penyerapan air, dipengaruhi juga oleh kerapatan OSB dan kerapatan kayu asalnya. Kerapatan OSB yang rendah akan memudahkan air untuk masuk ke dalam celah-
celah antar strand. Demikian juga kerapatan kayu yang rendah, apalagi setelah melalui pengempaan, apabila direndam dalam air maka akan terjadi
pengembangan tebal yang tinggi akibat internal stress yang ditimbulkan Nuryawan 2007. Selain itu juga, semakin rendah kerapatan kayu asalnya,
semakin banyak juga volume strand yang diperlukan untuk membuat papan OSB. Hal ini berpengaruh terhadap proses perekatan karena semakin banyak strand
kayu, distribusi perekat menjadi berkurang. Dilihat dari trend pengembangan tebal pada Gambar 5 dan 6, dapat dilihat
pengembangan tebal kayu afrika lebih tinggi dibandingkan kayu lainnya. Selain itu juga kadar perekat, hampir semua papan dengan kadar 8 memberikan
pengembangan tebal yang lebih kecil dibandingkan dengan papan OSB dengan kadar perekat 6. Begitu pun dengan tekanan kempa, hampir semua papan OSB
dengan tekanan kempa 25 kgcm² memberikan pengembangan tebal yang lebih kecil dibandingkan papan OSB dengan tekanan kempa 15 kgcm². Sama halnya
dengan pengaruh beda tekanan kempa pada daya serap air, bahwa OSB yang diberi perlakuan pengempaan 25 kgcm² memiliki nilai pengembangan tebal yang
lebih rendah dibandingkan dengan OSB dengan pengempaan 15 kgcm², hal ini karena pada saat diberikan tekanan kempa yang lebih besar maka OSB yang
dihasilkan semakin padat dan rapat, sehingga sehingga pengembangan tebal OSB dengan tekanan kempa 25 kgcm² yang dihasilkan semakin rendah.
Papan OSB yang dibuat kebanyakan tidak memenuhi standar CSA 0437.0 Grade O-2 yang mensyaratkan pengembangan tebal OSB 15, hanya papan
pada pengembangan tebal 2 jam pada OSB 6PM15 kayu campuran dengan perekat 6 dan tekanan kempa 15 kgcm², 6PM25 kayu mangium dengan
perekat 6 dan tekanan kempa 25 kgcm², 6PC25 kayu campuran dengan perekat 6 dan tekanan kempa 25 kgcm², 8PA25 kayu afrika dengan perekat
8 dan tekanan kempa 25 kgcm², 8PM15 kayu mangium dengan perekat 8 dan tekanan kempa 15 kgcm², 8PM25 kayu mangium dengan perekat 8 dan
tekanan kempa 25 kgcm², 8PC15 kayu campuran dengan perekat 8 dan tekanan kempa 15 kgcm² dan 8PC25 kayu campuran dengan perekat 8 dan
tekanan kempa 25 kgcm².
4.2 Sifat Mekanis Oriented Strand Board OSB