menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu lapis yang menggunakan perekat MF 10,54 10,18 dan UF 9,54 10,10.
Berdasarkan standar JAS 2003 yang mensyaratkan bahwa standar kadar air kayu lapis maksimal 14, maka nilai kadar air kayu lapis yang dihasilkan dari
ketiga jenis kayu dengan tipe perekat UF dan MF sudah memenuhi standar, sedangkan kadar air kayu lapis untuk ketiga jenis kayu dengan tipe perekat PF
tidak memenuhi standar. Hal ini dikarenakan kekentalan perekat PF lebih tinggi dibandingkan perekat UF dan MF yang menyebabkan penyebaran perekat tidak
merata sehingga menimbulkan rongga-rongga kosong yang mempermudah penyerapan air.
4.2 Sifat Mekanis Kayu Lapis
4.2.1 Keteguhan Rekat
Keteguhan rekat merupakan keteguhan tarik tegak lurus permukaan kayu lapis. Menurut Massijaya et al. 2000 keteguhan rekat merupakan ukuran tunggal
terbaik tentang kualitas pembuatan suatu papan dan merupakan contoh uji pengendalian kualitas yang penting karena menunjukkan kualitas pencampuran,
pembentukan, dan proses pengempaan. Sifat keteguhan rekat akan semakin sempurna dengan bertambahnya jumlah perekat yang digunakan dalam proses
pembuatan papan partikel Bowyer et al. 2003.
4.2.1.1 Keteguhan Rekat Kayu Lapis pada Uji Kering Sejajar Serat
Nilai keteguhan rekat kayu lapis pada uji kering sejajar serat berdasarkan hasil penelitian berkisar antara 13,64 kgfcm
2
– 25,46 kgfcm
2
. Hasil analisis sidik ragam keteguhan rekat kayu lapis pada uji kering sejajar serat menunjukkan
bahwa tidak terdapat interaksi antara jenis kayu dan jenis perekat yang berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan rekat kayu lapis yang dihasilkan.
Namun, setiap faktor jenis kayu dan jenis perekat berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan rekat kayu lapis yang dihasilkan Lampiran 5.
Histogram nilai rata-rata keteguhan rekat kayu lapis pada uji kering sejajar serat disajikan pada
Gambar 6, sedangkan data lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Gambar 6 Histogram nilai rata-rata keteguhan rekat kayu lapis pada uji kering sejajar serat.
Hasil uji lanjut Duncan pada faktor jenis kayu menunjukkan bahwa keteguhan rekat kayu lapis menghasilkan nilai yang sama antara kayu lapis jenis
kemiri 17,61 kgfcm
2
dengan jenis dadap 16,37 kgfcm
2
dan berbeda nyata dengan kayu lapis jenis jengkol 21,64 kgfcm
2
, hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 5. Gambar 6 menunjukkan bahwa kayu lapis jenis jengkol menghasilkan
nilai keteguhan rekat kayu lapis yang lebih tinggi dibandingkan kayu lapis jenis kemiri dan dadap. Hal ini diduga kerapatan kayu lapis jenis jengkol lebih tinggi
dibandingkan kerapatan kayu lapis jenis kemiri dan dadap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kelly 1977 dalam Julijati 1996 yang mengemukakan bahwa
keteguhan rekat semakin meningkat dengan bertambahnya nilai kerapatan panil, kadar resin, waktu dan suhu kempa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Rosihan 2005 yang menunjukkan bahwa keteguhan tarik kayu lapis semakin meningkat dengan meningkatnya kerapatan panil. Nilai keteguhan tarik kayu lapis
jenis pinus 827,18 kgcm
2
dengan kerapatan 0,73 gcm
3
menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu lapis jenis mahoni 364,18 kgcm
2
dengan kerapatan 0,59 gcm
3
. Hasil uji lanjut Duncan pada faktor jenis perekat menunjukkan bahwa
keteguhan rekat kayu lapis menghasilkan nilai yang sama antara kayu lapis yang menggunakan jenis perekat PF 20,91 kgfcm
2
dengan MF 19,25 kgfcm
2
dan
berbeda nyata dengan kayu lapis yang menggunakan jenis perekat UF 15,46 kgfcm
2
. Gambar 6 menunjukkan bahwa semua kayu lapis yang menggunakan perekat PF menghasilkan nilai keteguhan rekat yang lebih tinggi dibandingkan
kayu lapis yang menggunakan perekat MF dan UF. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ruhendi et al. 2007 yang mengemukakan bahwa jenis perekat PF
memiliki kelebihan yaitu tahan terhadap perlakuan air, tahan terhadap kelembaban dan temperatur tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur, rayap dan mikro-organisme
serta tahan terhadap bahan kimia seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyulia 2011 yang menunjukkan bahwa
keteguhan rekat kayu lapis dengan tipe perekat PF 18,87 kgfcm
2
menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu lapis yang menggunakan
perekat MF 17,77 kgfcm
2
dan UF 13,87 kgfcm
2
. Berdasarkan standar JAS 2003 yang mensyaratkan keteguhan rekat kayu lapis minimal 8,24 kgfcm
2
, maka nilai keteguhan rekat untuk ketiga jenis kayu lapis dengan tipe masing-masing
perekat telah memenuhi standar.
4.2.1.2 Keteguhan Rekat Kayu Lapis pada Uji Basah Sejajar Serat