Kebanyakan jenis plywood, orientasi seratnya dari setiap lembaran saling tegak lurus satu sama lain. Pada umumnya kayu lapis dibuat dengan jumlah
lapisan ganjil, tetapi ada beberapa kayu lapis yang dibuat dengan jumlah lapisan genap seperti empat dan enam lapis. Jenis ini menghasilkan konsruksi panel
dengan stabilitas dimensi yang sangat baik, baik searah serat maupun tegak lurus serat Bowyer et al. 2003.
Sifat dan kinerja kayu lapis dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Faherty dan Williamson 1999 faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan kinerja kayu
lapis berasal dari komposisi kayu lapis itu sendiri, antara lain ketebalan lapisan, jumlah lapisan, jenis vinir dalam satu panel, orientasi lapisan, kualitas kelas vinir
dan jenis perekat. Kombinasi dari komposisi tersebut memungkinkan produsen untuk menyesuaikan produk sesuai tujuan penggunannya.
Jenis perekat yang digunakan untuk laminasi vinir mempengaruhi keawetan kayu lapis yang dihasilkan. Jenis perekat yang umum digunakan adalah
perekat resin fenolik. Perekat ini tahan terhadap air dan tidak akan terdegradasi oleh mikroorganisme. Resin fenolik dapat dimodifikasi dengan mencampurkan
sedikit air dan bahan lainnya untuk menghasilkan perekat yang lebih ekonomis akan tetapi tidak terlalu tahan terhadap air. Kayu lapis memiliki banyak
keuntungan dibanding kayu solid antara lain berat lebih ringan, kayu lapis lebih isolator dan memiliki konduktivitas termal yang lebih rendah dalam keadaan
kering. Kayu lapis bisa dilapisi dengan produk lain seperti logam untuk meningkatkan lapisan permukaan untuk aplikasi tertentu Faherty dan
Williamson 1999.
2.5 Perekat Adhesive
Perekat adhesive adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Perekat biasanya digunakan
pada industri kayu, plastik, kertas serta kulit. Selain itu penggunaan perekat dapat ditemukan pada bahan bangunan, kemasan pangan, tekstil dan perkapalan Dewi
2008. Menurut Sutigno 2000 dalam Irmon 2005 perekat adalah suatu bahan yang
dapat menahan dua buah benda berdasarkan ikatan permukaan. Banyak bahan
yang dapat menahan dua buah benda tetapi bukan berdasarkan ikatan permukaan, seperti tali, paku, pasak dan baut. Bahan seperti ini tidak termasuk perekat. Dasar
dari perekatan adalah prinsip kohesi dan adhesi dari partikel bahan yang saling berhubungan, adanya gaya tersebut menyebabkan terjadi interaksi molekul, atom
maupun ion-ion dari kedua permukaan. Ikatan permukaan ini dapat terjadi karena, masuknya cairan perekat ke dalam pori benda yang direkat kemudian mengeras
perekatan mekanis dan gaya tarik antara molekul perekat dengan molekul benda yang direkat perekatan spesifik. Perekat yang umum digunakan antara lain
Urea Formaldehida, Melamin Formaldehida dan Phenol Formaldehida. A.
Urea Formaldehida Urea formaldehida merupakan hasil kondensasi dari urea dan
formaldehida dengan perbandingan molar 1:1,5-2. Urea formaldehida ini larut dalam air dan proses pengerasannya akan terbentuk pola ikatan jaringan cross-
link. Urea formaldehida akan cepat mengeras dengan naiknya temperatur danatau turunnya pH Ruhendi et al. 2007, sedangkan Pizzi 1994 mengatakan
bahwa urea formaldehida UF resin adalah perekat yang sangat penting dan banyak digunakan dibandingkan dengan perekat amoniresin. Resin UF merupakan
hasil kondensasi polimer dari reaksi formaldehida dengan urea. Urea Formaldehida adalah salah satu contoh polimer yang merupakan
hasil kondensasi urea dengan formaldehida. Polimer jenis ini banyak digunakan di industri untuk berbagai tujuan seperti bahan adhesive papan fiber, plywood dan
laminasi. Urea formaldehida merupakan resin thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam suasana basa seperti amoniak atau
piridin. Resin ini memiliki sifat tensile-strength dan hardness permukaan yang tinggi serta absorpsi air yang rendah Anonim 2010.
Keuntungan dari perekat UF adalah larut dalam air sehingga dalam pembuatannya dapat dalam jumlah yang banyak dan relatif murah, dapat
dicampur perekat melamin formaldehida agar kualitas perekatnya lebih baik, tidak mudah terbakar, sifat termal yang baik, berwarna putih sehingga tidak
memberikan warna gelap pada waktu penggunaannya, dan mudah beradaptasi dalam berbagai kondisi Pizzi 1994. Kekurangan urea formaldehida yaitu kurang
tahan terhadap pengaruh asam dan basa serta penggunaannya terbatas untuk interior saja Ruhendi et al. 2007.
B. Melamin Formaldehida
Melamin formaldehida MF adalah salah satu jenis perekat yang banyak digunakan untuk panel eksterior dan untuk menyiapkan lapisan permukaan yang
biasa disebut paper laminates dan overlays. Karakteristik yang membedakan perekat MF dan UF adalah perekat MF sangat tahan terhadap serangan air
sehingga harganya lebih mahal. MF resin digunakan sebagai perekat kayu lapis untuk eksterior dan semi eksterior sesuai dengan grade plywood. Penggunaan
perekat MF hampir sama dengan perekat UF hanya saja perekat MF lebih tahan terhadap serangan air. Selain itu, resin MF dapat digunakan untuk impregnasi
kertas Pizzi 1994. Karakteristik dari melamin formaldehida yaitu berwarna putih dan lebih
tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan perekat UF. Perekat ini memiliki ketahanan terhadap cuaca yang hampir setara dengan perekat phenol formaldehida
atau resorsinol formaldehid. Perekat MF relatif lebih mahal dibandingkan perekat UF dan membutuhkan suhu lebih dari 240 °F agar dapat mengeras atau sebelum
digunakan. Perekat ini lebih sering digunakan untuk plywood eksterior dan semi- eksterior dan untuk finger joint Koch 1972.
Menurut Ruhendi et al. 2007 kelebihan melamin formaldehida adalah cukup tahan terhadap serangan air panas, yakni dapat direbus dalam air selama
tiga jam, stabilitas terhadap panasnya tinggi, dapat mengeras pada suhu yang sangat rendah serta dapat digunakan untuk impregnasi. Kekurangan melamin
formaldehida adalah harganya relatif lebih mahal dibanding urea formaldehida. C.
Phenol Formaldehida Phenol formaldehida merupakan hasil kondensasi formaldehida dengan
monohidrik phenol, termasuk phenol itu sendiri, kresol dan xylenol. Phenol formaldehida ini dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu resol yang bersifat
thermosetting dan novolak yang bersifat thermoplastic Ruhendi et al. 2007. Menurut Vick 1999 dalam Herawati dan Massijaya 2006 perekat PF
dipasarkan dalam tiga bentuk dasar yaitu : cairan, serbuk atau film. Perekat PF
memiliki garis rekat berwarna merah gelap dan matang dalam kempa panas pada suhu 120 °C - 150 °C. Perekat PF memiliki kekuatan basah dan kering tinggi,
sangat tahan terhadap air dan udara lembab serta lebih tahan dibandingkan kayu terhadap suhu tinggi.
Phenol Formaldehida resin juga disebut resin fenolik yang merupakan salah satu dari sejumlah resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan fenol
dengan formaldehida. Phenol formaldehida umumnya digunakan sebagai perekat kayu lapis dan produk kayu struktural. Phenol formaldehida sangat baik
digunakan sebagai perekat kayu lapis dan papan partikel karena membentuk ikatan kimia dengan phenol seperti lignin komponen kayu. Produk kayu yang
menggunakan perekat phenol formaldehida umumnya digunakan untuk eksterior karena memiliki ketahanan kelembaban yang sangat baik dan tahan terhadap
panas Anonim 2010. Menurut Ruhendi et al. 2007 kelebihan phenol formaldehida yaitu tahan
terhadap perlakuan air, tahan terhadap kelembaban dan temperatur tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur, rayap dan mikro-organisme serta tahan terhadap bahan
kimia, seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu. Kelemahan phenol formaldehida yaitu memberikan warna gelap, kadar air kayu harus lebih rendah
daripada perekat urea-formaldehida atau perekat lainnya serta garis perekatan yang relatif tebal dan mudah patah.
2.6 Kadar Air Kayu Lapis