Kayu Lapis Plywood TINJAUAN PUSTAKA

kayu teras berwarna merah muda sedikit keputihan dapat dibedakan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih, kuning sampai coklat pucat. Arah serat lurus dengan sedikit berpadu atau bergelombang dengan tekstur agak kasar tapi rata dan memiliki tingkat kekerasan sangat lunak sampai agak keras. Tumbuhan jengkol merupakan pohon dibagian barat Nusantara, tingginya 26 m dan dibudidayakan secara umum oleh penduduk di Jawa dan Sumatera dan dibeberapa daerah tumbuh menjadi liar. Tumbuh paling baik di daerah dengan musim kemarau yang sedang dan tidak tahan terhadap musim kemarau yang panjang. Tumbuhan jengkol tersebar dibeberapa daerah antara lain Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi Utara. Kayu jengkol termasuk ke dalam kelas kuat II-III dan kelas awet IV-V dengan berat jenis 0,47 berkisar 0,41 – 0,60. Kayu jengkol dapat digunakan untuk konstruksi ringan, papan sambung interior, furniture, lemari, kapal, dayung, perabot rumah tangga, pegangan pisau, sarung senjata, kotak dan peti mati, dapat juga digunakan sebagai kayu bakar Damayanti dan Mandang 2007. Pohon jengkol merupakan tumbuhan asli Indonesia yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1000 mdpl. Umumnya dijumpai di daerah terbuka atau sedikit ternaungi, lahan yang kurang terawat pada tanah-tanah liat, lempung maupun yang berbatu dengan drainase yang baik. Dijumpai juga diatas daerah kering, tetapi jenis ini tidak tahan terhadap kekeringan yang drastis. Pohon jengkol dapat mencapai tinggi 26 meter dengan diameter 40 cm. Batangnya tidak berbanir, tumbuhnya tegak lurus dengan bebas cabang lebih dari 3 m dari permukaan tanah Sutarmaji 2005.

2.4 Kayu Lapis Plywood

Hing 1992 mendefinisikan kayu lapis adalah sebuah papan tiruan yang terbuat dari lembaran-lembaran tipis atau vinir kayu yang terdiri dari tiga lapis atau lebih dimana setiap lapisan ditumpuk dan direkatkan satu sama lain dengan arah serat berlawanan atau tegak lurus. Namun, menurut Bowyer et al. 2003 kayu lapis merupakan sebuah produk panel dari lembaran vinir yang direkatkan bersama-sama sehingga arah seratnya tegak lurus dari beberapa vinir kayu dan sejajar atau searah panel. Kebanyakan jenis plywood, orientasi seratnya dari setiap lembaran saling tegak lurus satu sama lain. Pada umumnya kayu lapis dibuat dengan jumlah lapisan ganjil, tetapi ada beberapa kayu lapis yang dibuat dengan jumlah lapisan genap seperti empat dan enam lapis. Jenis ini menghasilkan konsruksi panel dengan stabilitas dimensi yang sangat baik, baik searah serat maupun tegak lurus serat Bowyer et al. 2003. Sifat dan kinerja kayu lapis dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Faherty dan Williamson 1999 faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan kinerja kayu lapis berasal dari komposisi kayu lapis itu sendiri, antara lain ketebalan lapisan, jumlah lapisan, jenis vinir dalam satu panel, orientasi lapisan, kualitas kelas vinir dan jenis perekat. Kombinasi dari komposisi tersebut memungkinkan produsen untuk menyesuaikan produk sesuai tujuan penggunannya. Jenis perekat yang digunakan untuk laminasi vinir mempengaruhi keawetan kayu lapis yang dihasilkan. Jenis perekat yang umum digunakan adalah perekat resin fenolik. Perekat ini tahan terhadap air dan tidak akan terdegradasi oleh mikroorganisme. Resin fenolik dapat dimodifikasi dengan mencampurkan sedikit air dan bahan lainnya untuk menghasilkan perekat yang lebih ekonomis akan tetapi tidak terlalu tahan terhadap air. Kayu lapis memiliki banyak keuntungan dibanding kayu solid antara lain berat lebih ringan, kayu lapis lebih isolator dan memiliki konduktivitas termal yang lebih rendah dalam keadaan kering. Kayu lapis bisa dilapisi dengan produk lain seperti logam untuk meningkatkan lapisan permukaan untuk aplikasi tertentu Faherty dan Williamson 1999.

2.5 Perekat Adhesive