38
cenderung enggan melaut karena jumlah ikan yang berkurang akibat naiknya suhu permukaan air laut.
4.2.4. Pola musim penangkapan
Analisis pola musim penangkapan bertujuan untuk melihat musim atau waktu penangkapan ikan tembang yang tepat, sehingga dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam operasi penangkapan ikan. Indeks musim penangkapan ikan tembang dihitung dengan memakai data tangkapan per satuan upaya bulanan ikan
tembang dari Teluk Banten yang didaratkan di PPP Karangantu. Data bulanan tersebut kemudian diurutkan dari tahun 2001 sampai 2009 kemudian dihitung
menggunakan metode rata-rata bergerak dan setelah itu dilakukan perhitungan dengan prosedur yang berlaku.
Kriteria yang dipakai untuk menentukan musim penangkapan ikan tembang adalah jika nilai Indeks Musim Penangkapan IMP lebih besar dari 100,
sedangkan jika nilai kurang dari 100 maka bukan musim penangkapan ikan. Nilai IMP juga mengindikasikan kehadiran ikan di perairan tersebut. Jika nilai IMP lebih
dari 100 maka kehadiran ikan di perairan tersebut cukup melimpah dibandin kondisi normal. Apabila nilai IMP dibawah 100 maka jumlah ikan dibawah
kondisi normal. Selain musim penangkapan, dapat diketahui pula musim paceklik. Musim paceklik ditentukan apabila nilai IMP kurang dari 50 . Berdasarkan
Gambar 11, musim penangkapan ikan tembang adalah pada bulan Januari, April, Juni, Oktober, dan Desember dengan nilai IMP masing-masing 111,91, 113,82,
106,96, dan 107,86. Selain bulan-bulan tersebut diduga bukan merupakan musim penangkapan ikan tembang karena nilai IMP yang dibawah 100, yaitu pada
bulan Februari, Maret, Mei, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November. Sementara untuk musim paceklik tidak ada karena tidak terdapat nilai IMP yang
dibawah 50. Menurut Nontji 2007, angin yang berhembus di perairan Indonesia terutama
adalah angin musim monsoon yang dalam setahun terjadi dua kali pembalikan arah yang mantap masing-masing disebut angin musim barat dan musim timur,
sedangkan diantara dua kali perubahan musim tersebut terdapat juga dua kali musim
39
peralihan yaitu musim peralihan Barat-Timur dan musim peralihan Timur-Barat. Bulan-bulan Desember, Januari, dan Februari adalah musim angin di belahan bumi
bagian utara dan musim panas di belahan bumi bagian selatan. Pada saat itu terjadilah pusat tekanan tinggi di atas daratan Asia dan pusat tekanan rendah di atas
daratan Australia. Keadaan ini menyebabkan angin berembus dari Asia menuju Australia, yang di Indonesia umumnya dikenal sebagai Angin Musim Barat West
Monsoon. Sebaliknya pada bulan-bulan Juli hingga Agustus , terjadi pusat tekanan tinggi di atas daratan Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia hingga
di Indonesia berhembuslah Angin Musim Timur East Monsoon. Dalam bulan Maret, angin barat masih berhembus tetapi kecepatannya berkurang. Dalam bulan
April dan Mei arah angin sudah tidak menentu dan periode ini dikenal sebagai musim pancaroba. Demikian pula yang terjadi dalam bulan Oktober dan November
arah angin tidak menentu dan periode ini dikenal sebagai musim pancaroba akhir tahun.
Apabila dikaitkan dengan musim perairan di Indonesia, maka musim penangkapan ikan tembang di Teluk Banten terjadi di ke empat musim angin, yaitu
musim Barat, musim Timur, musim peralihan Barat – Timur, dan musim peralihan
Timur – Barat. Pada musim Barat musim penangkapan ikan tembang terjadi di bulan
Februari, musim Timur : Juli dan Agustus, musim peralihan Barat - Timur : Maret dan Mei, dan musim peralihan Timur
– Barat : September, Oktober, dan November.
4.2.5. Bioekonomi