35
4.2. Pembahasan 4.2.1. Hasil tangkapan
Pelabuhan perikanan pantai Karangantu merupakan pelabuhan perikanan yang setiap hari memproduksi bermacam jenis ikan yang berasal dari Teluk Banten.
Sumberdaya ikan yang berasal dari Teluk Banten meliputi ikan-ikan pelagis kecil, besar, ikan karang, cumi-cumi, udang, dan rajungan. Akan tetapi, hasil tangkapan
dominan di pelabuhan ini didominasi oleh ikan pelagis kecil seperti teri, tembang, dan peperek.
Produksi tahunan ikan tembang di PPP Karangantu menunjukkan fluktuasi di setiap tahunnya yang ditangkap menggunakan alat tangkap bagan. Berdasarkan
Gambar 6, terdapat penurunan hasil tangkapan dari tahun 2001 sampai 2003, sedangkan dari tahun 2003 sampai 2008 cenderung mengalami peningkatan bahkan
melebihi nilai pada tahun 2001. Penurunan produksi ikan tembang ini disebabkan oleh kelimpahan sumberdaya ikan tembang yang sedang menurun akibat dari
penangkapan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 dan 2002. Sementara peningkatan yang terjadi setelah tahun 2003 dikarenakan
sumberdaya tersebut sudah mulai pulih sehingga produksi ikan tembang meningkat. Peningkatan hasil tangkapan ini juga dapat disebabkan oleh upaya penangkapan
yang meningkat sehingga daerah penangkapan pun meluas. Widodo Suadi 2006 mengemukakan laju produksi production rate sangat bervariasi disebabkan oleh
fluktuasi lingkungan, pemangsaan dan berbagai interaksi dengan populasi lain. Pada umumnya, produksi menurun pada tingkat ukuran populasi rendah maupun tinggi.
Biomassa dapat menurun selagi jumlah upaya penangkapan meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa ada suatu keterkaitan antara rata-rata produksi dan upaya
penangkapan.
4.2.2. Upaya penangkapan
Ikan tembang di PPP Karangantu merupakan target utama dari nelayan bagan. Ukuran mata jaring yang digunakan adalah 0,3 cm. Ukuran mata jaring yang kecil
ini menyebabkan hasil tangkapan seperti ikan teri ikut tertangkap. Dalam hal ini ikan teri juga merupakan target utama bagi para nelayan. Ikan tembang di Teluk
36
Banten ditangkap dengan bagan tancap. Hasil tangkapan dari bagan tancap yang tersebar di Teluk Banten diambil menggunakan perahu motor yang berkekuatan
kurang dari 5 GT dengan operasi penangkapan selama satu hari. Upaya penangkapan ikan di PPP Karangantu setiap harinya dicatat dalam satuan trip
perjalanan. Dari Gambar 9, upaya penangkapan ikan tembang mengalami peningkatan dan
penurunan dari tahun 2001 sampai 2009. Peningkatan terjadi di tahun 2001 sampai 2003 menjadi 3.019 trip, kemudian kembali menurun di tahun 2006 menjadi 1.106
trip. Setelah itu upaya penangkapan kembali meningkat mencapai 3.992 trip di tahun 2009. Peningkatan ataupun penurunanyang terjadi dari tahun 2001 sampai 2009
disebabkan oleh hal yang beragam seperti faktor lingkungan dan ekonomi. Faktor lingkungan dapat berarti cuaca atau musim yang mempengaruhi operasi
penangkapan ikan sementara faktor ekonomi merupakan kecenderungan nelayan dalam memperhitungkan untung ruginya dalam melakukan operasi penangkapan
ikan, sehingga upaya penangkapan dapat berfluktuasi tiap tahunnya. Menurut Widodo dan Suadi 2006, alat tangkap bagan yang termasuk dalam klasifikasi
jaring angkat memiliki kekuatan menangkap secara relatif kurang dipengaruhi oleh karateristik kapal, meskipun perhatian harus diberikan pada jumlah alat tangkap
yang secara simultan dapat dioperasikan dari suatu kapal yakni, menyatakan CPUE sehingga hasil tangkapan per jaring, bukan per perahu. Efisiensi pencarian dapat
sangat berpengaruh dalam menentukan kekuatan menangkap. Apabila dibandingkan hasil tangkapan ikan tembang Gambar 6 dengan
upaya penangkapannya Gambar 9, maka dapat dilihat fluktuasinya cenderung sama-sama meningkat dari tahun 2001 sampai 2009. Namun terdapat perbedaan
seperti pada tahun 2003 dimana hasil tangkapan menurun hingga mencapai nilai terendah 68,38 ton, sementara upaya penangkapan yang cenderung meningkat
dengan jumlah 3.019 trip. Hubungan yang berbanding terbalik antara tangkapan dan upaya pada tahun tersebut dikarenakan selama peningkatan upaya penangkapan
menyebabkan menurunnya produksi ikan sehingga kelimpahannya di perairan pun berkurang. Namun setelah tahun 2003 produksi cenderung meningkat, hal ini
37
disebabkan ikan tembang telah mengalami pemulihan sehingga produksinya pun meningkat.
4.2.3. Tangkapan per satuan upaya