Tangkapan per satuan upaya

37 disebabkan ikan tembang telah mengalami pemulihan sehingga produksinya pun meningkat.

4.2.3. Tangkapan per satuan upaya

Tangkapan per satuan upaya TPSU dapat menggambarkan suatu kelimpahan ikan di suatu wilayah. Menurut Widodo Suadi 2006, kecenderungan kelimpahan relatif selang beberapa tahun sering dapat diukur dengan menggunakan data hasil tangkapan per satuan upaya atau catch per unit effort cpue yang diperoleh dari suatu perikanan atau dari penelitian penarikan contoh research sampling. Maka karena itu kelimpahan dalam suatu area dapat digambarkan melalui trend cpue, namun dalam hal tertentu cpue bukan ukuran yang sahih bagi kelimpahan. Dari Gambar 8, dapat dilihat bahwa TPSU ikan tembang tiap tahunnya memiliki fluktuasi yang berbeda-beda. Nilai TPSU tertinggi berada di bulan Januari tahun 2009 sebesar 0,45 ton per tahun, sedangkan nilai terendah berada pada bulan Mei 2003 sebesar 0,0043 per tahun. Fluktuasi yang terjadi pada TPSU ikan tembang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan dan kelimpahan ikan. Berdasarkan nilai TPSU tahunan terjadi peningkatan mulai dari tahun 2003 sampai 2006. Hal ini menggambarkan pada masa tersebut kelimpahan ikan tembang cukup banyak serta merupakan musim penangkapan yang baik bagi nelayan, sehingga mendorong banyak nelayan untuk melaut. Widodo Suadi 2006 menyatakan semakin banyak ikan di suatu area semakin banyak suatu unit alat tangkap dapat menangkap per jam, paling tidak bila data TPSU dirata-ratakan selama musim penangkapan atau per tahun. Oleh karena itu kelimpaha ikan yang banyak di suatu perairan akan mendorong nelayan untuk melaut sehingga produksi akan semakin meningkat. Nilai TPSU yang rendah pada tahun 2003 disebabkan kelimpahan ikan yang cenderung menurun karena sudah ditangkap pada tahun-tahun terdahulu. Hal ini dapat dilihat pada upaya penangkapan ikan tembang Gambar 9 dimana tahun 2001 sampai 2003 upaya penangkapan meningkat sehingga menyebabkan produktivitas menurun. Selain itu, kecilnya nilai TPSU di tahun 2003 dapat disebabkan oleh fenomena La-Nina yang terjadi tahun 2002 mengikuti El-Nino yang terjadi di perairan Indonesia di tahun 2003. Pada kondisi tersebut, nelayan 38 cenderung enggan melaut karena jumlah ikan yang berkurang akibat naiknya suhu permukaan air laut.

4.2.4. Pola musim penangkapan