Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

2.10. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan perdagangan sektor manufaktur di Indonesia tidak terlepas dari kontribusi peran subsektor tekstil dan produk tekstil yang masih sangat berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan produk dari sektor tekstil yang dirasa masih cukup signifikan dalam hal permintaan dan penawaran melihat dari erat kaitannya terhadap kebutuhan sandang seseorang. Disamping untuk kebutuhan sandang, beberapa sektor manufaktur lainnya ternyata juga masih membutuhkan produk dari tekstil itu sendiri. Melihat dari sisi permintaan dan penawaran produk tekstil ini tak lepas kaitannya dengan pergerakan nilai tukar, suku bunga, dan inflasi suatu negara yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap angka PDB yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Melihat dari grafis diatas yang berupa kerangka pemikiran, menggambarkan alur darri hubungan keterkaitan antara volume ekspor tekstil dengan melihat ke beberapa faktor penentunya. Jika kita melihat dari peran suku bunga, nilai tukar, dan inflasi dalam mempengaruhi volume ekspor tekstil Indonesia, kenaikan suku bungan yang terjadi di Indonesia akan berpotensi terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dengan terapresiasinya mata uang rupiah maka, pihak asing akan merasa bahwa harga dari nilai impor tekstil cukup tinggi. Dengan harga yang cukup tinggi ini, pihak importir akan mengurangi volume ekspor tekstil dari Indonesia. Begitu juga sebaliknya, terdepresiasinya nilai tukar rupiah akan membuat pihak importir meningkatkan volume ekspor tekstil dari Indonesia dikarenakan harga dari nilai impor tekstil dari Indonesia dirasa cukup rendah. Dari keadaan tersebut cukup jelas bahwa perbedaan tingkat volume ekspor tekstil di Indonesia dipengaruhi dari tingkat daya beli negara importir, yaitu dilihat dari faktor suku bunga dan nilai tukar. Tingkat inflasi suatu negara pada dasarnya mampu mempengaruhi tingkat volume ekspor tekstil Indonesia. Namun, tingkat inflasi ini lebih signifikan terlihat jelas di pasar domestik. Meningkatnya tingkat inflasi Indonesia yang diakibatkan nilai tukar rupiah yang melemah, akan menurunkan daya beli produk tekstil di pasar domestik yang secara tak langsung justru meningkatkan permintaan dan penawaran produk tekstil Indonesia di pasar internasional. Dari penjelasan diatas dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor seperti suku bunga, nilai tukar, dan inflasi jelas mempengaruhi perdagangan tekstil dilihat dari perbedaan tingkat volume ekspor tekstil itu sendiri. Adanya perbedaan volume ekspor tekstil Indonesia, secara langsung akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dari nilai PDB. Peningkatan volume ekspor tekstil Indonesia akan meningkatkan menandakan peningkatan permintaan sektor manufaktur yang nantinya akan meningkatkan nilai PDB Indonesia, dan begitu juga sebaliknya. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Keterangan : = Variabel yang di bahas Perdagangan Tekstil Domestik Internasional Ekspor textile Suku Bunga Nilai Tukar Inflasi Volume Ekspor Tekstil PDB Pertumbuhan Ekonomi Impor textile

2.11. Perkembangan Industri Tekstil di Indonesia