Inflasi Pengertian Ekspor - Impor

1. Suku bunga nominal, adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. 2. Suku bunga riil, adalah rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Dengan kata lain, suku bunga riil dapat diartikan sebagai selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya tingkat suku bunga di Indonesia adalah bahwa tingginya tingkat suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, kurangnya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa bank, dan laju inflasi yang tinggi mengakibatkan sulitnya menurunkan tingkat suku bunga.

2.5. Inflasi

Menurut Bodied dan Marcus 2001:331 inflasi merupakan suatu nilai dimana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecenderungan akan naiknya harga-harga barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang. Kenyes dalam “The General Theory of Employment, Interest and Money ” menyatakan bahwa inflasi disebabkan oleh gap antara kemampuan ekonomi masyarakat terhadap keinginan-keinginan atas barang-barang. Gap dalam hal ini diimplikasikan bahwa permintaan masyarakat lebih besar daripada jumlah ketersediaan dari barang-barang yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga barang tersebut yang kemudian dikenal dengan istilah inflationary gap . Menurut Kusnadi 1997:227, terdapat beberapa jenis inflasi, diantara lainnya adalah sebagai berikut : 1. Inflasi tingkat ringan, yaitu jenis inflasi yang dilihat dari tingkat inflasi dibawah 10 persen dalam setahun. 2. Inflasi tingkat sedang, yaitu jenis inflasi yang dilihat dari tingkat inflasi yang berada antara 10 sampai 30 persen dalam setahun. 3. Inflasi tingkat berat, yaitu jenis inflasi yang berada pada tingkat 30 sampai 100 persen dalam setahun. 4. Inflasi tingkat parah, yaitu jenis inflasi yang berada pada tingkat lebih dari 100 persen. Biasanya disebut dengan hiperinflasi.

2.6. Pengertian Ekspor - Impor

Ekspor memiliki pengertian sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain yang dilakukan secara legal, yakni dengan melakukan pengeluaran barang yang berasal dari dalam negeri untuk dikirim ke negara lain. Impor sendiri memiliki pengertian yang terbalik dengan ekspor, yakni proses transportasi barang atau komoditas dari satu negara ke negara lain yang dilakukan secara legal, yaitu dengan cara memasukkan barang dari negara lain ke dalam negeri. Kegiatan ekspor impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda perekonomian suatu negara. Dalam era perdagangan global sekarang ini, arus barang masuk dan keluar sangatlah cepat. Kegiatan ekspor dilakukan umumnya untuk mengendalikan nilai barang yang ada di dalam negeri. Jika di sebuah negara jumlah barang terlalu melimpah, akan mengakibatkan nilai barang tersebut jatuh, maka mengekspor barang tersebut ke negara lain perlu dilakukan untuk mengendalikan harga. Kegiatan impor sendiri bersifat terbalik, yakni dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang yang jumlahnya dirasakan kurang untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Selain itu juga, bertujuan untuk menjaga agar kelangkaan barang karena kurangnya kebutuhan yang ada tidak menyebabkan harga melonjak. Manfaat lain yang di dapat dari kegiatan ekspor impor adalah sebagai berikut : 1. Adanya devisa dalam kegiatan ekspor impor akan menambah pendapatan bagi suatu negara. 2. Dapat meningkatkan perekonomian rakyat. 3. Dapat mendorong berkembangnya kegiatan industri. 4. Memacu pertumbuhan ekonomi.

2.7. Pentingnya Perdagangan Internasional Bagi Perekonomian