Nilai Tukar TINJAUAN PUSTAKA

memperkirakan input dan outputnya. Adapun yang membuat berbeda dengan industri lainnya, yaitu bahwa industri garmen adalah industri yang padat karya, mencerminkan bahwa selama ini sistem komputerisasi tidak dapat menggantikan keahlian tenaga kerja manusia. Menjahit adalah contoh utama dimana proses ini tidak dapat diotomatiskan. Kekompakan dan kecepatan team sangat dibutuhkan, karena fleksibilitas yang tinggi diperlukan dalam melayani konsumen akhir yang sangat variatif. Melihat dari segmen pasar dunia yang saat ini dikuasai oleh negara maju, misalnya Perancis dan Italia untuk tekstil halus, sedangkan untuk tekstil kasar oleh China. Oleh sebab itu, Indonesia harus berusaha untuk memasuki kelas antara keduanya, dengan tujuan pasar utama adalah negara berkembang yang tinggi tingkat perekonomiannya.

2.3. Nilai Tukar

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya Salvatore, 1997. Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Sedangkan, penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah laju inflasi relatif, tingkat pendapatan relatif, suku bunga relatif, kontrol pemerintah, dan ekspektasi. Adapun beberapa sistem-sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, yaitu: 1. Fixed exchange rate system. Sistem nilai tukar yang ditahan secara bertahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensikan untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki. 2. Freely floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah. 3. Managed floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating system , tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange rate system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Perbedanya dengan freely floating exchange rate system adalah bahwa managed floating exchange rate system masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Menurut Krugman dan Obstfeld 2000:485, managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap. 4. Pegged exchange rate system. Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing. Dalam teori paritas daya beli atau purchasing power parity merupakan salah satu teori yang menjelaskan faktor determinan nilai tukar melalui perilaku eksportir dan importir dalam merespon perubahan biaya relatif atas beberapa pasar luar negeri relative cost of national market basket. Seperti contoh, jika harga barang impor naik sedangkan harga barang domestik tetap, maka barang impor akan relatif lebih mahal sehingga menurunkan permintaan. Kondisi seperti ini akan mendorong depresiasi mata uang asing atau apresiasi mata uang domestik. Perubahan tingkat harga relatif seperti ini akan mempengaruhi nilai tukar. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar baik jangka panjang maupun jangka pendek. Faktor yang mempengaruhi nilai tukar dalam jangka pendek lebih ditentukan oleh keputusan untuk menyimpan uang dalam bentuk asset, baik asset keuangan domestik maupun luar negeri. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi niali tukar dalam jangka pendek, yaitu : 1. Perubahan dalam tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dari deposito mata uang asing. 2. Perubahan tingkat suku bunga luar negeri. 3. Perubahan nilai tukar di masa yang akan datang expected future exchange rate . 4. Perubahan dalam tingkat pengembalian yang diharapkan dari deposito mata uang domestik. 5. Perubahan tingkat suku bunga domestik. 6. Peningkatan jumlah uang domestik yang beredar money supply. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dalam jangka pendek lebih menekan kearah mata uang itu sendiri. Seperti contoh, dalam faktor perubahan money supply , mengasumsikan bahwa jika money supply meningkat, maka harga domestik dalam jangka panjang juga akan meningkat dan tingkat pengembalian investasi luar negeri juga akan meningkat. Di sisi lain, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dalam jangka panjang adalah sebagai berikut : 1. Perilaku tingkat harga relatif. Mengasumsikan bahwa peningkatan harga terhadap barang-barang domestik akan menyebabkan terjadinya depresiasi mata uang domestik, begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan harga barang-barang domestik akan menyebabkan terjadinya apresiasi mata uang domestik. 2. Permintaan dan pengembangan produk. Mata uang domestik akan mengalami apresiasi sejalan dengan peningkatan permintaan barang-barang domestik, begitu juga sebaliknya, mata uang domestik akan mengalami depresiasi sejalan dengan peningkatan permintaan barang-barang impor. 3. Produktivitas. Produktifitas relatif suatu negara yang semakin produktif mencerminkan terjadinya apresiasi nilai tukar terhadap negara itu sendiri, sebaliknya semakin tidak produktif suatu negara relatif terhadap negara lain akan mengakibatkan depresiasi mata uang negara tersebut. 4. Restriksi perdagangan internasional kuota dan tarif. Penerapan tarif dan kuota akan mengakibatkan mata uang suatu negara terapresiasi dalam jangka panjang, sedangkan penghapusan tarif dan kuota akan menyebabkan mata uang suatu negara mengalami depresiasi. Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dalam jangka panjang diatas, lebih menekankan pada daya beli suatu negara terhadap barang- barang negara lain. Permintaan terhadap barang-barang domestik maupun luar negeri berpengaruh terhadap perubahan nilai tukar dalam jangka panjang apakah terapresiasi atau terdepresiasi tergantung dari faktor yang dihadapi negara itu sendiri. Beberapa faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai tukar adalah sebagai berikut : 1. Tingkat inflasi 2. Aktifitas neraca pembayaran 3. Perbedaan suku bunga antar negara 4. Aktivitas pasar valuta asing 5. Kebijakan moneter

2.4. Suku Bunga