Angin Spektrum Densitas Energi .1 Suhu Hasil Pengukuran CTD dan Termistor

pada kedalaman 125 m adalah 21-22 C, sedangkan pada Musim Timur kontur isoterm yang terdapat pada kedalaman 125 m adalah 15-16 C sehingga dalam rentang 1 tahun terdapat perbedaan yang besar antara nilai suhu maksimum dan minimum variabilitas tinggi. Tingginya fluktuasi suhu pada kedalaman 125 m juga ditemukan di perairan selatan Jawa bagian barat Farita et al., 2006. Pengaruh fluktuasi tahunan Angin Muson di perairan Senunu ternyata mencapai kedalaman 200 m. Fluktuasi antar-tahunan ditemukan pada periode 19 bulan variasi 1.5 tahun yang mengindikasikan pengaruh IODM Adisaputra, 2011 dan periode 47 bulan yang mengindikasikan pengaruh IODM, periode 29 bulan yang mengindikasikan pengaruh ENSO Farita et al., 2006. Fluktuasi intra-tahunan 7- 11 bulan ditemukan pada periode fluktuasi 7, 8 dan 9 bulan yang mengindikasikan pengaruh angin di Samudera Hindia bagian timur remote forcing yang mengubah periode fluktuasi tahunan di selatan Sumbawa menjadi 8 sampai 24 bulan Meyers, 1996.

4.2.2 Angin

Spektrum densitas energi angin hasil pengukuran dan angin hasil reanalisis disajikan masing-masing pada Gambar 17 dan 18 dan Tabel 11 dan 12. Spektrum densitas energi yang ditampilkan mencakup angin zonal timur- barat dan meridional utara-selatan. Energi signifikan angin zonal dan angin meridional terdapat pada periode fluktuasi 11.60-11.80 bulan variasi tahunan. Densitas energi angin zonal yang lebih tinggi mengindikasikan fluktuasi angin zonal lebih kuat daripada angin meridional. Terdapat perbedaan nilai densitas energi antara angin hasil pengukuran dan angin hasil reanalisis dimana nilai densitas energi angin zonal hasil reanalisis jauh lebih besar dibandingkan angin hasil pengukuran. Hal ini disebabkan angin hasil reanalisis dihitung berdasarkan hasil pengukuran angin di atas permukaan laut sedangkan angin hasil pengukuran diukur di stasiun yang terletak di darat sehingga pengaruh gesekan objek yang ada di darat mengurangi kecepatan angin. Nilai densitas energi komponen meridional angin hasil pengukuran dan hasil analisis tidak terlalu berbeda. a b Gambar 17 Spektrum densitas energi angin hasil pengukuran di perairan Senunu tahun 2000-2009. Zonal a; Meridional b. Tabel 11 Periode fluktuasi angin hasil pengukuran dengan spektrum energi yang signifikan di perairan Senunu tahun 2000-2009 Komponen angin Periode Bulan Spektrum energi signifikan ms 2 Keterangan Siklus per Bulan Zonal 11.80 202.19 variasi tahunan Meridional 11.80 80.63 variasi tahunan a b Gambar 18 Spektrum densitas energi angin hasil reanalisis di perairan Senunu tahun 2000-2009. Zonal a; Meridional b. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Periode Bulan 50 100 150 200 250 S pek tr um D ens it as E ner gi m s 2 s ik lus per bulan 50 100 150 200 250 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Periode Bulan 50 100 150 200 250 S pek tr um D ens it as E ner gi m s 2 s ik lus per bulan 50 100 150 200 250 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Periode Bulan 100 200 300 400 500 600 700 S pek tr al D ens it as E ner gi m s 2 s ik lus per bulan 100 200 300 400 500 600 700 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Periode Bulan 100 200 300 400 500 600 700 S pek tr al D ens it as E ner gi m s 2 s ik lus per bulan 100 200 300 400 500 600 700 Tabel 12 Periode fluktuasi angin hasil reanalisis dengan spektrum energi yang signifikan di perairan Senunu tahun 2000-2009 Komponen angin Periode Bulan Spektrum energi signifikan ms 2 Keterangan Siklus per Bulan Zonal 11.60 602.56 Variasi tahunan Meridional 11.60 73.62 Variasi tahunan Perairan selatan Sumbawa dominan dipengaruhi Angin Muson Tenggara yang lebih berorientasi timur-barat dan Angin Muson Barat Laut yang berorientasi barat-timur sehingga komponen zonal menjadi lebih kuat dibandingkan komponen zonal. Penelitian-penelitian di sepanjang selatan Jawa juga menunjukkan komponen zonal lebih kuat dibandingkan komponen meridional Farita et al., 2006; Tubalawony, 2007; Selowati, 2010; Adisaputra, 2011.

4.2.3 SOI dan DMI