Sirkulasi permukaan perairan selatan Sumbawa

2.2 Sirkulasi permukaan perairan selatan Sumbawa

Perairan selatan Sumbawa terletak di timur laut Samudera Hindia. Sirkulasi lapisan permukaan perairan ini sangat dipengaruhi oleh sistem angin muson dan angin pasat di sekitar katulistiwa serta massa air yang berasal dari sekitarnya, seperti Laut Timor, Laut Sawu, Selat Alas dan transpor dari pantai barat laut Australia. Menurut Wyrtki 1961, terdapat lima arus permukaan utama di daerah timur laut Samudera Hindia yang mempengaruhi pola sirkulasi permukaan perairan Indonesia terutama perairan pantai barat Sumatera dan Selatan Jawa-Sumbawa, yaitu pertama, Arus Katulistiwa Selatan South Equatorial Current. Arus ini terjadi sepanjang tahun sebagai respon terhadap pola Angin Pasat di daerah katulistiwa. Arus ini secara umum berorientasi ke arah barat dimana sirkulasi dan pola percabangannya permanen sepanjang tahun. Arus ini membentang dari sudut barat laut pantai Australia di timur hingga Madagaskar di barat antara 20 LS-10 LS. Kecepatan AKS sekitar 0.3 ms Tomczak dan Godfrey, 2001. AKS terutama disuplai oleh massa air dari selatan, Laut Timor dan dari barat laut Australia yang berasal dari upwelling dan South Indian Subtropical Gyre. Puncak kekuatan arus ini terjadi pada bulan Agustus. AKS berkembang dengan kuat sepanjang tahun dan batas utaranya hanya bervariasi antara 7 LS dan 10 Kedua, Arus Katulistiwa Utara North Equatorial Current. Arus ini dominan pada Januari sampai Maret pada saat puncak kekuatan Angin Muson Timur Laut. Arus sempit ini bergerak dengan kecepatan 0.5 – 0.8 ms dari dekat Sumatera dan Semenanjung Malaka ke selatan Sri Lanka, terus meluas ke arah barat laut dan selanjutnya ke arah barat daya pada posisi antara 2 LS. LS-5 LU dan 60 BT – 75 Keempat, Arus Muson Monsoon Current. Pada bulan Juli-September ketika Angin Muson Barat Daya mencapai puncak kekuatannya, seluruh daerah BT Tomzcak dan Godfrey, 2001; Wyrtki, 1961. Ketiga, Arus Sakal Katulistiwa Equatorial Counter Current. Arus ini terletak di sebelah selatan garis katulistiwa, bergerak ke timur, terletak diantara AKS dan AKU dan tetap ada sepanjang tahun, kecuali pada Januari-Maret saat ASK sangat bergeser ke selatan. Sebagian dari massa air Arus Sakal mengalir ke tenggara di sepanjang pantai barat Sumatera. Kecepatan ASK sekitar 0.5 – 0.8 ms dimana kecepatan di bagian barat lebih tinggi dibanding bagian timur. Pelemahan ini disebabkan kuatnya arus yang bergerak ke arah barat Tomzcak dan Godfrey, 2001. pada 5 LS didominasi oleh Arus Muson Barat Daya yang bergerak ke arah timur. Kecepatan Arus Muson Barat Daya sekitar 0.2 – 0.3 ms, kecuali di selatan dan tenggara Sri Lanka kecepatannya bisa mencapai 0.5 – 1.0 ms Tomzcak dan Godfrey, 2001. Pada daerah sekitar 8 Kelima, Arus Pantai Jawa Java Coastal Current. Pada Desember, ketika Angin Pasat Tenggara tidak lagi mencapai pantai Jawa, maka di pantai selatan Jawa berkembang APJ yang mengalir dengan kecepatan relatif tinggi ke timur hingga Pulau Sumba. Pada bulan Februari, merupakan puncak kekuatan APJ karena poros AKS telah bergeser ke selatan dan adanya tambahan dorongan Angin Muson Barat Laut. Ketika Angin Pasat Tenggara meluas ke arah utara dan dimulainya Angin Muson Tenggara di atas Laut Timor pada bulan April, maka AKS menguat kembali. Pada saat ini APJ melemah. Pada bulan Juni, ketika Angin Muson Tenggara mencapai puncaknya, poros APJ mendekat ke pantai Jawa dan kekuatannya telah jauh berkurang, namun masih bergerak ke timur di dekat pantai selatan Jawa. Menurut Purba 2009, selama periode Angin Muson Timur Laut dimana angin bertiup hampir sejajar garis pantai Jawa, maka AKS menekan APJ ke arah barat. LS AKS juga mengalir ke arah timur. Arus ini dipisahkan dari AM oleh zona berarus lemah yang bergerak ke arah timur. Setelah Oktober arus melemah akibat menguatnya Angin Muson Timur Laut. Transpor massa air Arlindo, Laut Timor, Laut Flores, Selat Lombok, Selat Ombai dan Selat Sumba terutama pada saat Angin Muson Tenggara seperti disajikan pada Tabel 1 juga mempengaruhi karakteristik dan dinamika massa air di selatan Sumbawa. Kekuatan angin sangat mempengaruhi besar transpor massa air Arlindo. Jika tanpa memperhitungkan kekuatan angin, maka transpor paling besar terdapat di selat-selat yang dilalui massa air Arlindo yaitu Selat Ombai, Selat Lombok dan Selat Sumba. Jika memperhitungkan kekuatan angin, maka transpor massa air yang besar terdapat pada perairan terbuka yang memungkinkan kekuatan angin mengintensifkan besaran transpor massa air Arlindo seperti di Laut Timor dan Laut Flores. Tabel 1 Total transpor massa air yang berasal dari Arlindo secara keseluruhan, laut dan selat di sekitar perairan selatan Sumbawa Burnett et al., 2003 Asal massa air Tanpa memperhitungkan angin Sv Dengan memperhitungkan angin Sv Arlindo 20.00 20.00 Laut Timor 5.08 14.75 Laut Flores 0.87 1.86 Selat Lombok 4.50 1.11 Selat Ombai 9.35 4.46 Selat Sumba 3.58 0.89

2.3 Suhu