kimia dan biologi. Suhu lapisan tercampur laut tropis umumnya hangat, variasi hariannya tinggi, densitasnya kecil, miskin zat hara, gradien perubahan kecil
sekali dan sifat fisika, kimia dan biologi di seluruh kolom lapisan tercampur relatif homogen. Lapisan termoklin merupakan lapisan yang mengalami perubahan
suhu yang relatif cepat, antara massa air hangat di atasnya dan massa air dingin di bawahnya. Umumnya diikuti dengan penurunan oksigen terlarut dan penaikan
yang cepat dari kadar zat hara. Massa air di bawah lapisan termoklin merupakan massa air yang relatif berat, dingin, kaya zat hara, gradien suhunya mulai
mengecil dari bagian bawah lapisan termoklin sampai ke dasar laut di bawahnya Wyrtki, 1961.
Lapisan termoklin penting dipelajari karena pergerakan massa air yang dipengaruhi oleh proses-proses regional dan global banyak terjadi pada lapisan
ini, seperti Arlindo Sprintall et al., 2009; Gordon et al., 1999, Arlindo dan kaitannya dengan ENSO Hautala et al., 1996; Ffield et al., 2000; Gordon et al.,
2003; Susanto et al., 2005; McClean et al., 2005, IODM Saji et al., 1999; Saji dan Yamagata, 2003 dan Gelombang Kelvin Sprintall et al., 2000. Untuk
mengetahui variabilitas termoklin di suatu perairan diperlukan data time series sebaran menegak suhu. Selain itu juga perlu dikaji proses-proses di laut yang
diduga mempengaruhi variabilitas suhu di lapisan termoklin, seperti ENSO, IODM dan Gelombang Kelvin.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah 1. Mengkaji karakter suhu air laut di perairan perairan Senunu, selatan
Sumbawa Barat. 2. Menganalisis variabilitas suhu di lapisan termoklin perairan perairan
Senunu dan proses-proses yang mempengaruhinya.
1.3 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karakter suhu dan variabilitas suhu di lapisan termoklin di perairan Senunu dipengaruhi oleh angin,
ENSO, IODM dan Gelombang Kelvin.
1.4 Kerangka Pendekatan Masalah
Untuk mengetahui karakter suhu di perairan Senunu dilakukan dengan mengkaji sebaran menegak dan temporal suhu periode tahun 2000-2009.
Stratifikasi vertikal suhu, kisaran suhu dan ketebalan masing-masing lapisan perairan dapat ditentukan melalui sebaran menegak suhu. Fluktuasi suhu
berdasarkan waktu ditentukan melalui sebaran temporal suhu. Dengan data time series yang panjang dapat terlihat pola fluktuasi suhu, perubahan ketebalan dan
kedalaman setiap lapisan perairan. Kaitan proses-proses di atmosfer dan lautan dengan fluktuasi suhu dapat terlihat secara visual dengan membandingkan
sebaran temporal suhu dengan angin, Southern Oscillation Index SOI dan Dipole Mode Index DMI.
Pola fluktuasi suhu dan kaitannya dengan angin, SOI dan DMI lebih jelas terlihat dengan analisis spektral dan korelasi silang. Untuk itu dihitung spektrum
densitas energi suhu hasil pengukuran CTD, suhu hasil pengukuran termistor, angin hasil pengukuran, angin hasil reanalisis, SOI dan DMI. Untuk melihat
keterkaitan suhu dengan angin, SOI dan DMI dilakukan korelasi silang antara angin dengan suhu, SOI dengan suhu dan DMI dengan Suhu. Korelasi silang
meliputi kospektrum densitas energi, koherensi kuadrat dan beda fase diantara dua paramater. Skema pendekatan masalah disajikan pada Gambar 1.
Suhu hasil pengukuran CTD
Suhu hasil pengukuran
termistor Angin hasil
pengukuran Angin hasil
reanalisis SOI
DMI Sebaran
menegak suhu
Sebaran temporal suhu
Spektrum densitas energi
Korelasi silang: 1. Kospektrum
2. Koherensi kuadrat 3. Beda fase
Karakter suhu air laut
Variabilitas lapisan termoklin
Suhu hasil pengukuran CTD
Suhu hasil pengukuran
termistor Angin hasil
pengukuran Angin hasil
reanalisis SOI
DMI
Parameter yang diamati
Metode analisis Tujuan
a b
Gambar 1 Skema pendekatan masalah yang menunjukkan ragam parameter dan metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian a; alur korelasi antarparameter yang digunakan dalam analisis korelasi silang b.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Angin Muson