Sifat Fisika dan Kimia Tanah

Keterangan : A = Sub petak intensif untuk tingkat semai 2m x 2m B = Sub petak intensif untuk tingkat pancang 5m x 5m C = Sub petak intensif untuk tingkat tiang 10m x 10m D = Sub petak intensif untuk tingkat pohon sebelum penebangan ukuran sub petak 25 m x 20 m dan setelah penebangan ukuran sub petak 22 m x 20m

4.3.2 Sifat Fisika dan Kimia Tanah

Pengambilan contoh tanah untuk analisis fisik tanah dilakukan dengan menggunakan metode tanah tidak terusik dengan menggunakan ring tanah. Penentuan sifat fisika tanah yaitu dengan melakukan pengambilan contoh tanah baik yang utuh tidak terusik maupun yang tidak utuh terusik. Pengambilan contoh tanah untuk penentuan sifat fisika tanah ini dilakukan pada tiga buah plot permanen di umur tebang Et+1 dengan masing-masing luas 1 ha pada tiga kelerengan yaitu datar, sedang dan curam. Adapun sifat fisika tanah yang diamati antara lain tekstur tanah, berat isi, ruang pori dan kadar air contoh tanah. Untuk mengetahui tekstur tanah dapat dilakukan dengan pengambilan contoh tanah terusik. Cara pengambilan tanah utuh adalah sebagai berikut Departemen Pertanian, 1979 : a. Lapisan tanah diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah. Tabung yang digunakan masing-masing 2 buah. b. Tanah di sekitar tabung digali dengan sekop. c. Tanah dikerat dengan pisau sampai hampir mendekati bentuk tabung. d. Tabung ditekan sampai 34 bagiannya masuk ke dalam tanah. e. Tabung lainnya diletakkan tepat diatas tabung pertama, kemudian ditekan kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm. f. Tabung kedua dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah yang berlebihan pada bagian atas dan bawah tabung dibersihkan. g. Tabung ditutup dengan tutup plastik. Untuk menganalisa sifat kimia tanah pH tanah, kandungan bahan organik dan nitrogen, serta unsur-unsur hara makro dan mikro, diambil contoh tanah terusik dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2004 yaitu sebagai berikut : 1. Tentukan titik pengambilan contoh tanah individu dengan cara salah satu dari empat cara, yaitu: a diagonal, b zig-zag, c sistematik atau d acak. Gambar 2 Metode Pengambilan Contoh Tanah Komposit 2. Bersihkan permukaan tanah dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah. 3. Cangkul tanah tersebut sedalam lapisan olah 20 cm, kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop atau cangkul. Apabila menggunakan bor tanah auger atau tabung, maka pada setiap titik pengambilan dibor sedalam 20 cm. 4. Campur dan aduk contoh tanah individu tersebut 10-15 contoh dalam satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian ambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik ini merupakan contoh tanah komposit. 5. Beri label yang berisi keterangan: tanggal dan kode pengambilan nama pengambil, nomor contoh tanah, lokasi desakecamatankabupaten, dan kedalaman contoh tanah. Pengambilan contoh tanah komposit ini secara diagonal sebanyak tiga titik, yaitu titik pertama kelerengan datar 0-15, titik kedua kelerengan sedang a b c d 15-25 dan titik ketiga kelerengan curam 25-45. Berat contoh tanah yang diambil adalah 250 gram dari setiap petak pengamatan. 4.4 Analisis Data 4.4.1 Analisis Vegetasi

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

1 9 81

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Kondisi Vegetasi Pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Kalimantan Tengah

8 55 134

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29