3. Di pedalaman, pada tanah rendah rata atau berbukit 1000 m dpl dan pada
tinggi sd 4000 m dpl 4.
Dapat dibedakan menjadi 3 zone menurut ketinggiannya: a.
Hutan hujan bawah 2 – 1000 m dpl b.
Hutan hujan tengah 1000 – 3000 m dpl c.
Hutan hujan atas 3000
– 4000 m dpl 5. Hutan hujan bawah, jenis kayu yang penting antara lain: dari suku
Dipterocarpaceae antara lain: Shorea, Hopea, Dipterocarpus, Vatica, dan Dryobalanops. Genus-genus lain antara lain: Agathis, Altingia, Dialium,
Duabanga, Dyera, Gossanepinus, Koompassia, Octomeles. Hutan hujan tengah, jenis kayu yang umum terdiri dari suku-suku Lauraceae,
Fagaceae Quercus, Castanea, Nothofagus, Cunoniaceae, Magnoliaceae, Hammamelidaceae, Ericaceae, dan lain-lain.
Hutan hujan atas, jenis kayu utama: Coniferae Araucaria, Dacrydium, Podocarpus, Ericaceae, Laptospermum, Clearia, Quercus, dan lain-lain.
6. Terdapat terutama di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Irian.
2.1.2 Komponen Penyusun
Berdasarkan komponen penyusunnya hutan hujan tropika meliputi Ewusie, 1980 :
1. Komponen abiotik yang terdiri dari
a. Suhu
Iklim hutan hujan tropika ditandai oleh suhu yang tinggi dan sangat rata. Rataan suhu tahunan berkisar antara 20
C dan 28 C dengan suhu terendah
pada musim hujan dan suhu tertinggi pada musim kering. Setiap naik 100 m di pegunungan, rataan suhu itu berkurang 0.4
– 0.7 C.
b. Curah hujan
Hutan hujan tropik menerima curah hujan berlimpah sekitar 2000 – 3000
mm dalam setahunnya.
c. Kelembaban atmosfer
Kelembaban hutan hujan tropika rata-rata sekitar 80 . Pada tumbuhan teduhan lamanya kelembaban maksimum bertambah dari sekitar 14 jam
selama musim kering menjadi 18 jam pada musim hujan. d.
Angin Di wilayah tropika kecepatan angin biasanya lebih rendah dan angin topan
tidak begitu sering. Rataan kecepatan angin tahunan di daerah hutan hujan pada umumnya kurang dari 5 kmjam dan jarang melampaui 12 kmjam.
e. Cahaya
Meskipun jumlah sinar matahari harian tidak pernah kurang dari 10 jam dimanapun diwilayah tropika, tetapi jumlah sinar matahari cerah
sesungguhnya selalu kurang dari jumlah tersebut diatas, karena derajat keberawanan yang tinggi.
f. Karbondioksida
Karbondioksida dianggap penting dari segi ekologi karena bersama-sama dengan cahaya merupakan faktor pembatas bagi fotosintesis dan
perkembangan tumbuhan. 2.
Komponen biotik Komponen dasar hutan hujan tropika adalah pepohonan yang tergabung dalam
tumbuhan herba, perambat, epifit, pencekik, saprofit, dan parasit.
2.1.3 Penyebaran Hutan Hujan Tropika di Indonesia
Soerianegara dan Indrawan 1988 membagi formasi hutan Indonesia ke dalam 3 zone vegetasi, yaitu:
a Zone barat, yang berada dibawah pengaruh vegetasi Asia, meliputi pulau
Sumatera dan Kalimantan dengan jenis-jenis kayu yang dominan dari Suku Dipterocarpaceae.
b Zone timur, berada di bawah pengaruh vegetasi Australia meliputi pulau
Maluku, Nusa Tenggara dan Irian Jaya. Jenis dominan adalah dari suku Araucariaceae dan Myrtaceae.
c Zone peralihan, dimana pengaruh dari kedua benua tersebut bertemu yaitu
Pulau Jawa dan Sulawesi, terdapat dari jenis Araucariacea, Myrtaceae, dan
Verbenaceae. Sekalipun dapat dikatakan pemisahan demikian tidaklah berarti bahwa batas tersebut merupakan garis tegas yang dari penyebaran vegetasi.
Selanjutnya dikemukakan bahwa penyebaran hutan hujan tropika di Indonesia terdapat terutama di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, serta
Irian.
2.2 Dinamika Masyarakat Tumbuhan 2.2.1 Definisi Suksesi