Pengukuran Sifat Fisika Tanah

4.4.1.5 Koefisien Kesamaan Komunitas

Untuk mengetahui kesamaan relatif dari komposisi jenis dan struktur antara dua tegakan yang dibandingkan dapat digunakan rumus sebagai berikut Costing, 1956; Bray dan Curtis, 1957; Greigh-Smith, 1964 dalam Soerianegara dan Indrawan, 1988 : 2W C IS = x 100 a + b dimana : CIS = Koefisien masyarakat atau koefisien kesamaan komunitas W = Jumlah nilai yang sama atau lebih kecil ≤ dari dua jenis-jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan a = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat pada tegakan pertama b = Jumlah nilai kuantitatif semua jenis yang terdapat pada tegakan kedua Dari nilai kesamaan komunitas IS dapat ditentukan koefisien ketidaksamaan komunitas ID yang besarnya 100 – IS.

4.4.2 Pengukuran Sifat Fisika Tanah

Pengukuran kepadatan tanah merupakan pengukuran berat isi tanah. Berat isi adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh undisturbed, dinyatakan dalam gcc Lembaga Penelitian Tanah, 1979. Penetapan berat isi tanah ditentukan dengan rumus:  Berat isi tanah keadaan lapang gcc = a – c V d  Berat isi tanah keadaan kering oven gcc = b – c V d Pengukuran kandungan air tanah menggunakan rumus : Kandungan air = a – c – b – c b – c Dimana : a = Berat contoh tanah dalam tabung sebelum di oven b = Berat contoh tanah dalam tabung setelah di oven c = Berat tabung ring tanah V d = Volume tabung bagian dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Struktur dan Komposisi Jenis 5.1.1 Struktur Tegakan Struktur tegakan dapat dilihat secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal, berkaitan erat dengan penguasaan tempat tumbuh yang dipengaruhi oleh besarnya energi cahaya matahari, ketersediaan air tanah dan hara mineral bagi pertumbuhan individu komponen masyarakat tersebut. Struktur tegakan dapat dilihat berdasarkan tingkat kerapatan sehingga akan menggambarkan kondisi suatu tegakan hutan. Grafik struktur tegakan untuk semua jenis yang menghubungkan antara jumlah pohon per hektar dengan kelas diameter pada kondisi hutan primer dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Gambar 3. Struktur tegakan pada kondisi Hutan Primer Dari Gambar 3 diatas pada berbagai kelerengan hutan tampak variasi persebaran pohon dengan berbagai kelas diameter. Jumlah pohon pada hutan primer terbesar di kelerengan datar 0-15 adalah 133 NHa, di kelerengan sedang 15-25 adalah 139 NHa dan di kelerengan curam 25-45 adalah 84 NHa dengan kelas diameter pohon 20-29 cm. Sedangkan grafik struktur tegakan pada hutan setelah penebangan umur satu tahun LOA TPTJ 1 tahun dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. 133 83 24 9 21 139 91 25 7 20 84 67 31 12 15 20 40 60 80 100 120 140 160 20-29 30-39 40-49 50-59 60 Up J um la h P o ho n NH a Kelas Diameter cm Struktur Tegakan pada Hutan Primer 0-15 15-25 25-45 Kelerengan

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

1 9 81

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Kondisi Vegetasi Pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Kalimantan Tengah

8 55 134

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29