individu yang baru. Dengan demikian, reaction memiliki peranan yang sangat penting didalam pergantian jenis tumbuhan.
h. Stabilization, yaitu suatu proses dimana telah terbentuk individu yang
dominan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur vegetasi yang sudah dapat dikatakan relatif konstan.
i. Climaks, yaitu tahap akhir perubahan vegetasi, keadaan habitat dan struktur
vegetasi konstan, karena pembentukkan jenis dominan telah mencapai batas. Jenis dominan dari komunitas klimaks hampir mendekati harmonis dengan
habitat dan lingkungannya. Whitmore 1984 membagi siklus pertumbuhan hutan atas tiga tingkatan,
yaitu fase rumpang, fase perkembangan, dan fase pendewasaan, dimana secara bersama
– sama membentuk mosaik yang terus menerus mengalami perubahan keadaan dan bentuk.
Di daerah Amerika Tengah, Budowski 1965 dalam Longman 1987 menyatakan empat tahap yang terjadi pada suksesi hutan tropis, yaitu : tingkat
pionir, tingkat sekunder awal, tingkat sekunder akhir dan klimaks. Jenis – jenis
yang terdapat pada dua tingkat pertama memiliki penyebaran yang luas dan kemunculannya dalam hutan tropis tertentu tetap pada jumlah yang besar. Jenis
– jenis yang berada pada tingkat sekunder akhir mencapai ukuran tertentu dan di
Afrika setidaknya sering terdapat pada kondisi formasi hutan yang agak lebih kering daripada hutan yang beregenerasi itu sendiri. Akhirnya pada tingkat
klimaks, tercapainya keseimbangan komunitas.
2.2.3 Perubahan Masyarakat Tumbuh-tumbuhan dalam Proses Suksesi
Menurut Richard 1966, fase pertama dari suatu suksesi di hutan hujan tropis adalah didominasi oleh rerumputan yang biasanya berumur pendek dan
tidak lebih dari satu tahun. Fase selanjutnya didominasi oleh semak, tetapi dominansi biasanya terjadi hampir secara langsung dari bentuk tanaman
rerumputan ke bentuk pohon. Kemudian lambat laun berkembang sebuah hutan sekunder yang didominasi oleh pohon-pohon berumur pendek, cepat tumbuh dan
tersebar melalui angin dan hewan. Lebih lanjut lagi kondisi ini secara perlahan- lahan berubah dan berkembang menjadi suatu komunitas yang klimaks klimatik.
Beberapa spesies toleran memiliki kapasitas untuk menginvasi areal hutan pada awal proses suksesi berlangsung. Sementara pohon toleran yang lain karena
kemungkinan siklus hidupnya yang pendek ataupun ketidakmampuannya mencapai tingkat overstorey dan bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang
ada, kemungkinan tidak pernah menjadi bagian besar dari akhir suatu suksesi hutan Spurr dan Burton, 1980.
Menurut Soerianegara dan Indrawan 1988 suatu suksesi primer diawali oleh permukaan tanah telanjang kemudian berkembang vegetasi Cryptogamae,
rumput herba dan semak kecil, vegetasi semak belukar, vegetasi perdu pohon dan akhirnya terbentuklah vegetasi klimaks hutan.
Whitten et al. 1984 menyatakan bahwa perubahan dalam komposisi jenis selama suksesi mungkin disebabkan oleh perbedaan persediaan zat hara dari biji,
persaingan antara mahkota atau perakaran tumbuhan, ataupun oleh adanya bahan kimia pada satu tumbuhan untuk melemahkan tumbuhan lain alelopati.
2.2.4 Perubahan Lingkungan Fisik dalam Proses Suksesi
Perkembangan komunitas di daratan ataupun di perairan merupakan suatu proses, yang mana pada fase awal hanya terdapat jenis tumbuhan berumur pendek
dalam jumlah yang sedikit. Seiring berjalannya waktu tumbuhan – tumbuhan
tersebut meningkat jumlahnya dan mengubah komponen abiotik, terutama tanah dan iklim mikro. Perubahan lingkungan ini kemungkinan sesuai untuk
pertumbuhan dan pembentukan beberapa jenis lainnya yang lebih tinggi yang menginvasi areal tersebut dan mencari niche yang sesuai untuk perkembangannya
kemudian menjadi bagian dari komunitas yang ada Misra, 1980. Ewusie 1980 menyatakan bahwa pada waktu tutupan hutan dihilangkan,
segera terjadilah perubahan dalam intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban. Tatanan iklim mikro hutan asli hilang. Berdasarkan kenyataan bahwa tanahnya
kemudian terkena hujan dan matahari secara langsung, terjadilah penurunan kualitas tanah, yang mengakibatkan pengikisan dan kehilangan humus dengan
cepat. Ewell 1980 dalam Indrawan 2000 menyatakan bahwa di daerah tropika
yang mempunyai musim kering yang periodik, suksesi lebih cepat terjadi pada
musim hujan tetapi proses ini sebagian terjadi juga pada musim kering. Pada setiap sistem ini, beberapa struktur vegetasi yang terjadi hilang selama musim
kering selanjutnya. Proses tersebut berlangsung terus sampai strukturnya mempunyai perubahan yang stabil yang dikatakan sebagai keadaan yang mantap.
Disamping perbedaan yang disebabkan oleh air, ada suatu jumlah yang nyata dari variabilitas suksesi tropis yang juga disebabkan oleh temperatur menurut
ketinggian, karena suhu rata – rata lebih tinggi di daerah tropis maka lebih banyak
didapatkan variasi perubahan vegetasinya dibandingkan daerah sedang.
2.3 Stratifikasi