melarutkan zat yang diinginkan, mempunyai titik didih rendah, murah dan mudah didapat, tidak toksik dan mudah terbakar Ketaren 2008.
2.6 Uji Aktivitas Antioksidan
Metode yang digunakan pada penentuan aktivitas antioksidan kangkung air pada penelitian ini adalah metode DPPH. Radikal bebas DPPH stabil dalam
larutan berair atau metanol. Metode DPPH merupakan metode yang sering digunakan untuk penentuan aktivitas antioksidan dengan penggunaan radikal
bebas DPPH yang stabil dan memiliki warna ungu yang ditunjukkan oleh pita absorbsi dalam pelarut metanol pada panjang gelombang sekitar 517 nm. Radikal
bebas DPPH bersifat peka terhadap cahaya, oksigen dan pH, tetapi bersifat stabil dalam bentuk radikal sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengukuran
antioksidan Molyneux 2004. Radikal bebas DPPH dapat menangkap atom hidrogen dari komponen aktif ekstrak yang dicampurkan kemudian bereaksi
menjadi bentuk tereduksinya yaitu yang terlihat pada Gambar 4.
Berdasarkan reaksi tersebut, senyawa antioksidan AH melepas atom hidrogen menjadi radikal senyawa antioksidan A. DPPH merupakan radikal
bebas yang direaksikan dengan senyawa antioksidan dan menjadi DPPH bentuk tereduksi DPPH
2
. Mekanisme penangkapan radikal DPPH, yaitu melalui donor atom H dari senyawa antioksidan yang menyebabkan peredaman warna radikal
pikrilhidrazil yang berwarna ungu menjadi pikrilhidrazil berwarna kuning yang nonradikal Molyneux 2004.
Penelitian ini
menggunakan senyawa
antioksidan sintetik
BHT yang digunakan sebagai kontrol positif karena diharapkan dapat memberikan
aktivitas antioksidan
lebih besar
dibandingkan antioksidan
alami. Gambar 4 Struktur DPPH: a DPPH bentuk radikal, b DPPH bentuk
tereduksi
Sumber: Molyneux 2004 a
b
BHT memiliki nama kimia 2,6-bis 1,1-dimetiletil-4-metilfenol dan rumus kimianya C
15
H
24
O dengan bobot molekul 220,35 gmol. Struktur BHT dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Struktur kimia butil hidroksi toluene BHT
Sumber: Herawati dan Akhlus 2006
Butil hidroksi toluene BHT digunakan sebagai zat aktif antioksidan pada makanan, kosmetik, farmasi dan produk karet. Fungsi BHT hampir sama yaitu
vitamin E, yaitu sebagai zat yang mencegah reaksi autooksidasi atau oksidasi yang disebabkan oleh O
2
dari udara. Mekanisme reaksi BHT sebagai senyawa antioksidan adalah sebagai berikut:
RO
2
+ ArOH ROOH + ArO Dengan peroksi RO
2
sebagai radikal bebas direaksikan dengan BHT ArOH menjadi hidroperoksida ROOH yang nonradikal sedangkan BHT menjadi
bentuk radikalnya ArO . Larutan DPPH yang berisi ekstrak sampel diukur
serapan cahayanya dan dihitung aktivitas antioksidannya dengan persen inhibisi, yaitu banyaknya aktivitas senyawa antioksidan yang dapat menangkap radikal
bebas DPPH. Parameter yang umum digunakan untuk mengetahui besarnya aktivitas antioksidan pada suatu ekstrak bahan adalah dengan menentukan
nilai inhibitor concentration 50 IC
50
bahan antioksidan tersebut. IC
50
merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat aktivitas radikal sebesar 50 Molyneux 2004.
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2009 hingga Mei 2010. Sampel
diambil di
Desa Carang
Pulang, Kelurahan
Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor
Lampiran 1. Proses preparasi sampel dilakukan
di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, sedangkan analisis aktivitas antioksidan, uji fitokimia dan kadar abu serta kadar abu tidak larut asam dilakukan
di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan dan Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Analisis proksimat kadar air, lemak dan protein dilakukan di Laboratorium Konservasi Satwa Langkah dan Harapan, Pusat Antar Universitas
PAU, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat