Ekstrak kasar Ekstrak Komponen Bioaktif Kangkung Air

Hal yang tidak diinginkan tersebut dapat dihindari dengan melakukan proses ekstraksi bertingkat yang diawali dengan ekstraksi menggunakan pelarut non polar terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pelarut semi polar kemudian pelarut polar. Proses ekstraksi maserasi pada penelitian ini dilakukan selama 48 jam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita et al. 2005 menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan pada waktu yang berbeda menghasilkan rendemen ekstraksi yang berbeda pula, tetapi hal ini terjadi pada waktu 30-90 menit. Berbeda dengan hasil penelitian Salamah et al. 2008, yang menunjukkan bahwa lamanya waktu maserasi untuk 1, 2 dan 3 hari tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah rendemen ekstrak yang dihasilkan.

4.2.1 Ekstrak kasar

Proses evaporasi terhadap filtrat kangkung air dengan ketiga bagian kangkung dan pelarut masing-masing menghasilkan ekstrak kasar yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Bagian ekstrak kasar yang berbentuk pasta pada daun kangkung air memiliki warna hijau yang lebih pekat dibandingkan tangkai daun dan batang. Jenis pelarut yang digunakan tidak memberikan perbedaan warna terhadap masing-masing bagian kangkung air. Warna yang terdapat pada ekstrak kangkung air dipengaruhi oleh warna awal sampel ketika sebelum diekstrak serbuk halus. Hasil ekstrak kasar dapat dilihat Lampiran 5. Ekstrak kasar menggunakan tiga jenis pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda pula. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan bobot ekstrak kasar yang dihasilkan dengan bobot awal yang digunakan. Nilai rendemen ekstrak dinyatakan dalam bentuk persen. Rendemen ekstrak kasar kangkung air dari ketiga pelarut dapat dilihat pada Gambar 9. Ekstraksi dengan pelarut etil asetat memiliki rendemen yang paling tinggi dibandingkan dengan kloroform dan metanol. Hasil tersebut terdapat pada ketiga bagian kangkung air yang diekstrak. Rendemen ekstrak kasar dengan pelarut kloroform memiliki rendemen yang paling kecil baik pada daun, tangkai daun maupun batang. Komponen bioaktif kangkung air diduga lebih banyak yang bersifat semipolar yang ditunjukkan oleh besarnya rendemen ekstrak kasar pada pelarut etil asetat dibandingkan dengan yang bersifat polar maupun non polar. Daun, tangkai daun dan batang yang diekstrak memiliki nilai rendemen yang berbeda-beda. Total ekstrak kasar daun, tangkai daun dan batang kangkung air dapat dilihat pada Gambar 10. Daun kangkung air memiliki rendemen ekstrak yang paling tinggi, kemudian ekstrak batang dan yang terendah adalah ekstrak tangkai daun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun memiliki komponen bioaktif yang dapat larut dalam ketiga jenis pelarut memiliki jumlah yang besar. Gambar 9 Diagram batang rendemen ekstrak kasar kangkung air: kloroform; etil asetat; metanol Gambar 10 Grafik total rendemen ekstrak kasar kangkung air Hasil ekstrak yang diperoleh akan sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut, metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, serta perbandingan jumlah pelarut dan sampel Harborne 1987; Darusman et al. 1995; Rita et al. 2009. Hasil penelitian Salamah et al. 2008 menunjukkan bahwa maserasi dengan jenis pelarut berbeda akan menghasilkan rendemen ekstrak yang berbeda pula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang bersifat non polar, semi polar dan polar terdapat dalam jumlah yang berbeda. Hal ini dikarenakan pelarut yang berbeda akan melarutkan senyawa-senyawa yang berbeda pula bergantung tingkat kepolarannya dan tingkat ketersediaannya dalam bahan yang diekstrak.

4.2.2 Komponen bioaktif pada ekstrak kasar