lessor dalam lease terdiri dari bagian pengambilan investasi lessor dalam leased property tersebut ditambah dengan komponen income
keuntungan yang diharapkan. Metode ini sering disebut full payout leasing, yaitu menunjukkan bahwa lessor membiayai
sepenuhnya 100 dari lease peroperty yang bersangkutan. c
Leverage Leases Leverage leases adalah financial lease dalam bentuk yang lebih
kompleks sebab melibatkan sekurangnya tiga pihak yng berdiri sendiri. Jadi disamping lessor dan lessee ada pula credit provider
atau debt perticipant yang membiayai sebagian besar leased property. Dalam hal leverage leases, lessee mempunyai equipment
dan melakukan penawaran harga; sama halnya dengan non leverage leases. Tetapi dalam hal ini lessor hanya menanggung sebagian
kecil saja dari pembiayaan leased property sekitar 20 -40 sedangkan sisanya ditanggung oleh pihak ketiga debt participant.
Biasanya metode ini dipergunakan untuk pembelian pembiayaan barang modal yang nilainya sangat besar, sehingga tidak mungkin
dipikul sendiri oleh lessor. d
Operating Lease Operating lease adalah suatu kontrak dimana barang leasenya tidak
diamortisir sampai habis selama primary lease period dan lessor tidak mengharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut
tetapi mengharapkan adanya recovery dari hasil penjualan barang atau dengan menyewakan kembali barang.
2.2. Piutang
Piutang adalah claims tagihan dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi, sehingga piutang
merupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan Niswongwer, et al, 1999. Sedangkan menurut Kieso, et al, 2002, piutang receivables
adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang
jangka panjang. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjala, mana yang lebih panjang. Semua piutang
lain diklasifikasikan sebagai piutang jangka panjang.
2.3. Penggolongan Piutang
Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau jasa
dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan normal di perusahaan digolongkan sebaga piutang
lain-lain Barlian dan Sundjaja, 2003. Menurut Tangkilisan 2003, berdasarkan jangka waktu kredit
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : 1.
Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun
2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya satu sampai tiga
tahun. 3.
Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun.
2.4. Manajemen Piutang
Pendapatan terbesar dari sebuah perusahaan leasing ditentukan dari bagaimana manajemen perusahaan dalam mengelola piutangnya karena dari
piutang yang diberikan kepada nasabah perusahaan mendapatkan laba berupa margin bunga yang diperoleh setiap kali nasabah melakukan pembayaran
cicilan. Untuk itu perlu dilihat kualitas piutang yang dimiliki oleh PT Tamsan Dharma yang digolongkan berdasarkan kemampuan membayar dari konsumen.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tentang Penilaian
Kualitas Aktiva Bank Umum www.bni.co.id, kualitas kredit ditetapkan menjadi :
1. Lancar, dimana pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening
baik dan tidak ada tunggakan, serta sesuai dengan persyaratan kredit. 2.
Dalam Perhatian Khusus, dimana terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai 90 hari.
3. Kurang Lancar, dimana terdapat tunggakan pembayaran pokok dan
atau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari. 4.
Diragukan, dimana terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampai 180 hari sampai dengan 270 hari.
5. Macet, dimana terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau
bungan yang telah melampaui 270 hari.
2.5. Analisis Rasio