2.7. Produktivitas Kerja
Drucker dalam Kussriyanto 1993, menyebutkan bahwa produktivitas pekerja
menjadi tanggungjawab manajer. Namun dalam perspektif individu, produktivitas
seseorang
menjadi tanggungjawab pribadi orang itu sendiri. Produktivitas tenaga kerja merupakan tolok ukur utama bagi kemajuan suatu
perusahaan. Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi
proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan
produktivitas
berarti meningkatkan kesejahteraan dan mutu perusahaan. Produktivitas
adalah rasio output dan input suatu proses produksi dalam periode tertentu
Mangkuprawira
dan Hubeis, 2007.
Peningkatan produktivitas kerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting,
diantaranya: 1
Sumber Daya Manusia Menurut
Kussriyanto 1993, Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan keterampilan pekerja dapat mempunyai dampak paling
langsung terhadap produktivitas. Kegiatan pengembangan ini menjadikan pertumbuhan
produktivitas yang terus menerus. 2
Peralatan dan Teknologi Banyak
dari masalah produktivitas dalam perusahaan adalah karena faktor‐ faktor
sistem. Faktor‐faktor sistem yang dapat menyebabkan produktivitas rendah, antara
lain keterbatasan peralatan pendukung produksi, penggunaan peralatan yang
tidak modern, kurangnya pemeliharaan peralatan produksi. Faktor‐faktor penyebab
produktivitas rendah tersebut dapat dihilangkan dengan cara memiliki staf
pemelihara alat‐alat yang tersedia setiap saat untuk memperbaiki alat serta meningkatkan
kualitas peralatan secara berkala Mangkuprawira dan Hubeis, 2007. 3
Lingkungan Lingkungan
fisik kerja merupakan semua keadaan yang terdapat disekitar tempat
kerja, yang akan mempengaruhi pekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung
Sutalaksana dkk, 2006. Lingkungan tempat bekerja yang menyenangkan memberikan
kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas kerja. Manusia dan
beban kerja serta faktor‐faktor dalam lingkungan kerja merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan Suma’mur, 1976. Beban kerja yang berlebihan atau kondisi
lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi pekerja dapat menurunkan produktivitas
kerja. Faktor
fisik yang penting untuk diperhatikan dalam memberikan kondisi lingkungan
kerja nyaman meliputi penerangan yang baik, siklus udara yang baik, tingkat
kelembaban yang baik, serta tingkat kebisingan masih dalam batas kewajaran.
a Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat obyek‐obyek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Penerangan yang memadai memberikan
kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.
Akibat dari penerangan yang tidak baik atau buruk, meliputi kelelahan mata
dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan pegal di
daerah mata serta sakit kepala disekitar mata, kerusakan alat penglihatan, dan
meningkatkan kecelakaan Suma’mur, 1976.
b Suhu dan Kelembaban
Menurut Silalahi dan Silalahi 1985, suhu yang ekstrem sangat
mempengaruhi produktivitas dan kesehatan para karyawan. Setiap mesin
menimbulkan panas. Debu, kelembaban udara, dan pencemar udara serta tubuh
manusia sendiri adalah sumber ketidaknyamanan di lingkungan kerja di samping
panasnya udara. Rentang suhu dimana manusia merasakan kenyamanan sangat
bervariasi. Variasi tersebut bergantung pada jenis pakaian yang digunakan dan
aktivitas fisik yang dilakukan.
Sinar matahari yang berhasil masuk ke ruang kerja meningkatkan suhu yang
ada. Oleh sebab itu, perlu adanya alat pengendalian suhu, debu, dan bau di setiap
tempat kerja. Pengendali suhu yang umum adalah AC central yang dapat
disalurkan ke seluruh tempat kerja. Guna mengalirkan udara yang telah
disejukkan, AC perlu dipasang di sudut‐sudut tertentu. Udara yang nyaman dan
mengalir mengurangi bakteri dan hawa bau dari udara. Penempatan AC perlu
memperhatikan juga tingkat kelembaban ruangan.
Tingkat kelembaban yang terlalu tinggi juga mempengaruhi produktivitas. Di
negara tropis, kelembaban udara perlu dipantau secara periodik. Hal tersebut
perlu dilakukan karena kelembaban udara sangat mempengaruhi bahan yang
digunakan dalam proses produksi.
c Kebisingan
Dalam Suma’mur 1976, intensitas kebisingan dinyatakan dengan desibel.
Kebisingan sendiri merupakan bunyi‐bunyi yang tidak dikehendaki. Biasanya suatu
kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang‐gelombang sederhana dari
beraneka frekuensi. Nada dari suatu kebisingan ditentukan oleh frekuensi‐
frekuensi yang ada.
Kebisingan secara langsung mempengaruhi dampak pekerja sehingga pada
akhirnya mengganggu produktivitasnya. Kebisingan di atas batas normal 85 db
perlu disisihkan dari tempat‐tempat kerja guna mencegah kemerosotan syaraf
karyawan dan mengurangi keletihan mental.
d Sirkulasi udara
Udara merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Jika sirkulasi
udara dalam suatu ruangan tidak bekerja dengan baik maka orang yang berada di
dalamnya akan terkena sesak nafas dan mudah lemas. Untuk menjaga agar udara
disekitar tempat kerja tetap sehat dan cukup mengandung oksigen, oleh sebab itu
harus dipikirkan tentang sirkulasi udara yang baik, sehingga udara dapat diganti
dengan
udara yang bersih dan segar Sutalaksana dkk, 2006. 2.8.
Penelitian Terdahulu Rohman 2008, melakukan penelitian dengan judul “Studi Gerak dan Waktu
Dengan Analisis Biomekanika Pada Proses Panen Tebu di PG.Bungamayang, Lampung”.
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Menentukan waktu stándar kerja pada sejumlah
komponen kerja yang terlibat dalam proses pemanenan tebu, 2. Membangun sistem
yang lebih baik dengan indikasi beban kerja yang lebih ringan dan waktu yang lebih
cepat. Hasil
penelitian menyatakan bahwa 1. Proses pemanenan tebu terdiri dari enam
segmen gerakan, yaitu menjangkau, menebang, menarik, membersihkan trash, mengarahkan
dan menganggur, 2. Tenaga tebang wanita memiliki waktu siklus rata‐
rata sebesar 10,01 detik dan untuk tenaga tebang pria memiliki waktu siklus rata‐rata
sebesar 10,10 detik, 3. Berdasarkan pengamatan rekaman proses tebang, didapatkan
bahwa tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26 batangmenit
atau 76 ikathari kerja, dan meningkat menjadi 10,54 batangmenit atau 110 ikathari
kerja setelah dilakukan perbaikan kerja, sedangkan tenaga tebang pria memiliki angka
produktivitas sebesar 8,37 batangmenit atau 88 ikathari kerja dan meningkat menjadi
11,90 batangmenit atau 125 ikathari kerja setelah perbaikan kerja, 4. Waktu baku
proses pemanenan bagi tenaga tebang wanita adalah sebesar 34,88 detik, sedangkan
bagi tenaga tebang pria sebesar 14,49 detik, 5. Berdasarkan perhitungan, tenaga
tebang wanita otot bahu kanan memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja
otot 12,679 N – 69,343 N, dan untuk tenaga tebang pria didapatkan karakteristik
miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515 N – 42,761 N, sedangkan untuk bahu
kiri pada tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot
sebesar 18,222 N – 25,573 N dan untuk tenga tebang pria, otot bahu memiliki
karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N – 42,761 N.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tanaman lidah buaya merupakan produk pertanian tropis yang berpeluang besar untuk dikembangkan secara komersial, tidak hanya untuk penjualan lokal
tetapi juga penjualan bertaraf internasional. Pengembangan agroindustri lidah buaya tidak sebatas dilihat dari segi adanya penambahan lahan ataupun
pemeliharaan untuk menjaga atau meningkatkan kualitas produk, tetapi harus dilihat juga dari segi produktivitas pekerja.
Meningkatnya produktivitas kerja merupakan hal penting bagi setiap individu pekerja dan perusahaan. Peningkatan produktivitas kerja dapat dilakukan
dengan meningkatkan mutu kerja yaitu menghindari langkah-langkah kegiatan yang tidak produktif dan meminimalkan waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Studi gerak meneliti tentang gerak para pekerja dalam melakukan suatu
kegiatan. Penelitian ini akan mencari gerak-gerak mana yang perlu dan tidak perlu untuk dilakukan. Dalam penelitian tersebut dapat disusun proses produksi yang
lebih baik, sehingga dapat menghemat tenaga dan waktu dalam menyelesaikan produk. Studi waktu merupakan lanjutan dari pada studi gerak, karena penelitian
waktu ini dilakukan setelah ditentukannya gerak yang efisien dengan menggunakan studi gerak, baru ditentukan waktu yang efisien dalam melakukan
aktifitas dengan studi waktu. Perusahaan perlu menentukan standar waktu kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat melakukan pengendalian dan evaluasi kerja setiap karyawan. Dalam menentukan waktu kerja tersebut salah satu
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan analisa studi gerak dan studi waktu.
Proses pembuatan minuman lidah buaya yang penting untuk dilakukan analisis studi gerak dan waktunya adalah pada proses produksi minuman lidah
buaya. Peran pekerja dalam proses ini sangat diperlukan karena pekerjaan tersebut dilakukan secara manual sehingga diperlukan tingkat ketelitian dan kecepatan
yang tinggi dari pekerja.