Perlakuan dan Perancangan Percobaan Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Perlakuan Dosis

dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis awal tanah Latosol Darmaga dan deskripsi varietas Inpari 1 disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Tabel 2. Hasil Analisis Total Terak Baja Sumawinata et al., 2010 Komposisi SiO 2 6,57 TiO 2 0,57 Al 2 O 3 2,05 MgO 2,86 Na 2 O 0,19 K 2 O 0,01 Fe 2 O 3 8,12 MnO 3,30 CaO 53,36 P 2 O 5 0,84 S 0,13 Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Cu, Zn, dan Pb pada Terak Baja dengan Beberapa Bahan Pengekstrak Sumawinata et al., 2010 Pengekstrak Cu Zn Pb ppm HCl 25 1,39 4,12 td Akuades 0,20 td td Humic substances 1WV 0,13 td td DTPA 0,46 1,20 td Peralatan yang digunakan dalam percobaan pot rumah kaca, yaitu: ayakan 2 mm, timbangan, dan emberpot, sedangkan peralatan yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman adalah pH-meter, spectrophotometer, flamephotometer, Atomic Absorption Spectrophotometry AAS , dan peralatan bantu lainnya.

3.4. Perlakuan dan Perancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan perlakuan penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat. Terdapat tujuh perlakuan, terdiri dari A0, A1, A2, A3, A4, A5, dan A6. Kode A0 merupakan kode untuk perlakuan kontrol, yaitu perlakuan tanpa penambahan terak baja dan tanpa penambahan bahan humat. Secara berturut-turut kode A1, A2, dan A3 digunakan sebagai kode dosis pemberian terak baja setara dengan 3, 6, dan 9 tonha tanpa penambahan bahan humat. Kode A4, A5, dan A6 merupakan kode perlakuan dosis terak baja setara dengan 3, 6, dan 9 tonha dengan penambahan bahan humat dengan dosis setara 15 lha. Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan, sehingga jumlah satuan percobaan terdapat 21 satuan percobaan. Secara terperinci perlakuan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Perlakuan Penambahan Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Perlakuan Dosis terak baja tiap pot g Dosis terak baja tonha Dosis bahan humat lha Satuan percobaan A0 - 3 A1 15 3 - 3 A2 30 6 - 3 A3 45 9 - 3 A4 15 3 15 3 A5 30 6 15 3 A6 45 9 15 3 Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Rancangan ini digunakan karena dalam percobaan ini kondisi unit percobaan yang digunakan dibuat homogen. Persamaan model linier aditif percobaan rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut: = + + Y ik = Nilai pengamatan pada perlakuan penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat taraf ke – i, dan ulangan ke – k, = Komponen aditif dari rataan, a i = Pengaruh utama penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat = Pengaruh acak yang menyebar normal

3.5. Tahapan Penelitian

Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: 1 pengambilan contoh tanah; 2 persiapan media tanam dan penanaman transplanting; dan 3 pengamatan serta analisis tanah dan tanaman.

3.5.1. Pengambilan contoh tanah

Contoh tanah Latosol diambil di kebun percobaan University Farm, Institut Pertanian Bogor. Contoh tanah tersebut diambil dari lapisan olah, yakni pada kedalaman 0-20 cm.

3.5.2. Persiapan media tanam dan penanaman transplanting

Persiapan media tanam dilakukan dengan memasukkan contoh tanah Latosol dengan bobot setara dengan 10 BKM bobot kering mutlak ke dalam pot. Perlakuan terak baja tanpa penambahan bahan humat disiapkan dengan menambahkan terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha ke dalam pot yang sudah diisi tanah. Pada perlakuan terak baja dengan penambahan bahan humat disiapkan dengan menambahkan terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha kemudian ditambahkan bahan humat dengan dosis setara 15 lha. Penambahan bahan humat dilakukan dengan mengencerkan bahan humat dengan air sebanyak sepuluh kali pengenceran, kemudian bahan humat yang sudah diencerkan ditambahkan ke dalam pot perlakuan terak baja dengan penambahan bahan humat dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan menambahkan bahan humat setengah dosis satu hari sebelum penanaman transplanting. Kemudian setengah dosis bahan humat yang tersisa diberikan pada umur tanam 4 MST minggu setelah tanam. Tanah yang sudah diberikan perlakuan kemudian dilumpurkan dan diinkubasi selama dua minggu. Bersamaan dengan persiapan media tanam dilakukan penyemaian. Setelah media tanam dan semaian padi berumur dua minggu 14 hari dilakukan transplanting padi ke media tanam dengan jumlah tanaman dua bibit tiap potlubang tanam. Skema persiapan media tanam, penyemaian dan penanaman transplanting disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Skema Persiapan Media Tanam, Penyemaian dan Penanaman transplanting

3.5.3. Pengamatan serta analisis tanah dan tanaman

Parameter yang diamati pada tanaman padi meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan per pot, bobot kering gabah per perlakuan, jumlah gabah bernas, bobot gabah bernas dan presentase bobot gabah bernas. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi setelah diluruskan. Pengukuran tinggi tanaman dan penghitungan jumlah anakan per rumpun dilakukan setiap interval tujuh hari sampai tanaman padi bunting yaitu dimulai pada minggu ke-3 setelah tanam sampai minggu ke-9 setelah tanam, sedangkan bobot kering gabah per perlakuan, jumlah gabah bernas, bobot gabah bernas dan presentase bobot gabah bernas dilakukan pada saat dan setelah panen. Analisis tanah dan tanaman ditujukan untuk mengetahui perubahan sifat- sifat kimia tanah dan konsentrasi hara dalam tanaman. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan mencampur contoh tanah dengan akuades perbandingan 1:5, sedangkan pengukuran konsentrasi P tersedia menggunakan metode Bray I, dan kandungan basa-basa Ca, Mg, dan K ditetapkan menggunakan pengekstrak amonium asetat. Penetapan unsur mikro Cu, Zn, dan logam Pb pada tanah dilakukan dengan metode sequential extraction. Menurut Darmawan dan Wada 1999, metode ini terdiri dari lima tahap ekstraksi yang bertujuan mengetahui fraksionasi logam berat dalam tanah. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai dua tahap ekstraksi. Tahapan ekstraksi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Fraksi dalam larutan tanah. Dilakukan dengan mengekstrak 2 g contoh tanah dengan 20 ml air bebas ion, kemudian dikocok selama 1 jam. 2. Fraksi dapat dipertukarkan. Dilakukan dengan mengekstrak residu pada tahap 1 dengan 16 ml MgCl 2 1 molL, kemudian dikocok selama 1 jam. Analisis kadar Ca, Mg, K, P, Cu, Zn, dan logam Pb dalam tanaman dilakukan dengan metode pengabuan basah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Perlakuan Dosis

Pemberian Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan tanaman padi pada berbagai perlakuan dosis pemberian terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat adalah tinggi tanaman dan jumlah anakan padi. Keterangan: A0 = kontrol; A1, A2, dan A3 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha; A4, A5, dan A6 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha dengan penambahan bahan humat setara 15 lha. Gambar 7. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Dosis Penambahan Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Pada Gambar 7 disajikan grafik pertumbuhan tanaman padi pada berbagai perlakuan yang diberikan. Secara umum berdasarkan grafik pada Gambar 7, rata- rata tinggi tanaman dari tertinggi sampai terendah adalah tanaman dengan kode perlakuan A2A1A4A0A3A5A6. Berdasarkan data tersebut, pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih tinggi dari tanaman kontrol adalah perlakuan dengan dosis pemberian terak baja setara 3 A1 dan 6 A2 tonha tanpa penambahan bahan humat, serta perlakuan pemberian terak baja 3 tonha dengan penambahan bahan humat A4. Hasil uji statistik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan perlakuan penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat tidak berbeda nyata. Artinya, bahwa pertumbuhan tinggi tanaman 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 3 4 5 6 7 8 9 Tinggi Tanam an cm Minggu Setelah Tanam L0 L1 L2 L3 L1H L2H L3H pada seluruh perlakuan yang diberikan dianggap seragam secara statistik. Pertumbuhan tinggi pada perlakuan A3, A5, dan A6 yang lebih rendah dari kontrol A0 tidak sesuai dengan prediksi awal penelitian ini yang menduga pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya dosis penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat. Data perkembangan jumlah anakan tanaman padi pada berbagai perlakuan yang diberikan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Data Perkembangan Anakan Tanaman Padi pada Berbagai Dosis Penambahan Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Perlakuan Waktu pengamatan 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST Anakan Produktif A0 7 9 11 12 16 17 17 15 A1 8 11 13 14 18 19 19 18 A2 8 11 12 13 18 19 20 19 A3 8 11 13 15 17 19 19 17 A4 9 12 13 14 18 19 21 20 A5 9 13 15 16 20 21 22 22 A6 9 13 16 17 21 22 23 22 Keterangan: A0 = kontrol; A1, A2, dan A3 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha; A4, A5, dan A6 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha dengan penambahan bahan humat setara 15 lha. Berdasarkan data pada Tabel 5, pada minggu ke-3 sampai minggu ke-7 setelah tanam, perkembangan jumlah anakan padi terus meningkat. Perkembangan anakan mendekati konstan pada minggu ke-9. Hal ini disebabkan pada minggu ke- 8 tanaman sudah menunjukkan tanda-tanda bunting, sehingga secara perlahan fase vegetatif berganti dengan fase generatif. Secara umum perkembangan jumlah anakan dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit adalah A6A5A4A2A3=A1A0. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah anakan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya dosis pemberian terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat. Perkembangan jumlah anakan pada perlakuan pemberian terak baja dengan penambahan bahan humat A4, A5, dan A6 menunjukkan perkembangan yang cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman kontrol dan tanaman dengan perlakuan penambahan terak baja tanpa penambahan bahan humat A0, A1, A2, dan A3. Data produksi padi pada berbagai perlakuan penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat disajikan pada Tabel 6. Parameter yang digunakan dalam mengamati produksi padi adalah bobot gabah, bobot gabah bernas, dan jumlah gabah bernas. Tabel 6. Data Hasil Produksi Padi pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Bobot gabah gpot Bobot gabah bernas gpot Jumlah gabah bernas perpot Persentase bobot gabah bernas Peningkatan produksi A0 42,03a 39,20 2.189 93,27 0,00 A1 43,84a 39,74 2.298 90,65 4,31 A2 49,93a 48,56 2.923 97,26 18,80 A3 45,92a 42,47 2.712 92,49 9,26 A4 44,50a 40,97 2.317 92,07 5,88 A5 51,72a 47,83 2.814 92,48 23,05 A6 52,53a 47,99 2.831 91,36 24,98 Keterangan: A0 = kontrol; A1, A2, dan A3 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha; A4, A5, dan A6 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha dengan penambahan bahan humat setara 15 lha. angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 0,01 α = 1 dengan uji lanjut Duncan. Berdasarkan Tabel 6, urutan perlakuan yang menghasilkan produksi padi dari tertinggi sampai yang paling rendah adalah A6A5A2A3A4A1A0. Berdasarkan data tersebut, produksi padi pada perlakuan penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman kontrol. Produksi padi pada perlakuan pemberian terak baja dengan penambahan bahan humat yang cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan penambahan terak baja tanpa penambahan bahan humat dan tanaman kontrol sejalan dengan data perkembangan jumlah anakan padi. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap produksi padi, maka dilakukan analisis sidik ragam. Hasil analisis sidik ragam terhadap produksi padi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan. Meskipun demikian, produksi padi menunjukkan data semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat.

4.2. Perubahan Nilai pH Tanah setelah Panen

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fosfat alam dan bahan organik terhadap sifat kimia tanah,pertumbuhan dan produksi padi(Oryza sativa L.) pada tanah sulfat masam potensial.

1 48 75

Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah, Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Akibat Aplikasi Jerami Cacah Dan Pupuk Kandang Sapi Dengan Sistem Sri

1 57 81

Pengaruh Pemberian Zeolit dan Kompos terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L) pada tanah typic Palendult

0 38 71

Perbaikan Sifat Kimia Bahan Tanah Sulfat Masam yang Diberi Terak Baja dan Fosfat Alam Kaitannya dengan Pertumbuhan Jagung

0 12 125

Pengaruh abu terbang dan bahan humat terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria) dan sifat sifat kimia tanah di lahan bekas tambang batubara

0 2 1

Pengaruh abu terbang dan bahan humat terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria) dan sifat-sifat kimia tanah di lahan bekas tambang batubara

2 11 95

Pengaruh pemberian bahan humat dan zeolit terhadap sifat-sifat kimia tanah dan kadar unsur pada kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.)

0 3 96

Pengaruh terak baja terhadap sifat kimia tanah serta pertumbuhan dan produksi tanaman Padi (Oryza Sativa) pada tanah gambut dalam dari Kumpeh, Jambi

0 5 151

Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat-Sifat Kimia Tanah Sulfat Masam dan Produksi Padi (Oryza sativa L.)

2 10 105

PENGARUH PEMBERIAN ABU SEKAM PADI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) DENGAN BERBAGAI TINGKAT TOLERANSI PADA TANAH GAMBUT.

0 0 6