3.5. Tahapan Penelitian
Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: 1 pengambilan contoh tanah; 2 persiapan media tanam dan penanaman transplanting; dan 3 pengamatan serta
analisis tanah dan tanaman.
3.5.1. Pengambilan contoh tanah
Contoh tanah Latosol diambil di kebun percobaan University Farm, Institut Pertanian Bogor. Contoh tanah tersebut diambil dari lapisan olah, yakni
pada kedalaman 0-20 cm.
3.5.2. Persiapan media tanam dan penanaman transplanting
Persiapan media tanam dilakukan dengan memasukkan contoh tanah Latosol dengan bobot setara dengan 10 BKM bobot kering mutlak ke dalam pot.
Perlakuan terak baja tanpa penambahan bahan humat disiapkan dengan menambahkan terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha ke dalam pot yang
sudah diisi tanah. Pada perlakuan terak baja dengan penambahan bahan humat disiapkan dengan menambahkan terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha
kemudian ditambahkan bahan humat dengan dosis setara 15 lha. Penambahan bahan humat dilakukan dengan mengencerkan bahan humat dengan air sebanyak
sepuluh kali pengenceran, kemudian bahan humat yang sudah diencerkan ditambahkan ke dalam pot perlakuan terak baja dengan penambahan bahan humat
dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan menambahkan bahan humat setengah dosis satu hari sebelum penanaman transplanting. Kemudian setengah
dosis bahan humat yang tersisa diberikan pada umur tanam 4 MST minggu setelah tanam.
Tanah yang sudah diberikan perlakuan kemudian dilumpurkan dan diinkubasi selama dua minggu. Bersamaan dengan persiapan media tanam
dilakukan penyemaian. Setelah media tanam dan semaian padi berumur dua minggu 14 hari dilakukan transplanting padi ke media tanam dengan jumlah
tanaman dua bibit tiap potlubang tanam. Skema persiapan media tanam, penyemaian dan penanaman transplanting disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Skema Persiapan Media Tanam, Penyemaian dan Penanaman transplanting
3.5.3. Pengamatan serta analisis tanah dan tanaman
Parameter yang diamati pada tanaman padi meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan per pot, bobot kering gabah per perlakuan, jumlah gabah bernas,
bobot gabah bernas dan presentase bobot gabah bernas. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah
sampai ujung daun tertinggi setelah diluruskan. Pengukuran tinggi tanaman dan penghitungan jumlah anakan per rumpun dilakukan setiap interval tujuh hari
sampai tanaman padi bunting yaitu dimulai pada minggu ke-3 setelah tanam sampai minggu ke-9 setelah tanam, sedangkan bobot kering gabah per perlakuan,
jumlah gabah bernas, bobot gabah bernas dan presentase bobot gabah bernas dilakukan pada saat dan setelah panen.
Analisis tanah dan tanaman ditujukan untuk mengetahui perubahan sifat- sifat kimia tanah dan konsentrasi hara dalam tanaman. Pengukuran pH tanah
dilakukan dengan mencampur contoh tanah dengan akuades perbandingan 1:5, sedangkan pengukuran konsentrasi P tersedia menggunakan metode Bray I, dan
kandungan basa-basa Ca, Mg, dan K ditetapkan menggunakan pengekstrak amonium asetat. Penetapan unsur mikro Cu, Zn, dan logam Pb pada tanah
dilakukan dengan metode sequential extraction. Menurut Darmawan dan Wada
1999, metode ini terdiri dari lima tahap ekstraksi yang bertujuan mengetahui
fraksionasi logam berat dalam tanah. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai dua tahap ekstraksi. Tahapan ekstraksi yang dilakukan adalah
sebagai berikut: 1.
Fraksi dalam larutan tanah. Dilakukan dengan mengekstrak 2 g contoh tanah dengan 20 ml air bebas ion, kemudian dikocok selama 1 jam.
2. Fraksi dapat dipertukarkan. Dilakukan dengan mengekstrak residu pada tahap
1 dengan 16 ml MgCl
2
1 molL, kemudian dikocok selama 1 jam. Analisis kadar Ca, Mg, K, P, Cu, Zn, dan logam Pb dalam tanaman
dilakukan dengan metode pengabuan basah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Perlakuan Dosis