Pemanfaatan Terak Baja Terak Baja

dan potongan baja akan menghasilkan panas. Ketika potongan baja meleleh, elektroda ditekan lebih dalam. Ketika semua potongan baja telah meleleh, kemudian dilanjutkan proses pemurnian. Selama proses pemurnian dialirkan oksigen kemurnian tinggi. Beberapa besi Fe dan berbagai material yang tidak diinginkan termasuk Al, Si, Mn, P, dan C teroksidasi. Komponen yang teroksidasi ini berkombinasi dengan CaO maupun MgO membentuk terak Yildirim dan Prezzi, 2011.

2.1.2. Pemanfaatan Terak Baja

Terak baja telah dimanfaatkan untuk banyak keperluan di dunia dan disimpulkan pada Gambar 4 Shen dan Forssberg, 2002. Secara umum, pemanfaatan terak baja dibagi kedalam dua kelompok besar. Pertama dimanfaatkan langsung dalam industri baja, dan kedua pemanfaatan di luar industri baja. Gambar 4. Pemanfaatan Terak Baja Shen dan Forssberg, 2002 dengan Modifikasi Terak baja mengandung 30-50 CaO dan 3-10 MgO. Dapat dilihat pada Tabel 2, converter slag mengandung 53,36 CaO dan 2,86 MgO. Kadar CaO dan MgO yang tinggi ini dapat dimanfaatkan langsung dalam proses pemurnian bijih besi sebagai bahan pengganti sebagian bahan kapur yang ditambahkan Shen dan Forssberg, 2002. Pemanfaatan terak baja untuk keperluan di luar industri baja harus melalui proses pemurnian logam-logam terlebih dahulu yang meliputi proses mekanik dan fisik Durinck et al., 2008. Sekitar 85-100 terak baja telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh pada Tabel 1 disajikan pemanfaatan converter slag di Jepang Sasaki, 2010. Tabel 1. Pemanfaatan Converter Slag di Jepang Pemanfaatan x 10 3 ttahun Reuse 1.661 12,19 Bangunan Jalan 3.202 23,49 Pembenah tanah 00 716 5,25 Teknik sipil 6.046 44,35 Semen 00 614 4,50 Bahan pengeras 00 418 3,07 Lain-lain 00 535 3,92 Landfill 00 439 3,22 Total 13.631 100,00 2.1.3. Pemanfaatan Terak Baja dalam Bidang Pertanian Beberapa manfaat terak baja dalam bidang pertanian telah banyak ditunjukkan oleh penelitian-penelitian terdahulu, antara lain terak baja dapat berfungsi untuk meningkatkan pH tanah sama seperti kapur, penyedia unsur Ca, K, dan P, serta mampu menurunkan efek toksik dari Al pada tanah masam Ali dan Sedaghat, 2007. Penambahan terak baja pada tanaman padi di lahan gambut mampu meningkatkan bobot kering gabah bernas sebesar 65-96 dan meningkatkan kandungan basa-basa yang dapat dipertukarkan seperti K, Ca, dan Mg Hidayatulloh, 2006. Kristen dan Erstad 1996, menyatakan bahwa pemberian terak baja dapat meningkatkan P dalam tanah, hal ini disebabkan oleh kandungan SiO 2 dalam terak baja. Unsur Si dapat mengurangi fiksasi P oleh Al dan Fe sehingga ketersedian P dalam tanah meningkat. SiO 2 pada terak baja terhidrolisis membentuk anion SiO 4 4- yang mampu mendorong anion P sehingga P dibebaskan kedalam larutan tanah. Menurut Suwarno 2010, penggunaan electric furnace Indonesia, converter slag Jepang, dan blast furnace Jepang sebagai pupuk Si untuk tanaman padi sawah yang ditanam pada tanah regosol menunjukkan peningkatan bobot gabah bernas yang signifikan. Akan tetapi, produksi pada penggunaan electric furnace Indonesia cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan converter slag Jepang, dan blast furnace Jepang. Hasil serupa juga terjadi pada penelitian pot rumah kaca pemberian terak baja sebagai pupuk Si untuk tanaman padi varietas IR 64 pada tanah gambut. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa pemberian terak baja pada tanah gambut meningkatkan ketersediaan Si, Ca, serta meningkatkan pH tanah, tetapi menurunkan ketersediaan Fe, Cu, dan Zn. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Syihabuddin 2011, pemberian terak baja sebagai bahan amelioran pada tanah gambut dapat meningkatkan bobot biomasa tanaman dan produksi padi, berpengaruh nyata dapat meningkatkan pH tanah, basa-basa dapat dipertukarkan serta unsur mikro dalam tanah dan tanaman. Selain itu, pemberian terak baja juga dapat menurunkan kelarutan logam berat. Meskipun berdasarkan hasil penelitian yang telah dikembangkan menunjukkan bahwa terak baja dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Akan tetapi, sampai saat ini terak baja belum dimanfaatkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih terhambat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 yang menggolongkan terak baja ke dalam kategori limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah B3 adalah limbah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya danatau beracun yang karena sifat danatau konsentrasinya danatau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan danatau merusak lingkungan hidup, danatau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

2.2. Bahan Humat

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fosfat alam dan bahan organik terhadap sifat kimia tanah,pertumbuhan dan produksi padi(Oryza sativa L.) pada tanah sulfat masam potensial.

1 48 75

Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah, Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Akibat Aplikasi Jerami Cacah Dan Pupuk Kandang Sapi Dengan Sistem Sri

1 57 81

Pengaruh Pemberian Zeolit dan Kompos terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L) pada tanah typic Palendult

0 38 71

Perbaikan Sifat Kimia Bahan Tanah Sulfat Masam yang Diberi Terak Baja dan Fosfat Alam Kaitannya dengan Pertumbuhan Jagung

0 12 125

Pengaruh abu terbang dan bahan humat terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria) dan sifat sifat kimia tanah di lahan bekas tambang batubara

0 2 1

Pengaruh abu terbang dan bahan humat terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria) dan sifat-sifat kimia tanah di lahan bekas tambang batubara

2 11 95

Pengaruh pemberian bahan humat dan zeolit terhadap sifat-sifat kimia tanah dan kadar unsur pada kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.)

0 3 96

Pengaruh terak baja terhadap sifat kimia tanah serta pertumbuhan dan produksi tanaman Padi (Oryza Sativa) pada tanah gambut dalam dari Kumpeh, Jambi

0 5 151

Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat-Sifat Kimia Tanah Sulfat Masam dan Produksi Padi (Oryza sativa L.)

2 10 105

PENGARUH PEMBERIAN ABU SEKAM PADI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) DENGAN BERBAGAI TINGKAT TOLERANSI PADA TANAH GAMBUT.

0 0 6