meningkat dengan semakin meningkatnya dosis pemberian terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat. Kondisi ini sejalan dengan data pertumbuhan
dan produksi padi yang cenderung meningkat dengan semakin meningkatnya dosis pemberian terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat. Hal ini
selain disebabkan oleh kandungan P pada terak baja, juga dapat disebabkan oleh tingginya kandungan SiO
2
. Senyawa SiO
2
pada terak baja terhidrolisis membentuk anion SiO
4 4-
yang mampu mendorong anion P sehingga P dibebaskan ke dalam larutan tanah Kristen dan Erstad, 1996.
Terdapat kecenderungan kadar P pada tanaman semakin meningkat dengan semakin meningkatnya pemberian terak baja dengan penambahan bahan
humat. Hal ini dapat dijelaskan oleh Mendez et al. 2004, bahwa bahan humat tepatnya asam humik mampu menjadi media kolonisasi mikroflora. Kemudian
mikroflora mengeluarkan enzim yang dapat menjadi katalis terurainya besi dan fosfor pada komplek Fe-P yang tidak larut, serta kalsium dan fosfor pada komplek
Ca-P yang tidak larut menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman.
4.5. Konsentrasi Cu dalam Fraksi Terekstrak Akuades dan Fraksi
Terekstrak MgCl
2
dalam Tanah Setelah Panen dan Konsentrasi Cu pada Tanaman
Pada Gambar 10 disajikan konsentrasi Cu dalam fraksi terekstrak akuades dan fraksi yang terekstrak MgCl
2
dalam tanah setelah panen a serta konsentrasi Cu pada tanaman b. Fraksi yang terekstrak akuades digunakan sebagai nilai
pendekatan konsentrasi unsur Cu dalam larutan tanah, sedangkan fraksi terekstrak MgCl
2
sebagai pendekatan konsentrasi dalam fraksi yang dapat dipertukarkan. Berdasarkan grafik pada Gambar 10a, konsentrasi Cu dalam fraksi
terekstrak akuades dan terekstrak MgCl
2
pada perlakuan kontrol A0 memiliki nilai konsentrasi yang paling tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan yang
lain. Kemudian semakin menurun dengan meningkatnya dosis penambahan terak baja dengan dan tanpa penambahan bahan humat A1, A2, A3, A4, A5, dan A6.
Jika hal ini dihubungkan dengan grafik pada Gambar 10b, penurunan konsentrasi Cu pada tanah sebagian besar bukan disebabkan terserap tanaman. Karena kadar
Cu pada tanaman tidak menunjukkan kecenderungan yang meningkat dengan meningkatnya dosis pemberian terak baja.
Keterangan: A0 = kontrol; A1, A2, dan A3 = perlakuan pemberian terak baja dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha; A4, A5, dan A6 = perlakuan pemberian terak baja
dengan dosis setara 3, 6, 9 tonha dengan penambahan bahan humat setara 15 lha.
Gambar 10. Konsentrasi Cu dalam Fraksi Terekstrak Akuades dan fraksi yang Terekstrak MgCl
2
dalam Tanah Setelah Panen a serta Konsentrasi Cu pada Tanaman b
Penurunan konsentrasi Cu pada tanah dalam fraksi terekstrak akuades dan terekstrak MgCl
2
lebih disebabkan mekanisme kimia yang terjadi di dalam tanah. Meningkatnya pH tanah Tabel 7 dapat menekan mobilitas Cu, kemudian Cu
mengendap dan ditrasnsformasikan kedalam bentuk yang terikat hidroksida dan khelat bahan organik. Tingginya konsentrasi Ca
2+
dalam tanah dengan semakin meningkatnya dosis pemberian terak baja juga sangat berpengaruh terhadap
mobilitas Cu. Hal ini disebabkan oleh kemampuan Ca
2+
menjadi kompetitor Cu dalam mengisi permukaan liat. Pada perlakuan pemberian terak baja dengan
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
0,12 0,14
0,16
A0 A1
A2 A3
A4 A5
A6 Konse
ntra si C
u da
lam tana
h
ppm
Perlakuan
a
Fraksi terekstrak aquades Fraksi terekstrak MgCl2
0,00 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
0,30
A0 A1
A2 A3
A4 A5
A6 Konse
ntra si C
u da
lam tana
man
ppm
Perlakuan
b
penambahan bahan humat A4, A5 dan A6 konsentrasi Cu dalam fraksi terekstrak akuades dan terekstrak MgCl
2
konsentrasinya sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar Cu ditransformasikan ke dalam bentuk yang
terikat dalam khelat bahan organik. Nguyen et al. 2010 menyatakan bahwa bahan humat mampu menyerap Cu, Zn, dan Pb lima kali lebih tinggi
dibandingkan oleh permukaan mineral liat.
4.6. Konsentrasi Zn dalam Fraksi Terekstrak Akuades dan Fraksi