C. Kelayakan Investasi
Untuk mengidentifikasi masalah dimasa yang akan datang sehingga dapat meminimal kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam
suatu investasi perlu dilakukan studi kelayakan. Dengan kata lain studi kelayakan akan memperhitungkan hal-hal yang akan menghambat atau
peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi dengan adanya studi kelayakan investasi minimal dapat memberikan pedoman atau arahan kepada
usaha yang dijalankan Kasmir dan Jakfar, 2007. Ada 5 tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu: 1
menghindari risiko kerugian, 2 memudahkan perencanaan, 3 memudahkan pelaksanaan pekerjaan, 4 memudahkan pengawasan dan 5 memudahkan
pengendalian. Hal pertama yang dikaji berkaitan dengan analisis kelayakan usaha
meliputi biaya pembangunan fisik pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan proyek Zubir, 2006
seperti: 1.
Pembelian tanah termasuk biaya pematangan tanah, pembuatan saluran air, lapangan parkir, taman dan pemagaran.
2. Biaya pembangunan pabrik, kantor, gudang, mess karyawan, pos satpam
dan bangunan penunjang lainnya. 3.
Biaya pembelian mesin-mesin dan pemasangannya termasuk biaya tenaga ahli yang digunakan.
4. Biaya instalasi listrik, air, dan sebagainya.
5. Biaya pembelian kendaraan.
6. Biaya pembelian peralatan kantor, perabot dan lain-lain.
Untuk memulai suatu usaha juga dibutuhkan modal kerja untuk kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan
untuk operasional perusahaan sehari hari yang meliputi kebutuhan dana yang tertanam dalam harta lancar dalam bentuk piutang usaha, persediaan bahan
baku, bahan dalam proses, barang jadi dan bahan penunjang termasuk di dalamnya bahan bakar, serta sejumlah kas minimum yang dibutuhkan untuk
berjaga-jaga atau transaksi Zubir, 2006. Sumber pembiayaan modal kerja
dapat bersumber dari modal sendiri, hutang dagang, hutang bank, maupun hutang lainnya.
Menurut Kasmir dan Jakfar 2007 menyatakan bahwa tahap-tahap dalam penilaian studi kelayakan bisnis dapat dilihat dalam Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis Kasmir dan Jakfar, 2007
Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, akan tetapi aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya
adalah sama. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan investasi meliputi aspek hukum, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis dan
aspek manajemen. Aspek keuangan dipandang beberapa investor sebagai aspek yang paling utama untuk dianalisis karena aspek ini tergambar jelas dari
hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Melakukan Pengolahan Data
Analisis Data
Mengambil Keputusan
Direkomendasikan
Dijalankan Dibatalkan
Layak Tidak Layak
a. Payback Period PP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu periode pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. PP adalah suatu
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas Zubir, 2006, dihitung menurut
persamaan : Nilai Investasi
PBP tahun = x 1 tahun Kas Masuk Bersih
Metode ini sangat sederhana, sehingga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan utamanya adalah tidak memperhatikan aliran kas
masuk setelah payback, sehingga metode ini umumnya hanya digunakan sebagai pendukung metode lainnya.
b. Net Present Value NPV atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan PV Present Value kas bersih dengan PV investasi selama
umur investasi. Selisih antara PV tersebut disebut NPV Zubir, 2006. NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang present value dari
manfaat dan biaya Pramudya, 2006.
NPV = ΣΣΣΣ
t t
t
i 1
C -
B +
dimana ; Bt = manfaat penerimaan bruto pada tahun ke- t Rp
Ct = biaya bruto pada tahun ke- t Rp i = tingkat suku bunga
t = periode investasi i = 1,2,3,.........n
c. Internal Rate of Return IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern Kasmir Jakfar, 2007. IRR adalah salah satu
metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount
factor atau setelah dipresent value kan, nilainya sama dengan initial
investment biaya investasi.
IRR = i’ +
NPV NPV
NPV −
i” – i’
dimana ;
NPV ’ = nilai NPV Positif Rp NPV ” = nilai NPV Negatif Rp
i’ = discount rate nilai NPV positif
i” = discount rate nilai NPV negatif d. Profitability Index PI atau benefit and cost ratio BC ratio merupakan
rasio aktivitas dari jumlah nilai penerimaan bersih sekarang dengan nilai pengeluaran investasi sekarang selama umur investasi Kasmir Jakfar,
2007. Σ
PV Kas Bersih
PI =
x 100 Σ
PV Investasi e. Break Event Point BEP adalah BEP atau titik impas adalah suatu
keadaan dimana
besarnya pendapatan
sama dengan
besarnya biayapengeluaran yang dilakukan oleh proyek, yang dapat dihitung
dengan persamaan berikut : Pramudya, 2006. Total Biaya Rp = Volume Penjualan unit x Harga Jual Rp
Perhitungan volume penjualan pada saat BEP dapat dihitung dengan persamaan :
Total Biaya Tetap BEP unit =
Harga Jualunit - Biaya Variabelunit
Total Biaya Tetap BEP Rp =
1 - Biaya Variabel per Unit Harga Jual
D. Sikap dan Perilaku Konsumen