Analisis kelayakan usaha dan kepuasan konsumen “Baso Atom”

= σσσσ

karena yang dicari adalah jarak relatif antar peubah, maka

konstanta 2

σ

2 bisa dihilangkan.

3) Correspondence Analysis

Correspondence Analysis merupakan analisis yang memperagakan baris dan kolom secara serempak dari tabel kontingensi dua arah. Data input berupa tabel kontingensi yang akan mengindikasikan sebuah asosiasi kualitatif antara baris dan kolom. Correspondence Analysis akan membuat skala baris-baris dan kolom-kolom dalam unit yang berkesesuaiaan, segingga masing-masing dapat


(43)

di tampilkan secara grafis dalam ruang dimensi rendah yang sama. Peta spesial ini akan memberikan gambaran mengenai:

a. Keserupaan dan perbedaan dalam baris untuk sebuah kategori kolom tertentu

b. Keserupaan dan perbedaan dalam kategori kolom untuk sebuah baris tertentu

c. Hubungan antara baris-baris dan kolom-kolom

c. Analisis Strategi Pengembangan

Data yang dipergunakan tersebut diperoleh dari data internal dan data eksternal. Data internal yang dipergunakan adalah laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran, wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Setiap instrumen dalam kuesioner ini menggunakan skala Likert yaitu: 1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3 = netral, 4 = penting, dan 5 = sangat penting.

Data eksternal diperoleh dari pustaka. Metode yang digunakan untuk penetapan strategi dengan menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT.


(44)

A. Gambaran Umum Bakso Atom

Bakso Sehat adalah motto dari Bakso Atom. Dengan berlatar belakang ingin menyajikan makanan yang sehat, bersih dan nikmat, Bakso Atom menyediakan produk bakso dengan standar kesehatan, halal serta harga yang terjangkau. Standar kesehatan yang ditawarkan yaitu dalam hal bebas bakteri berbahaya, bebas terhadap bahan kimia berbahaya dan menggunakan bahan olahan dari daging Sapi pilihan (Sapi Bali).

Bakso Atom telah mengantongi beberapa sertifikat dari lembaga yang berkompetensi dalam produk makanan seperti Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Laboratorium Kesmavet Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan serta Uji Metode SNI-19-2897-1992. Sertifikasi tersebut di atas, mendukung Bakso Atom sebagai bakso yang higienis, sehat, dan halal. Para pengunjung tidak perlu ragu adanya residu bahan pengawet, antibiotik, ataupun bahan-bahan kimia lain. Bagi yang alergi terhadap MSG, Bakso Atom merupakan makanan sehat siap saji yang tidak perlu dikhawatirkan.

Menu bakso yang disajikan yaitu berupa: bakso daging (ukuran besar dan kecil), bakso urat (ukuran besar dan kecil), bakso sumsum, bakso telor ayam kampung, bakso keju, bakso tahu, bakso tahu udang, bakso buntel (bakso dibungkus dengan kulit martabak telur) dan bakso sutera. Bakso Atom disajikan secara prasmanan dimana konsumen dapat memilih dan mengambil langsung jenis bakso yang diinginkan, untuk kemudian meracik sendiri bumbu yang diinginkan sesuai selera. Untuk harga, Bakso Atom memiliki harga yang bervariasi dari tiga ribu lima ratus rupiah sampai dengan tujuh ribu rupiah per butir bakso dengan ukuran yang cukup besar.

Saat ini Bakso Atom baru dapat diperoleh melalui 18 outlet yang terletak di Jakarta dan Bandung, yaitu: Ciputat, Serpong, Bintaro, Depok, Pondok Bambu, Depok Beji, Puri Indah, Condet, Bandung, Cempaka Putih, Pakubuwono, Cinere, Pasar Rebo, Pesanggrahan, Bulungan, Pondok Gede, Tebet dan Thamrin City. Outlet Bakso Atom beroperasi setiap hari dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 22.00. Disetiap outlet tersedia ruang AC dan Non


(45)

AC, dan pada beberapa outlet tersedia fasilitas Free Hot Spot Area (area bebas jaringan internet). Fasilitas lain yang ditawarkan adalah sistem pesan antar (delivery order).

Empat lokasi outlet diantaranya yang dijadikan sample untuk pengambilan data, dapat digambarkan sebagai berikut: untuk lokasi di jalan. Bumi, Pakubowono Jakarta terletak dipinggir jalan utama menuju ke Pasar Mayestik. Lokasi outlet bersebelahan dengan agen penjulan rumah (century 21), dan tempat bimbingan belajar. Outlet ini menempati luas areal ± 170 m² dengan status kepemilikan adalah milik sendiri. Untuk outlet di Bintaro terletak dipinggir jalan utama memasuki gerbang perumahan Bintaro Jaya Sektor IX, bersebelahan dengan outlet buku Gramedia. Outlet ini menempati luas areal ± 120 m² dengan status kepemilikan sewa. Outlet di Beji Depok merupakan rumah tinggal menempati luas areal ±100 m² dengan status kepemilikan sewa. Lokasi outlet terletak bersebelahan dengan toko obat dan tanah kosong. Untuk outlet di jalan Cendana, Bandung letak lokasi di areal pemukiman (bukan real estate) dan bukan di jalan utama. Outlet ini memanfaatkan rumah tinggal milik sendiri (tidak ditempati) untuk lokasi usaha, bersebelahan dengan lokasi bimbingan belajar (Sakamoto). Luas areal ± 120 m².

Setiap outlet tidak melakukan produksi sendiri, melainkan hanya melakukan penjualan bakso. Pengambilan bakso dilakukan setiap sore hari (untuk wilayah Jakarta) dan 1 minggu sekali (untuk wilayah Bandung) diambil langsung ke kantor pusat pewaralaba di Ciputat. Sistem pembayaran dilakukan keesokan harinya.

Sistem pemasaran dilakukan melalui penyebaran brosur di pusat-pusat perbelanjaan. Pewaralaba hanya memfasilitasi brosur dan pengadaan tenaga kerja serta perlengkapan makan untuk pelaksanaan event bazar di luar outlet. Selain penjualan di outlet, terwaralaba juga biasa melayani penjualan langsung ke lokasi yang disediakan konsumen, untuk minimal order 100 porsi. Permintaan ini cukup banyak dikalangan konsumen perkantoran terutama pada bulan Ramadhan atau event lainnya seperti arisan, pesta ulang tahun dan lain-lain.


(46)

B. Kelayakan usaha

Analisis kelayakan yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah kelayakan finansial usaha franchise produk bakso sehat bakso atom (BSBA). Hal ini digunakan untuk membantu terwaralaba dalam mengembangkan usahanya di masing-masing outlet. Dari analisis finansial ini akan diperoleh informasi tentang kelayakan usaha, apabila layak maka dapat menjadi salah satu motivasi bagi terwaralaba untuk mengembangkan usahanya dengan membuka outlet baru dan selanjutnya dapat menarik konsumen lebih banyak.

Biaya investasi masing-masing terwaralaba berbeda satu sama lain dapat dilihat pada Lampiran 2, perbedaan tersebut terutama dalam hal biaya renovasi. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk outlet Pakubowono sebesar Rp. 237.465.000,- (dua ratus tiga puluh tujuh juta empat ratus enam puluh lima ribu Rupiah), cukup besar dibanding outlet lainnya. Besarnya biaya investasi untuk outlet ini, dipengaruhi oleh luas areal outlet yaitu mencapai ± 170m² (paling luas dibanding outlet lainnya). Disamping itu juga karena pemakaian material meja saji stanless steel berkualitas dan pemilihan kursi yang lebih bagus (kursi dengan sandaran). Biaya investasi untuk outlet lainnya yaitu: Beji (Depok) sebesar Rp. 165.650.000,- (seratus enam puluh lima juta enam ratus lima puluh ribu Rupiah), Cendana (Bandung) sebesar Rp. 140.903.000,- (seratus empat puluh juta sembilan ratus tiga ribu Rupiah) dan Bintaro sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta Rupiah).

a. Arus manfaat (Inflow)

Manfaat atau inflow menggambarkan berapa uang yang masuk yang diperoleh dari penjualan produk Nilai pendapatan diperoleh dari penjualan produk yang dikalikan dengan harga jualnya. Harga jual produk adalah harga yang berlaku sesuai dengan harga saat kontrak berlaku. Nilai penjualan outlet Bakso Atom dapat dilihat pada Tabel 6.

Table 6. Nilai penjualan empat outlet Bakso Atom selama 3 (tiga) tahun (Rupiah)

Tahun Pakubuwono Beji Cendana Bintaro

2007 1.455.893.600 1.084.236.000 956.553.600 1.204.084.300 2008 1.246.717.500 974.218.800 698.462.100 1.150.421.160 2009* 918.042.700 709.349.800 522.373.600 908.545.111 * penjualan untuk periode sampai dengan September 2009


(47)

Dari tabel 6 terlihat bahwa penjualan pada tahun 2008 pada ke-empat outlet mengalami penurunan. Penurunan penjualan berturut-turut sebesar 14 persen outlet Bumi, 10 persen outlet Beji, 27 persen outlet Cendana dan 4 persen untuk outlet Bintaro. Hal ini menurut pemilik dari masing-masing outlet disebabkan oleh adanya kenaikan harga BBM yang dirasakan cukup mempengaruhi tingkat penjualan.

Pada periode September 2009 tingkat penjualan relatif stabil bahkan untuk outlet Bintaro mengalami sedikit peningkatan (±5 persen). Hal ini dirasakan oleh pemilik selain karena perekonomian yang mulai stabil, juga karena adanya tambahan fasilitas Free Hot Spot Area yang sedikit banyaknya mempengaruhi jumlah pengunjung. Untuk outlet Beji mengalami penurunan sebesar 3 persen, hal ini menurut pemilik karena adanya persaingan pendatang baru (bakso Joko) di areal sekitar lokasi dimana harga yang ditawarkan cukup rendah.

Secara keseluruhan pencapaian penjualan terendah adalah outlet Cendana (Bandung) dengan rata-rata omset harian hanya sebesar Rp.1.934.717,- (satu juta sembilan ratus tigapuluh empat ribu tujuh ratus tujuh belas rupiah). Hal ini menurut pemilik disebabkan oleh beberapa hal yaitu: lokasi outlet agak sulit dijangkau bukan merupakan jalur utama, disamping itu Bakso Atom di Bandung merupakan cabang pertama sehingga belum banyak dikenal masyarakat, dan dirasakan masih kurang promosi.

b. Arus biaya (Outflow)

Arus biaya adalah arus biaya-biaya yang terjadi dalam analisis kelayakan usaha Bakso Atom. Arus biaya terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi digunakan untuk menyediakan tanah dan bangunan dengan fasilitas seperti listrik, telepon, pengadaan air bersih, toilet dan pantry.

Selain itu, biaya investasi juga digunakan untuk peralatan dalam menunjang kelengkapan kebutuhan outlet seperti meja saji stanless steel, meja tempat bumbu, meja kursi tamu, mesin cashier, freezer, motor delivery box dan materi promosi diantaranya display dalam ruangan (neon box), spanduk promo, banner, dan billboard.


(48)

Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari usaha bakso atom. Biaya operasional terbagi menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ini terdiri dari gaji karyawan, listrik, telepon, keamanan, kebersihan dan tunjangan hari raya (THR).

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung dari penjualan yang dihasilkan. Besar biaya variabel yang dikeluarkan setiap tahun untuk kegiatan usaha ini terdiri dari : (1) bonus insentif karyawan yang dikeluarkan sebesar Rp. 50,- per butir bakso yang terjual setiap harinya dan dibagi ke seluruh pegawai pada setiap outlet. Bonus penjualan dikeluarkan apabila penjualan melebihi target harian yang ditetapkan (untuk Bumi sebesar Rp.3.000.000,-, Beji sebesar Rp.2000.000,- Cendana sebesar Rp.2.000.000,- dan Bintaro sebesar Rp.3.000.000,-); (2) selisih penjualan (salah pencatatan, pembulatan atau adanya kelebihan pengembalian dari konsumen), biaya operasional (biaya bahan bakar kendaraan dan Gas), tagihan bakso dan tagihan belanja. Biaya lain-lain merupakan biaya pengeluaran intern outlet terdiri dari sewa, cicilan motor, pulsa dan alat tulis kantor (ATK).

c. Kelayakan finansial usaha

Berdasarkan cashflow pada Lampiran 4 diperoleh hasil untuk semua kriteria investasi usaha meliputi NPV, IRR, Net B/C dan Payback period. Hasil kelayakan investasi Bakso Atom Bintaro, Beji, Cendana dan Pakubuwono pada tingkat suku bunga 14 persen dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil kelayakan Investasi pada Tingkat Suku Bunga 14 persen

Nilai Kriteria

investasi Pakubuwono Beji Cendana Bintaro

NPV 71.404.011 33.244.550 4.857.773 55.508.016

IRR 30.38% 26.20% 16.51% 31.70%

Net B/C 1.30 1.20 1.03 1.37


(49)

Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai NPV yang dihasilkan dari masing-masing outlet Bakso Atom adalah positif dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan menurut nilai sekarang adalah menguntungkan untuk dilaksanakan. Selanjutnya nilai IRR di atas tingkat suku bunga pinjaman, dapat diartikan bahwa apabila modal yang digunakan adalah pinjaman maka akan menguntungkan untuk diinvestasikan pada usaha Bakso Atom. Sedangkan dari B/C ratio mencapai nilai lebih besar dari 1 (satu) artinya investasi yang dikeluarkan sekarang sebesar satu rupiah untuk usaha Bakso Atom akan menambah nilai pendapatan bersih lebih dari satu rupiah. Dari kriteria investasi di atas, outlet Cendana memiliki kriteria investasi yang rendah. Hal ini dipengaruhi tingkat penjualan yang juga rendah.

Berdasarkan waktu pengembalian investasi, digunakan analisis payback period (PP). Hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa usaha bakso atom akan mencapai titik pengembalian investasi kurang dari umur ekonomis investasi tersebut atau berkisar 15-21 bulan. Dari keempat outlet tersebut, outlet Cendana memiliki tingkat pengembalian yang paling lama, hal ini dipengaruhi oleh nilai keuntungan bersih yang diperoleh paling rendah dan nilai investasi yang cukup besar.

Disamping itu juga diperhitungkan titik impas (break event point) untuk mengetahui keadaan dimana pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam perhitungan ini, mengingat produk bakso beragam dan terdapat juga produk minuman dan lainnya, untuk itu dalam perhitungan harga jual digunakan harga jual rata-rata terbobot. Nilai BEP dapat dilihat pada Tabel 8 dan pada Tabel 9 dapat dilihat perhitungan sensitivitas. Dari Tabel 8 terlihat bahwa kegiatan usaha penjualan Bakso Atom di sebagaimana semua outlet menunjukkan kondisi penjualan yang menguntungkan dimana penjualan yang dicapai telah melewati titik impas. Analisis sensitivitas pada Tabel 9, dilakukan dengan pembatasan hanya melihat pada sejauhmana proyek masih dinilai layak, jika terjadi perubahan dalam biaya investasi maupun benefit. Dari hasil perhitungan sensitivitas berarti bahwa jika terjadi penurunan dalam keuntungan sampai


(1)

ANALISA CASH FLOW DAN PERHITUNGAN KELAYAKAN INVESTASI

PAKUBUWONO

PAKUBUWONO Komponen

Analisa 2007 2008 Sept' 2009

Sales 1,455,893,600 1,246,717,500 918,042,700

% pertumbuhan -14% -2%

Fix Cost 49,188,471 64,628,603 55,954,777

Variable Cost 961,006,762 858,597,557 637,335,289

Profit Sharing 222,849,183 161,745,670 112,376,317

Others cost 40,428,000 40,428,000 30,150,000

Net Profit 182,421,183 121,317,670 82,226,317

%net profit 12.53% 9.73% 8.96%

DF (14%) 0.877 0.769 0.675

PV Proceed

160,018,582 93,350,008 55,500,422

Total PV Proceed 308,869,011

Nilai Investasi 237,465,000

NPV (+) 71,404,011

IRR 30.38%

Payback periode 1 tahun 5 bulan


(2)

Lanjutan Lampiran 4.

ANALISA CASH FLOW DAN PERHITUNGAN KELAYAKAN INVESTASI

BEJI

BEJI Komponen

Analisa

2007 2008 Sept' 2009

Sales 1,084,236,000 974,218,800 709,349,800

% pertumbuhan -10% -3%

Fix Cost 55,861,252 59,007,637 50,093,555

Variable Cost 711,695,696 678,942,353 490,351,711

Profit Sharing 158,339,526 118,134,405 84,452,267

Others cost 31,128,000 47,454,000 35,681,000

Net Profit 127,211,526 70,680,405 48,771,267

%net profit 11.73% 7.26% 6.88%

DF (14%) 0.877 0.769 0.675

PV Proceed 111,589,058 54.386.277 32,919,216

Total PV Proceed 198.894.550

Nilai Investasi 165,650,000

NPV (+) 33.244.550

IRR 26.20%

Payback periode 1 tahun 3 bulan


(3)

ANALISA CASH FLOW DAN PERHITUNGAN KELAYAKAN INVESTASI

CENDANA

Cendana Komponen

Analisa

2007 2008 Sept' 2009

Sales 956,553,600 698,462,100 522,373,600

% pertumbuhan -27% 0%

Fix Cost 52.248.359 49,103,184 41,026,120

Variable Cost 649.224.360 489,895,440 379,015,997

Profit Sharing 127.540.441 79,731,738 51,165,742

Others cost 28,800,000 28,800,000 21,600,000

Net Profit 98.740.441 50,931,738 29,565,742

%net profit 10.32% 7,29% 5.66%

DF (14%) 0.877 0.769 0.675

PV Proceed

86,614,421 39,190,319 19,956,033

Total PV Proceed 145,760,773

Nilai Investasi 140,903,000

NPV (+) 4,857,773

IRR 16.51%

Payback periode 1 tahun 9 bulan


(4)

Lanjutan Lampiran 4.

ANALISA CASH FLOW DAN PERHITUNGAN KELAYAKAN INVESTASI

BINTARO

BINTARO Komponen

Analisa 2007 2008 Sept' 2009

Sales 1,204,084,300 1,150,421,160 908,545,111

% pertumbuhan -4% 5%

Fix Cost 82,889,540 88,217,448 69,045,879

Variable Cost 848,069,353 827,451,384 626,925,897

Profit Sharing 136,562,704 117,376,164 106,286,668

Others cost 35,460,000 35,460,000 26,595,000

Net Profit 101,102,704 81,916,164 79,691,668

%net profit 8.40% 7.12% 8,77%

DF (14%) 0.877 0.769 0.675

PV Proceed 88,686,582 63,031,828 53,789,606

Total PV Proceed 205,508,016

Nilai Investasi 150,000,000

NPV (+) 55,508,016

IRR 31.70%

Payback periode 1 tahun 7 bulan


(5)

Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal

(Berdasarkan bobot rata-rata dari pakar 1, 2, 3, 4 dan 5)

Bobot

FAKTOR PENENTU Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

Pakar 5

Rataan

Peluang

Dukungan pemerintah (A) 0,152 0,131 0,133 0,125 0,125 0,132 Keadaan perekonomian yang

makin baik (B) 0,097 0,104 0,097 0,104 0,104 0,101 Perubahan gaya hidup (C) 0,097 0,111 0,104 0,111 0,111 0,106 kemajuan teknologi (D) 0,104 0,104 0,104 0,104 0,104 0,103 Hubungan baik dengan

pewaralaba (E) 0,104 0,125 0,111 0,125 0,125 0,117 Ancaman

fluktuasi harga baku (F) 0,104 0,118 0,104 0,118 0,118 0,112 ancaman pendatang baru (G) 0,111 0,111 0,118 0,111 0,111 0,112 adanya produk substitusi (H) 0,111 0,111 0,111 0,111 0,111 0,110 isu kualitas bahan baku

(boraks, tikus, dll) (J) 0,125 0,090 0,111 0,090 0,090 0,101

Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal

(Berdasarkan bobot rata-rata dari pakar 1, 2, 3, 4dan 5)

Bobot

FAKTOR PENENTU Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

Pakar 5

Rataan

Kekuatan

produk halal (A) 0,105 0,127 0,111 0,100 0,122 0,113 citra rasa produk (B) 0,100 0,106 0,083 0,100 0,106 0,098 keramahan dan kesopanan

pramusaji (C) 0,094 0,111 0,100 0,094 0,111 0,102 Kenyamanan outlet (D) 0,089 0,106 0,094 0,089 0,106 0,096 menggunakan bahan baku

local (E) 0,089 0,117 0,083 0,089 0,117 0,098 Kelemahan

belum ada kegiatan riset

pasar dan situasi persaingan (F) 0,106 0,078 0,100 0,106 0,078 0,093 kurangnya kontrol

manajemen dari pemilik (G) 0,122 0,089 0,111 0,122 0,089 0,106 kurangnya promosi (I) 0,089 0,089 0,100 0,089 0,089 0,091 produk mudah ditiru (J) 0,111 0,083 0,117 0,111 0,083 0,101 penggunaan teknologi


(6)

Lampiran 6. Penentuan rating faktor eksternal dan internal

Penentuan Rating Faktor Strategis Eksternal

(Berdasarkan bobot rata-rata dari pakar 1, 2, 3, 4 dan 5)

Bobot FAKTOR PENENTU Pakar

1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

Pakar 5

Rataan

Peluang

Dukungan pemerintah (A) 4 4 4 3 3

3,60

Keadaan perekonomian yang

makin baik (B) 4 3 4 2 4

3,40

Perubahan gaya hidup (C) 3 4 4 3 4

3,60

kemajuan teknologi (D) 4 3 4 2 2

3,00

Hubungan baik dengan

pewaralaba (E) 4 4 4 4 4

4,00

Ancaman

fluktuasi harga baku (F) 4 2 4 3 4

3,40

ancaman pendatang baru (G) 4 3 4 3 2

3,20

adanya produk substitusi (H) 3 4 3 4 4

3,60

isu kualitas bahan baku

(boraks, tikus, dll) (J) 3 4 4 3 4

3,60

Penentuan Rating Faktor Strategis Internal

(Berdasarkan bobot rata-rata dari pakar 1, 2, 3, 4dan 5)

Bobot FAKTOR PENENTU Pakar

1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

Pakar 5

Rataan

Kekuatan

produk halal (A) 3 4 3 3 4 3,40

citra rasa produk (B) 4 4 4 4 4 4,00

keramahan dan kesopanan

pramusaji (C) 4 4 4 3 4 3,80

Kenyamanan outlet (D) 4 3 4 4 4 3,80

menggunakan bahan baku

local (E) 4 4 4 4 3 3,80

Kelemahan belum ada kegiatan riset

pasar dan situasi persaingan (F) 2 2 2 2 2

2,00

kurangnya kontrol

manajemen dari pemilik (G) 2 2 2 2 2

2,00

kurangnya promosi (I) 2 2 2 2 1

1,80

produk mudah ditiru (J) 2 2 1 2 2

1,80

penggunaan teknologi