dengan batas error benefits ataupun terjadi peningkatan biaya investasi sampai dengan error cost, maka investasi dinilai masih layak untuk
dilaksanakan. Jika sudah melewati ambang batas tersebut, maka investasi tidak lagi layak untuk dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa outlet
Cendana sangat sensitif terhadap sedikit penurunan benefit dan adanya sedikit kenaikan nilai investasi.
Tabel 8. Titik Impas Bakso Atom per hari
BEP Realisasi
Outlet Unit
Rupiah Unit
Rupiah Pakubuwono
114 760.841
510 3.400.518
Beji 210
1.332.030 415
2.627.221
Cendana
193 1.125.721
331 1.934.717
Bintaro 234
1.465.954 509
3.364.982 Tabel 9. Sensitivitas penjualan Bakso Atom
Sensitivitas Pakubuwono
Beji Cendana
Bintaro
Error cost 30
17 3
37 Error Benefits
-23 -20
-3 -27
Dari indikator kelayakan usaha di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hal yang paling berpengaruh adalah tingkat penjualan. Pada
kegiatan usaha dengan sistem franchise, peningkatan penjualan dapat dilakukan hanya dengan meningkatkan volume penjualan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam peningkatan volume penjualan adalah memahami konsumen yang meliputi karakteristik konsumen, keinginan, kebutuhan
dan kepuasan konsumen.
C. Karakteristik Responden Bakso Atom
Kajian ini melibatkan responden yang berjumlah 77 orang yang telah diambil secara randomsampling dari 100 orang yang direncanakan atau telah
mencapai 77 persen sehingga dianggap telah cukup mewakili. Aspek demografi yang dikaji dari responden adalah usia, jenis kelamin, status
pernikahan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, tingkat pendidikan dan besar pengeluaran keluarga per bulan.
a. Usia
Responden didominasi oleh konsumen yang berusia antara 21-30 tahun 47 persen, selebihnya menyebar pada usia 31-45 tahun 44 persen.
Dari data ini tergambar responden yang mengkonsumsi Bakso Atom berada pada usia produktif, dimana pada usia ini pada umumnya sudah
mempunyai penghasilan dan peduli terhadap kesehatan. Proporsi usia responden dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Proporsi usia responden Bakso Atom b.
Jenis Kelamin Responden yang mengkonsumsi Bakso Atom pada umumnya adalah
wanita 75 persen, dan jika dilihat dari status pernikahan ternyata responden yang berstatus menikah 53 persen dan yang belum menikah
46 persen sama-sama menggemari Bakso Atom. Proporsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 7 dan proporsi status pernikahan
pada gambar 8.
Gambar 7. Proporsi jenis kelamin responden Bakso Atom
c. Status Pernikahan
Proporsi status pernikahan responden sesuai Gambar 8, Bakso Atom digemari baik oleh yang berstatus menikah maupun yang belum menikah.
Gambar 8. Proporsi status pernikahan responden Bakso Atom d.
Jumlah Anggota Keluarga Jumlah keluarga responden menunjukkan jumlah pengeluaran yang
digunakan keluarga dalam mengkonsumsi atau membelanjakan barang dan jasa. Semakin besar jumlah anggota keluarga biasanya kecenderungan
pengeluaran semakin besar. Berdasarkan Gambar 9, jumlah anggota keluarga responden antara 3 orang mendominasi 50 persen dan yang
terkecil adalah 1 orang 17 persen. Proporsi jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Proporsi jumlah anggota keluarga responden Bakso Atom e.
Pekerjaan Responden didominasi oleh pegawai swasta 35 persen dan
minoritas berstatus ibu rumah tangga 8 persen. Hal ini membuktikan bahwa bakso pada umumnya diminati oleh pegawai, dikarenakan
kemudahan dalam memperoleh makanan dibanding jika harus memasak sendiri. Proporsi pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Proporsi pekerjaan responden Bakso Atom f.
Pendidikan Pada Gambar 11 terlihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak
didominasi oleh responden berpendidikan Sarjana, yaitu 47 persen dan yang terendah adalah SMU 19 persen. Tingkat pendidikan seseorang
berpengaruh terhadap penerima dan pengartian informasi yang diperolehnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pola pikirnya
semakin sistematis dan ingin mendapatkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi dirinya Sumarwan, 2003. Ditengah kesadaran
masyarakat akan kesehatan, makanan sehat saat ini sedang menjadi trend. Selling point Bakso Atom mengedepankan bakso sehat, beda dengan
bakso-bakso yang lainnya.
Gambar 11. Proporsi tingkat pendidikan responden Bakso Atom
g. Tingkat pengeluaran per bulan
Kalau dilihat dari sebarannya, terlihat bahwa bakso atom hampir merata diminati oleh semua responden, baik itu responden yang
mempunyai pengeluaran kurang Rp. 1 juta 30 persen, responden yang mempunyai pengeluaran antara Rp 1 juta – Rp 2 juta 28 persen, maupun
responden yang memiliki pengeluaran. Antara Rp. 2 jt – Rp 3 jt 26 persen. Proporsi pengeluaran keluarga per bulan dapat dilihat pada
Gambar 12.
Gambar 12. Proporsi pengeluaran keluarga per bulan
D. Perilaku Konsumen Dalam Memilih Makanan