B. Kelayakan usaha
Analisis kelayakan yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah kelayakan finansial usaha franchise produk bakso sehat bakso atom BSBA. Hal ini
digunakan untuk membantu terwaralaba dalam mengembangkan usahanya di masing-masing outlet. Dari analisis finansial ini akan diperoleh informasi
tentang kelayakan usaha, apabila layak maka dapat menjadi salah satu motivasi bagi terwaralaba untuk mengembangkan usahanya dengan membuka
outlet baru dan selanjutnya dapat menarik konsumen lebih banyak.
Biaya investasi masing-masing terwaralaba berbeda satu sama lain dapat dilihat pada Lampiran 2, perbedaan tersebut terutama dalam hal biaya
renovasi. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk outlet Pakubowono sebesar Rp. 237.465.000,- dua ratus tiga puluh tujuh juta empat ratus enam puluh
lima ribu Rupiah, cukup besar dibanding outlet lainnya. Besarnya biaya investasi untuk outlet ini, dipengaruhi oleh luas areal outlet yaitu mencapai ±
170m² paling luas dibanding outlet lainnya. Disamping itu juga karena pemakaian material meja saji stanless steel berkualitas dan pemilihan kursi
yang lebih bagus kursi dengan sandaran. Biaya investasi untuk outlet lainnya yaitu: Beji Depok sebesar Rp. 165.650.000,- seratus enam puluh lima juta
enam ratus lima puluh ribu Rupiah, Cendana Bandung sebesar Rp. 140.903.000,- seratus empat puluh juta sembilan ratus tiga ribu Rupiah dan
Bintaro sebesar Rp. 150.000.000,- seratus lima puluh juta Rupiah. a.
Arus manfaat Inflow Manfaat atau inflow menggambarkan berapa uang yang masuk yang
diperoleh dari penjualan produk Nilai pendapatan diperoleh dari penjualan produk yang dikalikan dengan harga jualnya. Harga jual produk adalah
harga yang berlaku sesuai dengan harga saat kontrak berlaku. Nilai penjualan outlet Bakso Atom dapat dilihat pada Tabel 6.
Table 6. Nilai penjualan empat outlet Bakso Atom selama 3 tiga tahun Rupiah
Tahun Pakubuwono
Beji Cendana
Bintaro
2007 1.455.893.600 1.084.236.000
956.553.600 1.204.084.300 2008
1.246.717.500 974.218.800
698.462.100 1.150.421.160 2009
918.042.700 709.349.800
522.373.600 908.545.111
penjualan untuk periode sampai dengan September 2009
Dari tabel 6 terlihat bahwa penjualan pada tahun 2008 pada ke-empat outlet
mengalami penurunan. Penurunan penjualan berturut-turut sebesar 14 persen outlet Bumi, 10 persen outlet Beji, 27 persen outlet Cendana dan 4
persen untuk outlet Bintaro. Hal ini menurut pemilik dari masing-masing outlet
disebabkan oleh adanya kenaikan harga BBM yang dirasakan cukup mempengaruhi tingkat penjualan.
Pada periode September 2009 tingkat penjualan relatif stabil bahkan untuk outlet Bintaro mengalami sedikit peningkatan ±5 persen. Hal ini
dirasakan oleh pemilik selain karena perekonomian yang mulai stabil, juga karena adanya tambahan fasilitas Free Hot Spot Area yang sedikit banyaknya
mempengaruhi jumlah pengunjung. Untuk outlet Beji mengalami penurunan sebesar 3 persen, hal ini menurut pemilik karena adanya persaingan pendatang
baru bakso Joko di areal sekitar lokasi dimana harga yang ditawarkan cukup rendah.
Secara keseluruhan pencapaian penjualan terendah adalah outlet Cendana Bandung dengan rata-rata omset harian hanya sebesar
Rp.1.934.717,- satu juta sembilan ratus tigapuluh empat ribu tujuh ratus tujuh belas rupiah. Hal ini menurut pemilik disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
lokasi outlet agak sulit dijangkau bukan merupakan jalur utama, disamping itu Bakso Atom di Bandung merupakan cabang pertama sehingga belum banyak
dikenal masyarakat, dan dirasakan masih kurang promosi. b.
Arus biaya Outflow Arus biaya adalah arus biaya-biaya yang terjadi dalam analisis
kelayakan usaha Bakso Atom. Arus biaya terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi digunakan untuk menyediakan tanah
dan bangunan dengan fasilitas seperti listrik, telepon, pengadaan air bersih, toilet dan pantry.
Selain itu, biaya investasi juga digunakan untuk peralatan dalam menunjang kelengkapan kebutuhan outlet seperti meja saji stanless steel,
meja tempat bumbu, meja kursi tamu, mesin cashier, freezer, motor delivery box
dan materi promosi diantaranya display dalam ruangan neon box
, spanduk promo, banner, dan billboard.
Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari usaha bakso atom. Biaya operasional
terbagi menjadi biaya tetap fixed cost dan biaya variable variable cost. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertentu. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ini terdiri dari gaji karyawan, listrik, telepon, keamanan, kebersihan dan tunjangan hari
raya THR. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung dari penjualan
yang dihasilkan. Besar biaya variabel yang dikeluarkan setiap tahun untuk kegiatan usaha ini terdiri dari : 1 bonus insentif karyawan yang
dikeluarkan sebesar Rp. 50,- per butir bakso yang terjual setiap harinya dan dibagi ke seluruh pegawai pada setiap outlet. Bonus penjualan
dikeluarkan apabila penjualan melebihi target harian yang ditetapkan untuk Bumi sebesar Rp.3.000.000,-, Beji sebesar Rp.2000.000,- Cendana
sebesar Rp.2.000.000,- dan Bintaro sebesar Rp.3.000.000,-; 2 selisih penjualan salah pencatatan, pembulatan atau adanya kelebihan
pengembalian dari konsumen, biaya operasional biaya bahan bakar kendaraan dan Gas, tagihan bakso dan tagihan belanja. Biaya lain-lain
merupakan biaya pengeluaran intern outlet terdiri dari sewa, cicilan motor, pulsa dan alat tulis kantor ATK.
c. Kelayakan finansial usaha
Berdasarkan cashflow pada Lampiran 4 diperoleh hasil untuk semua kriteria investasi usaha meliputi NPV, IRR, Net BC dan Payback period.
Hasil kelayakan investasi Bakso Atom Bintaro, Beji, Cendana dan Pakubuwono pada tingkat suku bunga 14 persen dapat dilihat pada Tabel
7. Tabel 7. Hasil kelayakan Investasi pada Tingkat Suku Bunga 14 persen
Nilai Kriteria
investasi Pakubuwono
Beji Cendana
Bintaro
NPV 71.404.011
33.244.550 4.857.773
55.508.016 IRR
30.38 26.20
16.51 31.70
Net BC 1.30
1.20 1.03
1.37 PP
1 7 bulan 15 bulan
21 bulan 19 bulan
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai NPV yang dihasilkan dari masing- masing outlet Bakso Atom adalah positif dapat disimpulkan bahwa usaha
yang dilakukan menurut nilai sekarang adalah menguntungkan untuk dilaksanakan. Selanjutnya nilai IRR di atas tingkat suku bunga pinjaman,
dapat diartikan bahwa apabila modal yang digunakan adalah pinjaman maka akan menguntungkan untuk diinvestasikan pada usaha Bakso Atom.
Sedangkan dari BC ratio mencapai nilai lebih besar dari 1 satu artinya investasi yang dikeluarkan sekarang sebesar satu rupiah untuk usaha
Bakso Atom akan menambah nilai pendapatan bersih lebih dari satu rupiah. Dari kriteria investasi di atas, outlet Cendana memiliki kriteria
investasi yang rendah. Hal ini dipengaruhi tingkat penjualan yang juga rendah.
Berdasarkan waktu pengembalian investasi, digunakan analisis payback period
PP. Hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa usaha bakso atom akan mencapai titik pengembalian investasi kurang dari
umur ekonomis investasi tersebut atau berkisar 15-21 bulan. Dari keempat outlet
tersebut, outlet Cendana memiliki tingkat pengembalian yang paling lama, hal ini dipengaruhi oleh nilai keuntungan bersih yang diperoleh
paling rendah dan nilai investasi yang cukup besar. Disamping itu juga diperhitungkan titik impas break event point
untuk mengetahui keadaan dimana pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam perhitungan ini, mengingat produk bakso beragam
dan terdapat juga produk minuman dan lainnya, untuk itu dalam perhitungan harga jual digunakan harga jual rata-rata terbobot. Nilai BEP
dapat dilihat pada Tabel 8 dan pada Tabel 9 dapat dilihat perhitungan sensitivitas. Dari Tabel 8 terlihat bahwa kegiatan usaha penjualan Bakso
Atom di sebagaimana semua outlet menunjukkan kondisi penjualan yang menguntungkan dimana penjualan yang dicapai telah melewati titik impas.
Analisis sensitivitas pada Tabel 9, dilakukan dengan pembatasan hanya melihat pada sejauhmana proyek masih dinilai layak, jika terjadi
perubahan dalam biaya investasi maupun benefit. Dari hasil perhitungan sensitivitas berarti bahwa jika terjadi penurunan dalam keuntungan sampai
dengan batas error benefits ataupun terjadi peningkatan biaya investasi sampai dengan error cost, maka investasi dinilai masih layak untuk
dilaksanakan. Jika sudah melewati ambang batas tersebut, maka investasi tidak lagi layak untuk dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa outlet
Cendana sangat sensitif terhadap sedikit penurunan benefit dan adanya sedikit kenaikan nilai investasi.
Tabel 8. Titik Impas Bakso Atom per hari
BEP Realisasi
Outlet Unit
Rupiah Unit
Rupiah Pakubuwono
114 760.841
510 3.400.518
Beji 210
1.332.030 415
2.627.221
Cendana
193 1.125.721
331 1.934.717
Bintaro 234
1.465.954 509
3.364.982 Tabel 9. Sensitivitas penjualan Bakso Atom
Sensitivitas Pakubuwono
Beji Cendana
Bintaro
Error cost 30
17 3
37 Error Benefits
-23 -20
-3 -27
Dari indikator kelayakan usaha di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hal yang paling berpengaruh adalah tingkat penjualan. Pada
kegiatan usaha dengan sistem franchise, peningkatan penjualan dapat dilakukan hanya dengan meningkatkan volume penjualan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam peningkatan volume penjualan adalah memahami konsumen yang meliputi karakteristik konsumen, keinginan, kebutuhan
dan kepuasan konsumen.
C. Karakteristik Responden Bakso Atom