Normalitas dan Linearitas Outliers Chi-square Statistics RMSEAThe Root Means Square Error of Approximation GFI Goodness-of fit Index

360 X = Λ x ξ + dan Y = Λ y + dengan Λ i adalah matrik model pengukuran. Dan untuk matrik model struktural menjadi, atau = B + Гξ + 15.2.4. Asumsi-asumsi SEM :

a. Ukuran sampel.

Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan ini adalah minimum berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan lima observasi untuk setiap estimated parameter. Penentuan besarnya sampel: 1. Kalau pendugaan dg metode Maximum likelihood,maka sampel 100-200, minimum absolut 50 2. Jumlah sampel = 5-10 kali banyaknya parameter 3. Jumlah sampel = 5-10 kali jumlah variabel manifest dari keseluruhan variabel laten.

b. Normalitas dan Linearitas

Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram atau dengan metode-metode statistik. uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatter plot dari data, yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga adanya linearitas. Sebaran data yang dianalisis harus memenuhi asumsi sebaran normal dan hubungan antar estimated parameter bersifat linear. 361

c. Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya, dan ini bisa mengganggu pada saat analisis data.

d. Multikolinearitas dan singularitas

variabel yang saling berhubungan akan menyebabkan hasil yang bias sebaiknya data tidak ada multikolinearitas dan singularitas. Bila ada sebaiknya data dikeluarkan, atau alternative lain adalah data tersebut dibuat ‘composit variabels’, dan variabel komposit dapat di analisis lebih lanjut. Multikolinearitas dapat di deteksi dari determinan matriks kovarian. Nilai determinan matriks kovarian yang sangat kecil memberikan indikasi adanya problem multikolinearitas. 15.2.5. Langkah-langkah SEM Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement berdasarkan indicator-indikator empirisnya.Model dan Structural Model. Model pengukuran ditujukan untuk mengkorfimasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indicator-indikator empirisnya. Struktural Model adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antar faktor.

1. Pengembangan Model Konsep dan Teori

Model Hipotetik = Model Konseptual = Model Teoritis Hubungan kausalitas sebab-akibat antara variabel eksogen variabel bebas, independent dan variabel endogen variabel tergantung, variabel dependent. Dengan demikian landasan teorinya harus kuat 362 untuk dapat menjelaskan Model Hipotetik tersebut. Salah satu aspek kritis dalam hal ini adalah “Spesifikasi variabel”, terutama variabel prediktif. Untuk kepentingan praktis analisis data dan interpretasinya, maka seyogyanya banyaknya variabel tidak lebih dari 20.

2. Konstruksi Diagram Lintasan

Diagram ini sangat bermanfaat untuk menunjukkan alur-alur lintasan kausalita antar variabel yang secara teoritis layak Hubungan kausalita : Simbol panah satu arah Hubungan korelasional : Simbol panah bolak-balik Gambar 4. Diagram Lintasan 3. Konversi Diagram Lintasan menjadi Model Struktural 363 Gambar 5. Ilustrasi path model SEM 4. Memiliki Matriks Input Input data untuk SEM dapat berupa: 1. Matriks korelasi, atau 2. Matriks peragam, kovarians Matriks korelasi, digunakan kalau: 1. Tujuannya ingin membuktikan hubungan kausalitas antar variabel 2. Lintasan mana saja yang pengaruhnya dominan 3. Variabel eksogen mana saja yang pengaruhnya dominan terhadap variabel endogen Matriks Peragam, digunakan kalau: 1. Tujuannya menguji model hipotetik yang secara teoritis sudah layak 2. Serupa dengan analisis regresi 3. Model yang diperoleh dapat digunakan untuk prediksi 4. Model yg diperoleh dapat untuk menjelaskan fenomena yang dikaji

5. Menilai Masalah Identifikasi

Problematik pendugaan parameter: 1. Un-identified atau under identified 2. Over identified Gejala yg muncul akibat dari adanya “masalah identifikasi”: a. Adanya standard error yang terlalu besar b. Matriks informasi tidak dapat disajikan sebagaimana mestinya 364 c. Nilai penduga parameter tidak dapat diperoleh d. Muncul angka nilai yang aneh e. Adanya koefisien korelasi yg tinggi 0.9 antar koefisien hasil pendugaan Cara mengatasinya: 1. Landasan teori yang digunakan untuk menyusun Model Hipotetik harus benar-benar „bagus” 2. Menambah atau mengurangi variabel laten, disesuaikan dengan landasan teorinya 3. Iterasi dalam pendugaan model dengan menetapkan “kendala” pada model, misalnya salah satu atau beberapa parameter model dianggap “fixed”

6. Evaluasi Goodness of fit

Asumsi-asumsi SEM: 1. Asumsi yang berkaitan dengan model 2. Asumsi yang berkaitan dengan pendugaan parameter pengujian hipotesis Asumsi yang berkaitan dengan model: 1. Semua hubungan berbentuk linier Lihat diagram pencarnya 2. Model bersifat aditif, sesuai dengan landasan teorinya Asumsi Pendugaan parameter Uji hipotesis: 1. Random sampling 2. Tidak boleh ada missing data 3. Tidak ada data pencilan, outliers 4. Untuk pendugaan parameter, jumlah sampel minimum 100 Tahapan Goodness of fit : 1. Uji Parameter, dengan t-test: a. Parameter Lamda: validitas instrument b. Parameter Delta dan Epsilon: Reliabilitas instrumen c. Parameter Beta dan Gama, dan lainnya 2. Uji Keseluruhan Model Model ini merupakan integrasi antara model struktural dan model pengukuran 3. Uji Model Struktural Menggunakan uji koefisien determinasi, seperti model regresi 365 4. Uji Model Pengukuran Uji validitas ……… koefisien korelasi Uji reliabilitas ……….. Nilai error

7. Interpretasi dan Modifikasi Model

Bilamana model yang diperoleh cukup baik, maka selanjutnya adalah melakukan interpretasi. Bila model belum baik maka perlu diadakan modifikasi. Modikasi model hanya dapat dilakukan bila ada justifikasi teoritis atau konsep yang cukup kuat sebab metode SEM bukan ditujukan untuk menghasilkan teori atau model, tetapi menguji model. Kelemahannya terutama adalah sangat sulitnya diperoleh diperoleh diperoleh model yang cocok dengan data fitting model karena kompleksnya hubungan. Interpretasi Model: 1. Model Struktural: Interpretasi terhadap fenomena yg sedang dikaji, dan melakukan prediksi 2. Analisis Lintasan: a. Efek langsung b. Efek tidak langsung c. Total efek d. Faktor dominan e. Kausalitas antar variabel. 15.2.6. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Dalam analisi SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Evaluasi goodness of fit yang dimaksud adalah untuk mengukur kebenaran model yang di ajukan. Berikut ini dalah beberapa indek kesesuaian dan cut off value nya yang digunakan untuk menguji apakahsebuah model dapat diterima atau ditolak. 366

a. Chi-square Statistics

alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah Chi-Square. chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan karena itu bilamana jumlah smapel yang digunakan cukup besar yaitu 2000 sampel, chi- square harus didampingi oleh alat uji lain, maka sampel yang digunakan antara range 100-200 sampel. Semakin kecil nilai Chi-square maka semakin kecil kebenaran model tersebut.

b. RMSEAThe Root Means Square Error of Approximation

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistics dalam sampel besar. Nilai RMSEA lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari sebuah model berdasarkan derajat bebas.

c. GFI Goodness-of fit Index

Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varian dari matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarian populasi yang tersetimasikan. GFI adalah ukuran non- statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0poor fit sampai dengan 1perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFIAdjusted Goodness of fit Index