Uji Nisbah Kemungkinan likelihood ratio test

167 n-1S memiliki sebaran Wishart dengan derajat bebas n-1 dan nilai harapan S adalah . Fungsi kepekatan peluang bagi S adalah LS diberikan oleh 2 1 2 1 2 1 2 1 | | | | . S Σ 1 S Σ tr n p n n e c S L dengan c adalah konstanta. Sehingga log-likelihood dari L dan , jika = LL’ + adalah ln c - | | ] [ 2 1 1 1 S ψ LL S ψ LL ln tr n 16 Penduga kemungkinan maksimum bagi L dan diperoleh dengan memaksimumkan fungsi 16 dengan kendala kk-12 persyaratan kenunikan Johnson Wichern, 1998.

8.4.1.1. Penentuan banyaknya faktor bersama

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya faktor bersama, antara lain:

1. Uji Nisbah Kemungkinan likelihood ratio test

Salah satu keuntungan penggunaan metode kemunkinan maksimum pada analisis faktor adalah adanya cara untuk menguji hipotesis bahwa faktor sebanyak k adalah pilihan yang tepat, dengan k adalah bilangan bulat tak diketahui. Formalisasi ini menghilangkan perdebatan tentang kesubjektifan penentuan banyaknya faktor bersama. Hipotesis nol yang diuji pada uji nisbah kemungkinan ini adalah H : = LL’ + , rL = k diketahui 168 Misalkan Lˆ , ψˆ , dan Σˆ = Lˆ Lˆ ‟ + ψˆ adalah penduga kemungkinan maksimum bagi L, dan , jika H benar, maka nilai maksimum untuk log dari fungsi kemungkinannya adalah ln L H0 = | ˆ | ] ˆ [ 2 1 1 1 S Σ S Σ ln tr n c Jika merupakan matriks definit positif tak berstruktur, maka penduga kemungkinan maksimum bagi adalah S, sehingga nilai maksimum untuk log dari fungsi kemungkinan menjadi ln L H0 = | | ] [ 2 1 1 1 S S S S ln tr n c = p n c 2 1 Jadi jika H benar dan n sangat besar, maka statistik uji nisbah kemungkinan adalah -2 ln = -2 ln L L H = n – 1 p ln tr | ˆ | ˆ S Σ S Σ 1 1 = n – 1 p ln tr | ˆ ˆ | ] ˆ ˆ [ S ψ L L S ψ L L 1 1 = n – 1 F Lˆ , ψˆ dimana FL, = p ln tr | | ] [ S ψ LL S ψ LL 1 1 mendekati sebaran khi-kuadarat dengan derajat bebar ½ [p – k 2 – p + k]. 169 Nilai derajat bebas di atas dihitung berdasarkan selisih antara banyaknya parameter yang diduga jika tidak berstruktur dan banyaknya paremeter jika H benar. Ada sebanyak pp+12 parameter jika tidak ada kendala pada serta ada pk + p parameter jika hipotesis nol benar. Namun adanya kendala sebanyak kk - 12 pada persyaratan keunikan mengurangi jumlah parameter yang diduga jika H benar. Sehingga derajat bebas dari uji ini adalah 2 1 2 1 k k p pk p p = ½ [p – k 2 – p + k]. Pendugaan L dan . Untuk mendapatkan penduga kemungkinan maksimum bagi L dan , Joreskog 1977 mengusulkan proses iterasi peminimuman dua tahap. Pertama, untuk matriks tertentu, minimum dari F

L, =

p ln tr | | ] [ S ψ LL S ψ LL 1 1 terhadap L didapatkan, misalkan saja nilai minimumnya adalah F Lˆ , . Selanjutnya F Lˆ , diminimumkan terhadap . Algoritma ini terus dilakukan secara iterasi sehingga diperoleh dugaan bagi L dan yang membuat minimum global dari FL, tercapai. Rao 1955 menunjukkan bahwa solusi faktor yang dihasilkan oleh metode kemungkinan maksimum dengan menagasumsikan sebaran normal ganda sama dengan hasil pendugaan menggunakan analisis faktor kanonik yang dikembangkannya. Dengan demikian, untuk menduga loading faktor dan ragam khusus menggunakan metode kemungkinan maksimum, tidak 170 diperlukan asumsi kenormalan ganda. Namun untuk pengujian hipotesis, asumsi kenormalan ini tetap diperlukan.

2. Kriteria Informasi Akaike