Penentuan fungsi kanonik dari fungsi covarian

298 satu tetapi tidak untuk peubah yang lain. Selain itu perbaikan untuk memenuhi asumsi yang satu sering kali menyebabkan asumsi lain dilanggar. Praktisnya, tujuan dari dilakukannya uji asumsi adalah agar peneliti lebih hati-hati ketika melakukan interpretasi hasil analisis daripada sebagai alat untuk menghilangkan peubah atau melakukan transformasi data. 13.2.2. Penentuan Fungsi Kanonik dan Pendugaan Koefisien Kanonik Penentuan fungsi kanonik bisa dilakukan dengan menggunakan matriks covarian atau matriks korelasi. Hal yang membedakan keduanya adalah data yang digunakan dalam analisis. Matriks korelasi digunakan jika data sudah dibakukan memiliki satuan yang sama, sedangkan matriks covarian menggunakan data sebenarnya data tidak dibakukan dan memiliki satuan yang sama. Proses penentuan fungsi kanonik dari kedua jenis matriks tersebut sama.

1. Penentuan fungsi kanonik dari fungsi covarian

Misalkan ingin dibuat hubungan antara gugus peubah dependen Y 1 , Y 2 , …, Y p yang dinotasikan dengan vektor peubah acak Y, dengan gugus peubah independen X 1 , X 2 , …,X q yang dinotasikan dengan vektor peubah acak X, dimana p ≤ q. Misalkan karakteristik dari vektor peubah acak X dan Y adalah sebagai berikut : EX = x Cov Y = ∑ yy EY = y Cov X = ∑ xx CovX,Y = ∑ xy = ∑ yx t 299 Kombinasi linear dari kedua gugus peubah dapat dituliskan sebagai berikut : W = a t X = a 1 X 1 + a 2 X 2 + ......+a p X q V = b t Y = b 1 Y 1 + b 2 Y 2 + ......+b q Y p Var W = a t CovXa = a t ∑ xx a Var V = b t CovYb = b t ∑ yy b Cov W,V = a t CovX,Yb = a t ∑ xy b Dengan menggunakan ketaksamaan Cauchy-Schwarz atau metode langrange, vektor koefisien a dan b dapat diperoleh dengan cara mencari ρ 1 2 ρ 2 2 ..... ρ k 2 yang merupakan Akar ciri dari matriks ∑ yy -12 ∑ yx ∑ xx -1 ∑ xy ∑ yy -12 yang berpadanan dengan vektor ciri f 1 , f 2 , …, f k . ρ 1 2 ρ 2 2 ..... ρ k 2 juga merupakan akar ciri dari matriks ∑ xx -12 ∑ xy ∑ yy -1 ∑ yx ∑ xx - 12 yang berpadanan dengan vektor ciri e 1 , e 2 , …, e k sehingga vektor koefisien a dan b dapat diperoleh sebagai berikut : Korelasi kanonik diperoleh dengan menghitung : b b a a b a V W Corr Y Y X X Y X . . , , 300 Didefinisikan pasangan pertama dari peubah kanonik adalah kombinasi linear W1, V1 yang memiliki ragam satu dan korelasi terbesar; pasangan kedua dari peubah kanonik adalah kombinasi linear W2, V2 yang memiliki ragam satu dan korelasi terbesar kedua serta tidak berkorelasi dengan peubah kanonik yang pertama dan pasangan ke-k dari peubah kanonik adalah kombinasi linear Wk, Vk yang memiliki ragam satu dan korelasinya terbesar ke-k serta tidak berkorelasi dengan peubah kanonik 1, 2, …, k-1. Dengan demikian dapat dituliskan sebagai berikut : • Fungsi Kanonik Pertama : W 1 = a 1 t X Var W 1 = 1 V 1 = b 1 t Y Var V 1 = 1 maksimum Corr W 1 ,V 1 = ρ 1 • Fungsi Kanonik Kedua : W 2 = a 2 t X Var W 2 = 1 Cov W 1 ,W 2 = V 2 = b 2 t Y Var V 2 = 1 Cov V 1 ,V 2 = 0 Cov W 1 ,V 2 =Cov W 2 ,V 1 = 0 maksimum Corr W 2 ,V 2 = ρ 2 • Fungsi Kanonik ke-k W k = a k t X Var W k = 1 Cov W 1 ,W k = 0 k ≠ 1 V k = b k t Y Var V k = 1 Cov V 1 ,V k = 0 k ≠ 1 Cov W 1 ,V k =Cov W k ,V 1 = 0 k ≠ 1 maksimum Corr W k ,V k = ρ k 301

2. Penentuan fungsi kanonik dari Fungsi Korelasi