Ilustrasi Metode Hierarkhi Jarak Kuasa

203 Group Centroid, Weighted Pair-Group Centroid, dan Ward’s Method, tetapi karena kompleksitas pemakaiannya, motode ini relatif jarang digunakan.

9.2.2.5. Ilustrasi Metode Hierarkhi

Kasus 1: Salah satu contoh sederhana dari single lingkage akan diuraikan berikut ini. Misalkan kita memiliki matriks jarak D sebagai berikut: 1 2 3 4 5 1 2 9 3 3 7 4 6 5 9 5 11 10 2 8 Tahapan: 1. Clustering dilakukan dengan menggabungkan dua obyek yang memiliki jarak terdekat, yaitu : k i, min d ik = d 53 = 2 2. Gabungkan Obyek 5 dan 3 menjadi satu cluster 35 dan selanjutnya hitung jarak objek lainnya terhadap cluster 35, seperti berikut: d 351 = min {d 31 ,d 51 } = min {3,11} = 3 d 352 = min {d 32 ,d 52 } = min {7,10} = 7 d 354 = min {d 34 ,d 54 } = min {9,8} = 8 D = {d ik } = 204 Sehingga pengelompokan yang baru diperoleh : 35 1 2 4 35 1 3 2 7 9 4 8 6 5 3. Pengelompokan berikutnya yaitu penggabungan cluster 1 dengan 35 karena merupakan jarak terdekat, dan kemudian menghitung kembali jarak cluster lain terhadap cluster 135 tersebut: d 1352 = min {d 352 ,d 12 } = min {7,9} = 7 d 1354 = min {d 354 ,d 14 } = min {8,6} = 6 Sehingga pengelompokan yang baru diperoleh : 135 2 4 135 2 7 4 6 5 4. Pengelompokan berikutnya yaitu penggabungan cluster 2 dengan 4 karena merupakan jarak terdekat, dan kemudian menghitung kembali jarak cluster lain terhadap cluster 24 tersebut: d 13524 = min {d 1352 ,d 1354 } = min {7,6} = 6 Sehingga pengelompokan yang baru diperoleh : 205 135 24 135 24 6 5. Untuk selanjutnya cluster 135 dengan cluster 24 bergabung membentuk cluster tunggal dari kelima obyek tadi, sehingga diperoleh cluster 12345 dengan jarak terdekatnya = 6. Hasil dari proses perhitungan ini biasanya ditampilkan dalam bentuk dendogram sebagai berikut: 6 5 4 3 2 1 3 5 1 2 4 Kasus 2: Misalkan ingin dilakukan pengelompokan propinsi-propinsi di pulau Jawa berdasarkan karakteristik penduduk lanjut usia lansia. Hal ini dilakukan mengingat penduduk lansia semakin lama semakin banyak penduduk lansia cenderung bertambah atau ada perubahan struktur dari struktur 206 penduduk muda ke struktur penduduk tua, sehingga perlu adanya perhatian ekstra dari pihak pemerintah untuk permasalahn tersebut. Digunakan enam criteria dalam penelitian ini, yaitu tidak pernah sekolahtamat SD sebagai criteria A, makan makanan pokok 21xminggu sebagai criteria B, makan lauk pauk berprotein tinggi 4xminggu sebagai criteria C, memiliki pakaian 4 stel sebagai criteria D, tidak mempunyai tempat tetap untuk tidur sebagai criteria E dan bila sakit tidak di obati sebagai criteria F. Tabel 9.1 Enam Kriteria Keterlantara Lansia Menurut Propinsi di pulau Jawa PROPINSI tidak pernah sekolahtamat SD makan makanan pokok 21X dalam seminggu makan lauk pauk berprotein tinggi4X dalam seminggu memiliki pakaian 4 stel tidak mempuny ai tempat tetap untuk tidur bila sakit tidak diob ati JABAR 70.84 70.48 31.37 17.17 1.82 5.32 JATIM 79.3 35.99 16.25 19.36 1.89 3.97 JATENG 79.3 35.99 16.25 19.36 1.89 3.97 DIY 76.05 46.27 11.35 17.45 1.17 4.72 BANTEN 77.96 42.48 6.28 25.74 0.34 4.87 DKI 37.8 56.38 12.28 87.24 1.45 6.78 Berikut akan dibahas beberapa metode yang digunakan dalam analisis gerombol

a. Metode grafik

Dalam metode ini menitikberatkan pada karakteristik yang secara signifikan berbeda antar gerombol dan memprediksi anggota dalam suatu gerombol khusus. Ada 3 plot yang digunakan yaitu plot profil, plot andrew dan plot Andrew termodifikasi.