dimana: u
it
~ N0,
u
2
= komponen cross section error, v
it
~ N0,
v
2
= komponen time series error, w
it
~ N0,
w
2
= komponen combination error, kita juga mengasumsikan bahwa error secara individual juga tidak saling
berkorelasi begitu juga dengan error kombinasinya.
2.5. Penelitian Terdahulu
Berbagai studi tentang migrasi menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat memengaruhi terjadinya migrasi, baik itu yang bersifat motivasi ekonomi
maupun non ekonomi. Analisis serta kajian terhadap fenomena migrasi telah dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Berikut ini akan
dipaparkan beberapa penelitian terdahulu dengan berbagai pendekatan yang secara khusus menganalisis terjadinya migrasi.
Hasil penelitian Levy dan Walter 1974 di Venezuela menunjukkan bahwa:
1. Jarak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap migrasi, baik migran
yang tidak berpendidikan maupun migran yang berpendidikan dasar dan lanjutan, dimana semakin jauh jarak yang ditempuh migran akan
mengurangi jumlah migrasi ke Venezuela. Pengaruh jarak ini semakin kecil dengan semakin tinggi pendidikan migran.
2. Jumlah migrasi akan menurun dengan meningkatnya upah di daerah asal
dan jumlah migran akan meningkat dengan meningkatnya upah di daerah tujuan Venezuela. Berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa migran
yang berpendidikan lebih respon terhadap perubahan upah baik di daerah asal maupun di daerah tujuan dari pada migran yang tidak berpendidikan.
3. Tingkat pengangguran di daerah asal mempunyai hubungan positif dengan
jumlah migrasi, sedangkan tingkat pengangguran di daerah tujuan Venezuela mempunyai hubungan yang negatif dengan jumlah migrasi.
4. Jumlah penduduk total baik untuk daerah asal maupun daerah tujuan
mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah migrasi di Venezuela. Berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa jumlah penduduk total di
daerah asal pengaruhnya semakin kecil dengan semakin tinggi pendidikan dan untuk jumlah penduduk total di daerah tujuan pengaruhnya semakin
besar dengan semakin tinggi pendidikan migran. 5.
Presentase jumlah penduduk yang tinggal di kota urban untuk daerah asal mempunyai hubungan negatif dengan jumlah migrasi dan untuk
daerah tujuan mempunyai hubungan yang positif. Hal ini terjadi untuk migran yang tidak sekolah maupun yang berpendidikan dasar dan lanjutan.
Mantra 1987 dalam analisisnya mengenai migrasi penduduk di Indonesia berdasarkan hasil survei penduduk antar sensus memperoleh beberapa
karakteristik para migran, diantaranya adalah: 1.
Umur migran terkonsentrasi pada kelompok umur 25-44 tahun, dimana kelompok ini merupakan kelompok umur produktif. Pada kelompok umur
15-19 tahun persentase migran perempuan lebih besar dari persentase migran laki-laki, pada umur-umur ini migran perempuan pada umumnya
belum kawin.
2. Kebanyakan dari migran bekerja di sektor informal. Sekitar 45 persen
sebagai buruh, hampir seperempatnya berusaha sendiri, sekitar 15 persen bekerja sebagai buruh tetap.
3. Pendidikan migran relatif lebih tinggi dari pendidikan non-migran.
Namun demikian migran yang telah berusia lanjut 50 tahun ke atas tingkat pendidikannya rendah. Migran yang berumur muda 20-49 tahun
beberapa sudah ada yang tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas, bahkan ada yang telah tamat dari perguruan tinggi. Migran yang menuju ke kota
tingkat pendidikannya lebih tinggi daripada migran yang menuju ke desa. Solimano 2002 melakukan penelitian di Argentina mengungkapkan
bahwa migrasi penduduk ke Amerika Serikat dan Eropa atau Negara yang lebih maju dengan pendekatan ekonomi dan politik. Model yang digunakan adalah
dengan pendekatan Ordinary Least Square OLS: NM
t
= a + bX
1t
+ cX
2t-1
+ dX
3t
+ eX
4t
+ random term
t
………………………..2.1 Dimana:
NM = net migrasi penduduk dari negara pengirim ke negara penerima
X
1
= menunjukkan rasio GDP real perkapita negara penerima terhadap GDP real perkapita negara pengirim
X
2
= lag net migrasi X
3
= indeks ekonomi negara penerima migran X
4
= indeks rezim pemerintahan apakah autoritarian atau demokrasi. Pendekatan ekonomi dengan melihat tingkat rasio pendapatan nasional
negara asal dengan negara tujuan. Sedangkan aspek politik dengan memasukkan rezim pemerintahan di negara asal yaitu Argentina. Hasilnya diketahui bahwa
hubungan yang positif dan signifikan antara selisih pendapatan nasional negara penerima dengan negara pengirim migran.
Romdiati dan Noveria 2004 dalam Artika 2003 melakukan analisis mobilitas penduduk antar daerah dalam rangka pengendalian migrasi masuk ke
DKI Jakarta. Dalam penelitian ini diungkapkan bahwa Jakarta sebagai kota metropolitan yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan. Jakarta
menjadi tujuan utama migrasi penduduk dari berbagai daerah dalam jumlah yang besar. Mereka datang ke kota ini untuk memperoleh manfaat dari semua
kesempatan yang tersedia, terutama kesempatan ekonomi. Masih terbukanya peluang untuk melakukan usaha ekonomi, khususnya di sektor informal diketahui
sebagai penyebab utama perpindahan penduduk dari berbagai daerah, termasuk mereka yang berketerampilan rendah menuju Jakarta. Arus migrasi menuju kota
Jakarta tampak semakin diwarnai oleh pola mobilitas non-permanen dengan ciri- ciri kurang terampil, bekerja di sektor informal dan tinggal di pemukiman kumuh.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, bahwa penelitian ini menganalisis faktor-faktor ekonomi seperti PDRB dan UMR serta faktor
demografi seperti jumlah penduduk tiap provinsi serta tingkat kepadatan penduduk per kilo meter persegi dimana akan melihat sejauh mana semua variabel
ini memengaruhi tingkat migrasi ke Jakarta.
2.6. Kerangka Pemikiran