Uji Autokorelasi Uji Normalitas

3.6.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu penyimpangan asumsi akibat adanya keterkaitan atau hubungan linier antar variabel bebas penyusun model. Indikasi adanya multikolinearitas dapat dilihat jika dalam model yang dihasilkan terbukti signifikan secara keseluruhan uji-F dan memiliki nilai R-Squared yang tinggi namun banyak variabel yang tidak signifikan uji-t. salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggabungkan data cross section dengan data time series Juanda, 2009.

3.6.3. Uji Autokorelasi

Menurut Widarjono dalam Guntur 2010, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota obsevasi satu dengan observasi yang berlainan waktu. Autokorelasi bisa didefinsikan korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu peubah atau korelasi antar error masa yang lalu dengan error masa sekarang. Uji autokorelasi yang dilakukan tergantung pada jenis data dan sifat model yang digunakan. Autokorelasi dapat mempengaruhi efisiensi dari estimatornya. Ada beberapa metode untuk uji autokorelasi antara lain metode Breusch- Godfrey dan metode Durbin-Watson DW. Uji korelasi Durbin-Watson relatif mudah dilakukan karena informasi nilai statistik hitungnya selalu diinformasikan setiap program komputer termasuk dalam Eviews versi 6. untuk mengetahui adatidaknya autokorelasi, maka dilakukan dengan membandingkan DW statistiknya dengan DW-tabel. Adapun kerangka identifikasi autokorelasi terangkum dalam Gambar 3.1. Sumber: Widarjono dalam Guntur 2010 Gambar 3.1. Statistik Durbin-Watson Selain itu Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi juga dapat melihat pada Eviews6 Guide. Dijelaskan bahwa jika nilai DW tersebut sudah lebih dai 1,5 dan mendekati 2 maka dapat dikatakan tidak ada autokorelasi. Berikut adalah Tabel 3.2. yang memperlihatkan distribusi nilai DW dimana nilai tersebut telah disusun oleh Durbin Watson untuk derajat keyakinan 95 persen dan 99 persen. Tabel 3.1. Selang Nilai Statistik Durbin-Watson serta Keputusannya Nilai Durbin-Watson Kesimpulan DW 1,10 Ada autokorelasi 1,10 DW 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 DW 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,46 DW 2,90 Tanpa kesimpulan DW 2,91 Ada autokorelsi Sumber : Firdaus, 2004

3.6.4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error term menyebar normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah, H : error term menyebar normal H 1 : error term tidak menyebar normal d L d U 2 4- d L 4- d U 4 Autokorelasi positif Ragu-ragu Tidak ada autokorelasi Autokorelasi negatif Ragu-ragu Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka terima H yang berarti error term dalam model sudah menyebar normal.

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA

4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan

Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi DKI Jakarta terletak antara 6 o 12’ Lintang Selatan dan 106 o 48’ Bujur Timur dengan batas wilayah Provinsi DKI Jakarta bagian selatan adalah Kota Depok, bagian timur adalah Provinsi Jawa Barat, bagian barat adalah Provinsi Banten dan bagian utara adalah Laut Jawa. Luas wilayah DKI Jakarta menurut SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007 adalah sebesar 662,33 km 2 untuk daratan dan 6.977,5 km 2 untuk lautan termasuk wilayah daratan Kepulauan Seribu yang tersebar di teluk Jakarta. Sedangkan secara administratif, wilayah administratif Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi lima wilayah kota administratif dan satu kabupaten administratif yaitu Kota administratif Jakarta Selatan, Kota administratif Jakarta Timur, Kota administratif Jakarta Pusat, Kota administratif Jakarta Barat, Kota administratif Jakarta Utara dan Kabupaten administratif Kepulauan Seribu. Daerah dengan wilayah terluas adalah Kota Jakarta Timur dengan luas wilayah 188,03 km 2 . Sedangkan daerah dengan luas tersempit adalah Kabupaten Kepulauan Seribu sebesar 8,7 km 2 BPS, Jakarta dalam angka 2010. Jumlah penduduk di DKI Jakarta selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan Sensus Penduduk lima tahunan, jumlah penduduk Provinsi Jakarta tahun 2000, 2005 dan 2010 secara berurut adalah 8.361.000 jiwa, 8.860.000 jiwa dan 9.588.200 jiwa. Adapun untuk kepadatan penduduk per kilo meter persegi Provinsi DKI Jakarta tahun 2000 sebesar 12.592 km 2 , 13.344 km 2