Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian

hubungan yang positif dan signifikan antara selisih pendapatan nasional negara penerima dengan negara pengirim migran. Romdiati dan Noveria 2004 dalam Artika 2003 melakukan analisis mobilitas penduduk antar daerah dalam rangka pengendalian migrasi masuk ke DKI Jakarta. Dalam penelitian ini diungkapkan bahwa Jakarta sebagai kota metropolitan yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan. Jakarta menjadi tujuan utama migrasi penduduk dari berbagai daerah dalam jumlah yang besar. Mereka datang ke kota ini untuk memperoleh manfaat dari semua kesempatan yang tersedia, terutama kesempatan ekonomi. Masih terbukanya peluang untuk melakukan usaha ekonomi, khususnya di sektor informal diketahui sebagai penyebab utama perpindahan penduduk dari berbagai daerah, termasuk mereka yang berketerampilan rendah menuju Jakarta. Arus migrasi menuju kota Jakarta tampak semakin diwarnai oleh pola mobilitas non-permanen dengan ciri- ciri kurang terampil, bekerja di sektor informal dan tinggal di pemukiman kumuh. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, bahwa penelitian ini menganalisis faktor-faktor ekonomi seperti PDRB dan UMR serta faktor demografi seperti jumlah penduduk tiap provinsi serta tingkat kepadatan penduduk per kilo meter persegi dimana akan melihat sejauh mana semua variabel ini memengaruhi tingkat migrasi ke Jakarta.

2.6. Kerangka Pemikiran

Dilihat dari latar belakang dan permasalahan yang ada, banyak faktor yang memengaruhi keputusan seseorang untuk bermigrasi, pada garis besarnya dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu faktor-faktor pendorong push factors dan faktor-faktor penarik pull factors. Teori Human Capital dan Model Harris Todaro lebih memfokuskan perhatiannya pada hubungan ekonomi dan migrasi. Menurut teori Human Capital bahwa seseorang akan melakukan migrasi apabila pendapatan yang diperoleh ditempat tujuan lebih besar daripada pendapatan di daerah asal yang ditambah dengan biaya langsung migrasi Simanjuntak, 1985. Todaro 2004 mengatakan bahwa keputusan untuk bermigrasi tidak hanya ditentukan oleh berapa pendapatan yang diterima seandainya melakukan migrasi, tetapi juga memperhitungkan berapa besar peluang untuk mendapatkan pekerjaan, ini erat kaitannya dengan kesempatan kerja yang terdapat di suatu tempat. Semakin banyaknya masyarakat yang bermigrasi ke Jakarta mengakibatkan jumlah penduduk semakin meningkat, sehingga menimbulkan berbagai masalah diantaranya masalah sosial, ekonomi dan kependudukan juga ada kaitannya dengan jumlah angkatan kerja. Keputusan migran untuk bermigrasi adalah untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, faktor- faktor yang memengaruhi migrasi secara umum ada dua faktor yang signifikan berpengaruh terhadap tingkat migrasi penduduk, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Hal yang menjadi hipotesis dari penelitian ini yaitu: 1. Tingkat upah di daerah asal memiliki hubungan negatif terhadap tingkat migrasi yang masuk ke DKI Jakarta. Penduduk luar Jakarta MIGRASI JAKARTA Faktor Pendorong - PDRB provinsi asal - UMR provinsi asal - Jumlah penduduk provinsi asal Faktor Penarik - PDRB provinsi tujuan - UMR provinsi tujuan - Jumlah penduduk provinsi tujuan Jumlah angkatan kerja Jumlah Penduduk INVESTASI SUMBER DAYA MANUSIA 2. Tingkat Produk Domestik Regional Bruto perkapita tiap provinsi di luar Jakarta memiliki hubungan yang negatif terhadap jumlah migrasi ke Jakarta. 3. Tingkat jumlah penduduk tiap provinsi di luar Jakarta memiliki hubungan yang positif terhadap jumlah migrasi ke Jakarta.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan provinsi lain sebagai daerah asal. Dipilih DKI Jakarta sebagai daerah tujuan, karena provinsi ini memiliki tingkat migrasi masuk semasa hidup dan tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah Tabel 1.1. Metode dalam penelitian ini menggunakan data panel dikarenakan dalam penelitian ini terdapat data time series dan cross section. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data publikasi atau data sekunder berupa data time series lima tahunan 1990, 1995, 2000, 2005, dan 2010 dan data cross section yang terdiri dari data migrasi masuk ke DKI Jakarta, data Produk Domestik Regional Bruto PDRB tiap provinsi berdasarkan harga berlaku, data Upah Minimun Regional UMR tiap provinsi dan data jumlah penduduk tiap provinsi. Proses pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran data ke Badan Pusat Statistik BPS pusat, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, media internet, surat kabar, dan literatur-literatur yang berkaitan. Adapun pengambilan data PDRB yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB berdasarkan harga berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perbandingan kesejahteraan antara daerah provinsi selain Jakarta terhadap Jakarta pada tahun yang bersangkutan. Setiap provinsi memiliki PDRB yang berbeda- beda sesuai dengan kondisi perekonomiannya. Selain itu UMR yang digunakan