PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 53 Penghitungan dan Pelaporan

E. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

 Atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri, terutang Pajak Penghasilan.  Untuk mengurangi efek pajak berganda, Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh dan peraturan pelaksanaannya.  Pelaporan dan perhitungan penghasilan neto dari luar negeri dilakukan sebagai berikut: • Untuk penghasilan dari usaha di luar negeri dilaporkan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yang diperoleh. • Untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan yang diterima.  Ketentuan tentang besarnya kredit pajak luar negeri KPLN yang dapat dikreditkan sebagai berikut: • Pengkreditan pajak dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri. • Jumlah pajak yang dapat dikreditkan paling tinggi sama dengan jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumlah tertentu. • Jumlah tertentu tersebut dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sama dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak dalam hal penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari penghasilan luar negeri. • Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka penghitungan kredit pajak dilakukan untuk masing-masing negara. BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 54 Penghitungan dan Pelaporan • Apabila jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi jumlah kredit pajak yang diperkenankan di atas, maka kelebihannya tidak dapat diperhitungkan dengan PPh yang terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi. Batas Maksimum KPLN = Penghasilan di Luar Negeri x PPh Terutang Penghasilan Kena Pajak  Untuk mengkreditkan pajak luar negeri, Wajib Pajak wajib menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan: • Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri; • Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri; dan • Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.  Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri dilakukan bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh. Contoh: Usahawan, Budi Indrianto, laki-laki, menikah, 2 anak memperoleh penghasilan neto dalam negeri selama tahun 2015 sebesar Rp125.000.000,00 dan juga memperoleh penghasilan neto dari Singapura berupa dividen sebesar Rp25.000.000,00. Pajak yang telah dipotong di Singapura adalah sebesar Rp3.750.000,00. PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh Wajib Pajak orang pribadi tahun pajak 2015 adalah sebagai berikut : Jumlah penghasilan Neto Rp150.000.000,00 PTKP K2 Rp 45.000.000,00 Penghasilan Kena Pajak Rp105.000.000,00 PPh terutang berdasarkan tarif Pasal 17 UU PPh : 5 x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15 x Rp55.000.000,00 = Rp 8.250.000,00 Jumlah = Rp10.750.000,00 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 55 Penghitungan dan Pelaporan PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan maksimal : Rp 25.000.000,00 x Rp 10.750.000,00 = Rp2.559.524,00 Rp105.000.000,00 Walaupun jumlah PPh yang dibayar di luar negeri adalah sebesar Rp3.750.000,00 namun jumlah PPh atas penghasilan yang diterima dari luar negeri yang dapat dikreditkan di SPT Tahunan Budi Indrianto hanya sebesar Rp2.559.524,00. Jumlah penghasilan neto dari luar negeri dilaporkan dalam Formulir 1770 Induk Bagian A Angka 4. Kredit Pajak Luar Negeri dilaporkan dalam Formulir 1770 Lampiran II Bagian A, dengan ketentuan jumlah maksimum sebagaimana dijelaskan di atas. BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 56 Penghitungan dan Pelaporan

F. PENGHITUNGAN PPh TERUTANG DAN PPh YANG KURANGLEBIH BAYAR