Sedangkan nilai Tolerance sebesar 0,774 untuk persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikolineritas adalah jika nilai VIF dan Tolerance berada di sekitar angka 1. Karena nilai VIF dan Tolerance pada variabel persepsi efektivitas
komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi berada di sekitar angka 1, berarti tidak terjadi multikolineritas antara persepsi efektivitas komunikasi
interpersonal orang tua dan kematangan emosi. Hal ini berarti antara variabel bebas persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan
emosi dapat dikatakan tidak terjadi multikolineritas, atau dapat dikatakan pula bahwa persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan
emosi independent.
2. Uji Hipotesis
Hasil perhitungan analisis hipotesis pertama dan kedua diperoleh besarnya korelasi antar variabel yang digunakan untuk menguji kekuatan keeratan
hubungan antar dua variabel, yaitu persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dengan penyesuaian diri dan kematangan emosi dengan penyesuaian
diri. Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Berdasarkan output SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Nilai koefisien korelasi antara persepsi efektivitas komunikasi interpersonal
orang tua dengan penyesuaian diri 0,667 dengan p ˂ 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi efektivitas komunikasi
interpersonal orang tua dan penyesuaian diri. Semakin tinggi persepsi efektivitas
komunikasi interpersonal orang tua maka semakin tinggi penyesuaian diri. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya.
b. Nilai koefisien korelasi antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri
0,544 dengan p ˂ 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri. Semakin tinggi kematangan emosi
maka semakin tinggi penyesuaian diri. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya.
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Penggunaan regresi linier berganda untuk menguji antara satu variabel
tergantung yaitu penyesuaian diri dengan dua variabel bebas yaitu persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi, serta untuk
memprediksi seberapa besar pengaruh variabel-variabel persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi terhadap penyesuaian
diri remaja. Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan teknik Statistic Parametric Multiple Regression dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16.0 for
windows. Berdasarkan hasil output SPSS menunjukkan hasil uji simultan p-value
0,000 ˂ 0,05, artinya signifikan, sedangkan F hitung 74,735 dari F tabel 4,757 artinya signifikan df
1
= 3-1 = 2 dan df
2
= 146-3 = 143 dengan koefisien determinasi R
2
sebesar 0,511 atau 51,1 . Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi penyesuaian
diri pada remaja. Artinya, persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyesuaian
diri remaja. Hal ini berarti hipotesis pertama yang diajukan diterima kebenarannya, yaitu ada hubungan signifikan secara statistik antara persepsi
efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada remaja.
3. Hasil Analisis Deskriptif