Frustrasi tekanan perasaan. Frustrasi adalah suatu proses dimana seseorang Konflik pertentangan batin. Konflik jiwa atau tekanan batin adalah Kecemasan, yaitu manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur,

d. Keadaan lingkungan. Berbicara faktor lingkungan sebagai variabel yang

berpengaruh terhadap penyesuaian diri, sudah tentu meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. e. Faktor kebudayaan, adat istiadat dan agama. Faktor budaya, adat dan agama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan dan tujuan hidup individu yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu beserta cara penyesuaian dirinya. Daradjat 2001 mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, ketiga faktor tersebut adalah:

a. Frustrasi tekanan perasaan. Frustrasi adalah suatu proses dimana seseorang

merasakan adanya hambatan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.

b. Konflik pertentangan batin. Konflik jiwa atau tekanan batin adalah

terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

c. Kecemasan, yaitu manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur,

yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin. Soeparwoto, dkk. 2004 mengungkapkan bahwa pada dasarnya proses penyesuaian diri individu umumnya dan remaja khususnya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. a. Faktor internal . Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal antara lain: 1 Motif-motif sosial . Motif-motif sosial, motif berafiliasi bergabung dengan kelompok, motif berprestasi dan motivasi melakukan dominasi merupakan motif-motif yang potensial dalam mendorong individu untuk bekerjasama dan berhubungan dengan orang lain untuk mengaktualisasikan kemampuannya. 2 Konsep diri . Konsep diri adalah bagaimana cara seseorang memandang terhadap dirinya sendiri, baik itu mencakup aspek fisik, psikologis, sosial maupun aspek kepribadiannya. Seorang remaja yang mempunyai konsep diri yang tinggi mempunyai kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri yang positif dari pada yang konsep dirinya rendah. 3 Persepsi. Pengamatan dan penilaian seseorang terhadap obyek, peristiwa dan realitas kehidupan, baik itu melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang obyek tersebut. Persepsi yang sehat mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan kemampuan mengelola pengalaman dan belajar dalam kehidupan secara terus menerus, meningkatkan keaktifan, kedinamisan dan kesadaran terhadap lingkungan. 4 Sikap remaja . Remaja yang bersikap positif terhadap sesuatu hal akan memiliki dasar penyesuaian diri yang baik dibandingkan dengan mereka yang mempunyai sikap negatif atau suka menyangkal tatanan yang sudah mapan. 5 Inteligensi dan minat . Inteligensi merupakan modal untuk melakukan aktivitas menalar, menganalisis dan menyimpulkan berdasar argumen yang objektif-rasional, sehingga dapat menjadi dasar dalam melakukan penyesuaian diri didukung oleh faktor minat, maka proses penyesuaian diri akan berlangsung lebih efektif. 6 Kepribadian . Faktor kepribadian di sini mengacu pada tipe-tipe kepribadian. b. Faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1 Keluarga dan pola asuh. Pada dasarnya pola asuh dan suasana keluarga yang diliputi keterbukaan lebih memberikan peluang bagi remaja untuk melakukan proses penyesuaian diri secara efektif. 2 Kondisi sekolah. Kondisi sekolah yang sehat dimana remaja betah dan bangga terhadap sekolahnya memberikan dasar bagi remaja untuk berperilaku harmonis di masyarakt. Sebaliknya kondisi yang kurang sehat dimana remaja kurang betah, kurang menyukai guru-gurunya, sering terjadi pelanggaran hukum, perkelahian dan sebagainya maka akan berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri siswanya. 3 Prasangka sosial. Adanya kecenderungan sebagian masyarakat kita yang menaruh prasangka terhadap kehidupan remaja adalah prasangka sosial yang dimaksudkan disini. 4 Faktor hukum dan norma sosial. jika dalam masyarakat hukum dan norma sosial hanyalah slogan maka bukan tidak mungkin akan memunculkan individu-individu yang salah. Akan tetapi jika masyarakat benar-benar konsekuen menegakkan norma hukum dan norma yang berlaku niscaya akan memberikan iklim bagi timbulnya well-adjusted. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah frustasi, konflik, kecemasan, motif- motif sosial, konsep diri, persepsi, sikap remaja, inteligensi dan minat, kepribadian, prasangka sosial, kondisi fisik, pertumbuhan dan kematangan, pengalaman, belajar, keadaan lingkungan, faktor kebudayaan, adat istiadat dan agama.

B. Persepsi Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orangtua

1. Pengertian Persepsi Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang tua

a. Pengertian Persepsi

Menurut Atkinson dan Hilgard 1979 mengatakan bahwa persepsi adalah proses dimana manusia mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan dan persepsi sangat berkaitan erat dengan proses kognitif seperti ingatan dan berpikir. Sejalan dengan pendapat itu, Stenberg dalam Astuti, 2005 mengungkapkan hal senada yaitu bahwa persepsi merupakan proses waktu bagi individu untuk mengenal, mengorganisasikan, dan memaknai sensasi yang diperolehnya dari stimulus lingkungan, sehingga stimulus tersebut bermakna atau tidak bagi individu Walgito 1994 mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan sebuah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat-alat indera yang kemudian dilanjutkan dengan proses diorganisasikan dan diinterpretasikan. Hal ini berarti persepsi melibatkan proses baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik,

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERILAKU PROTEKSI ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA

0 9 13

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 5 12

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Perantau.

2 16 13

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Perantau.

0 2 16

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel.

0 2 12

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 17

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 6

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 16

Hubungan persepsi terhadap pola asuh demokratis orang tua dan penyesuaian diri pada remaja..

1 4 107

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA

0 2 105