persepsi berasal dari indera-indera yang dimiliki manusia, sedangkan secara psikologis proses persepsi melibatkan proses pengorganisasian dan interpretasi
stimulus. Satu lagi pengertian persepsi dari Crow dan Crow 1976 yang
menyatakan bahwa persepsi merupakan pandangan, pengamatan atau tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia atau hal-hal lain yang
ditemuinya sehari-hari. Kejadian, benda ataupun tingkah laku manusia yang berada di sekitar individu adalah stimulus yang akan menimbulkan pandangan,
pengamatan dan tanggapan dari individu tersebut. Berdasarkan beberapa definisi di atas, persepsi adalah proses diterimanya
stimulus oleh
indera manusia
yang kemudian
diorganisasikan dan
diinterpretasikan yang kemudian menghasilkan suatu pandangan, pengamatan atau tanggapan terhadap objek stimulus yang bisa berupa benda, kejadian, tingkah
laku manusia, serta efek yang ditimbulkannya.
b. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi merupakan hal penting dan tidak dapat dilepaskan dalam diri dan hidup manusia. Effendi 1981 mendefinisikan bahwa komunikasi adalah
penyampaian lambang yang berarti oleh seseorang kepada orang lain, baik dengan maksud agar mengerti maupun agar berubah perilakunya.
Rudolph F. Verderber dalam Mulyana, 2007 mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan
kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan
memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu, seperti: apa
yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk menghadapi tes.
Menurut Karlfried Knapp dalam Liliweri, 2007, komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem
simbol verbal kata-kata, verbal dan non-verbal, sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung atau tatap muka maupun melalui media lain seperti tulisan, oral,
dan visual. Mulyana 2007 mengungkapkan bahwa komunikasi tidak berlangsung
dalam ruang hampa sosial, melainkan dalam konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor diluar orang-orang yang berkomunikasi,
yang terdiri dari: pertama, aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta
komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis, seperti: sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta
komunikasi; ketiga, aspek sosial, seperti: norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya; dan keempat, aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi,
seperti: hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam. Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik De Vito, 1997.
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasar konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi.
Maka dikenalah:
komunikasi intrapribadi,
komunikasi antarpribadi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa Mulyana, 2007.
Cangara 2005 memberikan definisi komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap
muka. Memang menjadi sedikit sulit untuk memfokuskan pengertian yang sebenarnya karena adanya pengertian komunikasi yang dilakukan dua orang atau
lebih ini. Hal tersebut terjadi terutama bila menyangkut komunikasi dua orang lewat sarana telepon atau media lain, juga ketika dalam suatu kelompok orang.
Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara berbeda-beda, dan berikut ini adalah tiga sudut pandang definisi utama,
diungkapkan oleh Devito 1997:
a. Berdasarkan komponen ; Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan