Uji heteroskedastisitas . Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui Uji multikolonieritas. Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji ada

adalah linier. Berdasarkan uji linieritas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa asumsi linier dalam penelitian ini terpenuhi. Tabel 12 Uji Linieritas Variabel F beda P Keterangan Persepsi Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang tua dengan Penyesuaian Diri 1,226 0,194 Linier Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri 0,865 0,700 Linier

c. Uji autokorelasi . Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi variabel

tergantung tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai variabel sesudahnya. Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji DW Durbin-Watson. Cara membaca hasil analisa yaitu dengan kriteria pengambilan jika DW = 2, maka tidak terjadi autokorelasi sempurna sebagai rule of tumb aturan ringkas jika nilai DW diantara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami autokorelasi, tetapi jika nilai DW sampai 1,5 disebut mempunyai autokorelasi positif, dan jika DW 2,5 sampai 4 maka mempunyai autokorelasi negatif Nugroho, 2005. Hasil output SPSS tabel model summary menunjukkan nilai DW Durbin-Watson sebesar 1,680. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi autokorelasi.

d. Uji heteroskedastisitas . Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui

terjadinya perbedaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilihat dari gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol. 2 Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3 Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar, kemudian menyempit dan melebar kembali. 4 Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.Nugroho, 2005 Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal ini bisa dilihat dari plot yang terpencar dan tidak teratur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

e. Uji multikolonieritas. Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji ada

tidaknya korelasi antar variabel bebas satu dengan yang lainnya, atau dalam penelitian ini antara persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi pada model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas Nugroho, 2005. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Dilihat dari hasil uji multikolineritas pada bagian Coefficients yang dianalisis menggunakan program SPSS 16.0 for Windows, terlihat angka VIF Variance Inflation Factor sebesar 1,292 untuk variabel persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan 1,292 untuk variabel kematangan emosi. Sedangkan nilai Tolerance sebesar 0,774 untuk persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolineritas adalah jika nilai VIF dan Tolerance berada di sekitar angka 1. Karena nilai VIF dan Tolerance pada variabel persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi berada di sekitar angka 1, berarti tidak terjadi multikolineritas antara persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi. Hal ini berarti antara variabel bebas persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi dapat dikatakan tidak terjadi multikolineritas, atau dapat dikatakan pula bahwa persepsi efektivitas komunikasi interpersonal orang tua dan kematangan emosi independent.

2. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERILAKU PROTEKSI ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA

0 9 13

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 5 12

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Perantau.

2 16 13

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Perantau.

0 2 16

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel.

0 2 12

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 17

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 6

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 16

Hubungan persepsi terhadap pola asuh demokratis orang tua dan penyesuaian diri pada remaja..

1 4 107

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA

0 2 105