E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas dan Daya Diskriminasi Aitem. Analisis validitas alat ukur dalam penelitian ini dipenuhi dengan validitas
isi. Analisis ini dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis skala yang akan digunakan dalam penelitian. Prosedur validitas skala dilakukan melalui
pengujian isi skala dengan menganalisis secara rasional oleh professional judgement, yaitu pembimbing. Analisis secara rasional validitas ini dilakukan
dengan melihat apakah butir-butir dalam skala sudah sesuai dengan blueprint yang berasal dari indikator dan aspek-aspek dari teori yang melandasinya.
Langkah selanjutnya adalah prosedur seleksi aitem berdasarkan data empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter
aitem. Pada tahap ini dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya diskriminasinya. Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara
individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur.
Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
phi
yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala
berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti makin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi
rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik. Bila koefisien korelasi yang dimaksud ternyata
berharga negatif, artinya terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan Azwar, 2008.
Azwar 2005 mengemukakan kriteria permilihan item yang digunakan dalam mencari daya diskriminasi aitem dengan batasan r ≥ 0,30. Hal ini berarti,
semua pernyataan yang memiliki korelasi dengan skor skala kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan pernyataan-pernyataan yang diikutkan dalam skala sikap
diambil dari aitem-aitem yang memiliki korelasi 0,30 keatas dengan pengertian semakin tinggi koefisien korelasi itu mendekati angka 1,00 maka semakin baik
pula konsistensinya. Guna mempermudah perhitungan, maka digunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 16.0.
2. Reliabilitas Menurut Azwar 2008 reliabilitas mengacu pada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisiensi reliabilitas r
xx’
yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
Koefisien reliabilitas dapat diperoleh dengan 3 metode, salah satunya adalah dengan metode penyajian tunggal atau single trial administration yang
menghasilkan koefisien konsistensi internal. Uji konsistensi internal dilakukan
dengan menggunakan formula Alpha Cronbach yaitu dengan membelah aitem- aitem menjadi beberapa bagian, sehingga setiap belahan berisi aitem dengan
jumlah yang sama banyak Azwar, 2008. Guna mempermudah perhitungan, maka digunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi
16.0.
F. Metode Analisis Data