32 Ukuran populasi awal dihitung berdasarkan peubah parameter demografi
terutama laju pertumbuhan populasi dengan mempertimbangkan komposisi kelamin. Nilai laju pertumbuhan diperoleh dengan merata-ratakan atau
menganalogikan dengan nilai natalitas dan mortalitas yang diperoleh dari penangkaran lain di Jawa Barat yang memiliki kondisi hampir sama dengan lokasi
penelitian. Ukuran populasi awal juga ditentukan berdasarkan waktu pemanenan. Untuk mengetahui pengaruh parameter pengamatan terhadap ukuran
populasi awal, dilakukan analisis untuk mengetahui sensitivitas secara ekologi dan ekonomi. Sensitivitas secara ekologi bertujuan untuk melihat pengaruh parameter
laju pertumbuhan terhadap kuota panenan dan ukuran populasi awal, sedangkan sensitivitas secara ekonomi bertujuan untuk melihat pengaruh parameter biaya
operasional terhadap ukuran populasi awal. Pada penelitian ini digunakan kenaikan dan penurunan nilai sebesar 5 dari nilai awal masing-masing
parameter.
4.5.8 Pendugaan Kebutuhan Areal Penangkaran
Pendugaan kebutuhan luas areal penangkaran rusa timor pada tiga sistem penangkaran dilakukan dengan menggunakan persamaan matematis yang
dimodifikasi dari Priyono 2007. Pendekatan yang digunakan untuk sistem ekstensif dan intensif adalah kebutuhan areal penangkaran berdasarkan
ketersediaan pakan, sedangkan untuk sistem intensif digunakan pendekatan kebutuhan areal penangkaran berdasarkan kebutuhan terhadap ruang.
Keterangan: A
x
= kebutuhan areal penangkaran sistem ekstensif ha A
y
= kebutuhan areal penangkaran sistem semi intensif ha A
z
= kebutuhan areal penangkaran sistem intensif ha N = populasi rusa individu
C = kebutuhan konsumsi setiap individu kgindividuth P
A
= produktivitas hijauan pakan di dalam areal penagkaran kghath P
B
= produktivitas hijauan pakan di luar areal penangkaran kghath R = kebutuhan ruang setiap individu m
2
individu fc
= faktor koreksi bagi konsumsi setiap individu rusa 25 fr
= faktor pengaman kebutuhan ruang setiap individu 2 kali kebutuhan ruang setiap individu
33
4.5.9 Analisis Pemilihan Sistem Penangkaran
Sistem penangkaran yang sesuai untuk penangkaran Hutan Penelitian Dramaga ditentukan berdasarkan kuota panenan yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan ukuran populasi yang harus tersedia pada saat pemanenan. Selain itu pemilihan juga mempertimbangkan produktivitas pakan, ketersediaan
areal penaangkaran, dan sensitivitas secara ekologi dan ekonomi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, ditetapkan sistem penangkaran yang sesuai
untuk penangkaran Hutan Penelitian Dramaga.
4.5.10 Analisis populasi pada sistem penangkaran terpilih
Pada sistem penangkaran terpilih dilakukan penyusunan spesifikasi rusa yang mencakup ukuran populasi berdasarkan kelas umur, dan nisbah kelamin.
Perkembangan populasi awal selanjutnya dianalisis dengan menggunakan tabel yang menggambarkan perkembangan populasi pada tahun berikutnya. Dalam
perhitungan ini digunakan data parameter demografi dan reproduksi seperti peluang hidup, kematian, persentase kebuntingan, persentase keberhasilan
melahirkan, dan nisbah kelamin anak yang dilahirkan. Data tersebut diperoleh dari jurnal dan hasil penelitian yang relevan.
34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Jumlah dan Jenis Tumbuhan Sumber Pakan
Hutan Penelitian Dramaga selain merupakan sarana koleksi jenis tumbuhan, juga merupakan habitat bagi rusa timor yang terdapat di penangkaran
Pusat Penelitian Teknologi Penangkaran Rusa. Salah satu fungsi habitat adalah sebagai sumber pakan bagi rusa yang terdapat di dalamnya. Selain berupa tegakan
pohon, pada Hutan Penelitian Dramaga juga terdapat vegetasi tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai tumbuhan sumber pakan rusa timor. Tumbuhan bawah
tersebut tersebar di beberapa lokasi dengan kondisi yang berbeda-beda sebagaimana disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5 Kondisi beberapa lokasi tumbuhan bawah; a di bawah tegakan di dalam areal penangkaran, b di luar areal penangkaran, c pada
padang rumput, d pada areal kebun murbei. Tumbuhan bawah di Hutan Penelitian Dramaga sebagian terdapat di dalam
areal penangkaran, dan sebagian lainnya terletak di luar areal penangkaran. Pada beberapa lokasi, tumbuhan bawah terdapat di bawah tegakan pohon, dalam
kondisi ternaungi, dan sangat kurang penetrasi cahaya matahari. Namun demikian terdapat juga areal yang tidak ternaungi berupa celah gap, sehingga penetrasi
cahaya matahari dapat mencapai lantai hutan. Selain itu, vegetasi tumbuhan bawah juga terdapat pada areal terbuka yang tersinari cahaya matahari sepanjang
hari yaitu padang rumput, areal kebun murbei, dan areal penyangga. Kondisi lokasi dan vegetasi tumbuhan bawah pada setiap lokasi disajikan pada Tabel 1.
a b
c
d