Proses Produksi Bioetanol TINJAUAN PUSTAKA

23

G. Proses Produksi Bioetanol

Menurut Hambali et.al 2007, bioetanol merupakan hasil fermentasi bahan yang mengandung gula. Tahap inti produksi bioetanol adalah fermentasi gula baik yang berupa glukosa, sukrosa maupun fruktosa, oleh ragi yeast terutama Saccharomyces sp. atau bakteri Zymomonas mobilis. Proses ini gula akan dikonversi menjadi etanol dan gas karbondioksida. Menurut Prihandana et al., 2007, proses pengolahan ubikayu menjadi fuel grade ethanol dilakukan dengan urutan sebagai berikut. a. Proses hirolisis, proses konversi pati menjadi glukosa. b. Proses fermentasi, yaitu proses konversi glukosa gula menjadi etanol dan CO 2 . c. Proses distilasi, adalah proses pemurnian etanol hasil fermentasi menjadi etanol dengan kadar 95-96. d. Proses dehidrasi, adalah proses penghilangan air dari 96 menjadi 99,5 Hambali et al., 2007 menjelaskan bahwa tahap persiapan bahan baku berupa konversi bahan baku padat, dalam hal ini singkong, menjadi larutan gula sebelum akhirnya difermentasi untuk menghasilkan etanol. Bahan padatan mengalami pengecilan ukuran dan dimasak. Proses pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan menggiling bahan singkong, sebelum memasuki tahap pemasakan yaitu sakarifikasi dan liquifikasi. Tahap pemasakan bahan meliputi proses liquifikasi dan sakarifikasi. Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks dengan penambahan air, enzim α-amilase dan panas. Proses liquifikasi dilakukan pada suhu 80-90°C. Tahap sakarifikasi dilakukan pada suhu 50-60°C dan ditambahkan enzim glukoamilase. Gula kompleks akan dipecah menjadi gula sederhana pada tahap ini. Tahap selanjutnya adalah tahap fermentasi. Gula-gula sederhana akan dikonversi menjadi etanol dengan bantuan ragi dan enzim. Proses dilakukan pada suhu 27-32°C. Tahap ini menghasilkan gas CO 2 sebagai by product dan sludge sebagai limbahnya. 24 Etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi, selanjutnya mengalami proses pemurnian. Pemurnian etanol dilakukan melalui metode destilasi. Destilasi dilakukan pada suhu di atas titik didih etanol murni yaitu pada kisaran 78-100°C. Produk yang dihasilkan pada tahap ini memiliki kemurnian hingga 96 . Etanol hasil distilasi kemudian dikeringkan melalui metode purifikasi molecular sieve untuk meningkatkan kemurnian etanol hingga memenuhi spesifikasi bahan bakar. Zeolit, lempung, karbon aktif, microporus charcoal, dan porous glasses adalah beberapa bahan yang termasuk molecular sieve. Etanol hasil pengeringan memiliki kemurnian hingga 99,5 Hambali et.al, 2007. Visualisasi proses pada industri bioetanol dapat dilihat pada Gambar 3.

H. K3 pada Industri Bioetanol