43 bahaya. Jika tidak memungkinkan, maka harus dilakukan salah satu atau
kombinasi dari tahapan di bawah ini : a.
Mengganti peralatan atau mesin tersebut substitusi. b.
Melakukan desain ulang dari perangkat kerja engineering. c.
Melakukan isolasi sumber bahaya.
Jika ketiga alternatif tersebut tidak dapat juga digunakan, maka dapat dilakukan dua alternatif berikut ini :
a. Pengendalian secara administrasi, seperti prosedur, instruksi kerja,
supervisi pekerjaan. b.
Penggunaan alat pelindung diri APD atau safety equipment. IKM bioetanol di Jampangkulon ini memiliki sumber daya yang terbatas. Maka,
penghilangan penyebab bahaya sulit untuk dilakukan. Alternatif pencegahan adanya resiko akan banyak dilakukan untuk mereduksi resiko. Berikut adalah
penentuan pengendalian pada IKM bioetanol sesuai urutan tingkat bahaya.
a. Tingkat Resiko Rendah
Bahaya pada resiko rendah terdapat pada aktivitas pemasakan dan fermentasi. Bahaya tersebut adalah terkena bahan kimia pada pemasakan dan
suhu lingkungan tinggi pada aktivitas fermentasi. Bahaya yang terjadi dan penentuan pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Penentuan Pengendalian Bahaya dengan Resiko Rendah
Aktivitas Bahaya
Pengendalian
Pemasakan Terkena bahan kimia Pembuatan Standard Operating
Procedure SOP dan pemantauan
Fermentasi Lingkungan pada
suhu tinggi Indikator suhu termometer
pada mesin dan pembuatan SOP
Proses pemasakan termasuk tahapan produksi yang banyak menggunakan bahan kimia seperti alpha amilase dan gluko amilase. Bahan kimia ini bersifat
44 tidak berbahaya dan hanya sedikit digunakan. Pengendalian untuk bahaya ini
bisa diterapkan melalui Standard Operation Procedure SOP yang dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
Suhu dari dalam tangki fermentasi yang hanya dalam kisaran 32°C, tidak mempengaruhi suhu lingkungan secara signifikan. Pemantauan melalui
termometer yang ada pada tangki tetap harus dilakukan untuk mencegah suhu yang belum sesuai untuk proses ini.
b. Tingkat Resiko Sedang
Bahaya dengan resiko sedang berjumlah 11 bahaya yang terdapat pada seluruh tahap produksi, kecuali tahap dehidrasi. Tahap persiapan bahan baku,
resiko rendah terdapat pada aktivitas pencucian, pengecilan ukuran dan pemasakan. Tahapan fermentasi empat dari lima bahaya bersifat sedang.
Tahap distilasi, bahaya dari limbah cair juga beresiko sedang. Bahaya resiko sedang diperlukan tindakan untuk mengurangi resiko, tetapi biaya
pencegahan yang diperlukan perlu diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Tindakan dapat berupa pengunaan alat pengaman diri dan penggunaan SOP.
Penghilangan bahaya tidak diperlukan pada kondisi ini. Penentuan pengendalian bahaya dengan tingkat resiko sedang dapat dilihat pada Tabel
12.
45 Tabel 12. Penentuan Pengendalian Bahaya dengan Tingkat Resiko Sedang
Aktivitas Bahaya
Pengendalian
Pencucian Terkena cipratan air
pencucian Pembuatan kawat penghalang
pada sisi washer Pengecilan
Ukuran Pemotongan
Tergores Penggunaan Sarung Tangan
Terpotong atau Tersayat
Penggunaan Sarung Tangan, SOP
Tersengat aliran listrik Sumber listrik diletakkan pada
posisi tertutup Pemasakan
Terkena benda panas Penggunaan isolator glass
wool pada cooking tank, SOP Fermentasi
Terkena benda panas Penggunaan tangki yang tidak
mudah menghantarkan suhu. Bahaya biologis dari
S.cerevisae Pembuatan SOP
Polusi udara bau dari limbah
Penggunaan masker Menghirup gas CO
2
dalam waktu lama Penggunaan masker
Distilasi Polusi udara bau dari
limbah cair Penggunaan masker
Kontak dengan limbah Pengunaan sarung tangan
c. Tingkat Resiko Tinggi