45 Tabel 12. Penentuan Pengendalian Bahaya dengan Tingkat Resiko Sedang
Aktivitas Bahaya
Pengendalian
Pencucian Terkena cipratan air
pencucian Pembuatan kawat penghalang
pada sisi washer Pengecilan
Ukuran Pemotongan
Tergores Penggunaan Sarung Tangan
Terpotong atau Tersayat
Penggunaan Sarung Tangan, SOP
Tersengat aliran listrik Sumber listrik diletakkan pada
posisi tertutup Pemasakan
Terkena benda panas Penggunaan isolator glass
wool pada cooking tank, SOP Fermentasi
Terkena benda panas Penggunaan tangki yang tidak
mudah menghantarkan suhu. Bahaya biologis dari
S.cerevisae Pembuatan SOP
Polusi udara bau dari limbah
Penggunaan masker Menghirup gas CO
2
dalam waktu lama Penggunaan masker
Distilasi Polusi udara bau dari
limbah cair Penggunaan masker
Kontak dengan limbah Pengunaan sarung tangan
c. Tingkat Resiko Tinggi
Terdapat 6 bahaya yang beresiko tinggi. Bahaya ini terdapat pada proses pengecilan ukuran, pemasakan, distilasi dan dehidrasi. Pekerjaan pada resiko
tinggi tidak dapat dilaksanakan sampai resiko telah direduksi. Perlu dipikirkan disediakannya sumber daya yang akan dialokasikan untuk mengaw
asi aktivitas tersebut setelah pengendalian diterapkan. Penggunaan alat pengaman diri seperti earplug pada kondisi kerja yang bising sangat penting.
Sepatu boot yang digunakan pada kondisi suhu tinggi, licin atau basah dan terdapat kontak dengan listrik adalah sepatu boot jenis non-steel yang bersifat
tahan air, isolator terhadap panas dan listrik Anonim, 2008. Jika resiko masih ada dalam pekerjaan, maka penghilangan resiko segera dilakukan.
Penentuan pengendalian bisa dilihat pada Tabel 13.
46 Tabel 13. Penentuan Pengendalian Bahaya dengan Resiko Tinggi
Aktivitas Bahaya
Pengendalian
Pengecilan Ukuran Pemotongan
Kebisingan dari crusher
Penggunaan earplug pada saat crusher
beroperasi
Pemasakan Lingkungan pada suhu
tinggi uap panas Isolasi area sementara
pada saat mesin beroperasi
Kebakaran atau ledakan
Indikator suhu thermometer pada
mesin dan pembuatan SOP
Distilasi Terjatuh dari tangga
unit distilasi Penggunaan sepatu boot
safety shoes Dehidrasi
Terkena benda panas Penggunaan isolator
glass wool dan sarung tangan anti panas, SOP
Lingkungan pada suhu tinggi uap panas
Penggunaan isolator glass wool, SOP
d. Tingkat Resiko Ekstrim
Aktivitas dengan resiko ekstrim, tidak dapat dilaksanakan atau dilanjutkan jika resiko belum direduksi atau dihilangkan. Reduksi resiko dapat dilakukan
dengan menggunakan isolator pada proses dengan suhu sangat tinggi dan sarung tangan anti panas untuk menghindari kontak. Isolator yang dapat
digunakan untuk menahan panas dan tahan terhadap api adalah glass wool Anonim, 2006. Sarung tangan yang dapat digunakan adalah jenis yang
tahan terhadap suhu ekstrim. Penggunaan indikator suhu dan tekanan juga diperlukan agar pekerja dapat mengontrol suhu yang digunakan selama proses
produksi. Penentuan pengendalian bisa dilihat pada Tabel 14.
47 Tabel 14. Penentuan Pengendalian Bahaya dengan Resiko Ekstrim
Aktivitas Bahaya
Pengendalian
Distilasi Terkena benda
panas Penggunaan isolator glass
wool dan sarung tangan anti panas, SOP
Lingkungan pada suhu tinggi uap
panas Penggunaan isolator glass
wool, SOP
Kebakaran atau ledakan
Penggunaan indikator suhu termometer dan indikator
tekanan gaugemeter pada boiler, SOP
Tindakan penanggulangan lain dapat dilakukan jika kondisi darurat terjadi. Jenis kecelakaan dan cara penanggulangannya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Jenis kecelakaan dan tindakan penanggulangan Jenis Kecelakaan
Tindakan Penangulangan Kebakaran Tingkat 1 dan 2
Padamkan kebakaran menggunakan alat pemadam yang disediakan
Dinginkan luka bakar menggunakan aliran air dingin
48 Kebakaran Tingkat 3
Padamkan segera sumber kebakaran dan dinginkan wilayah sekitar kebakaran
Luka bakar ditutup menggunakan kain bersih Menghirup alkohol dalam
waktu yang cukup lama Bawa pekerja ke daerah dengan udara terbuka,
lalu biarkan istirahat dalam keadaan hangat dan jangan biarkan berjalan
Kontaminasi pada kulit Lepaskan baju dan sepatu, cuci kulit dengan air
dan sabun berikan salep jika ada luka Kontaminasi pada mata
Bersihkan mata dengan air hangat selama 15 menit setelah itu bawa ke dokter terdekat
Konsumsi langsung Jika pekerja dalam keadaan sadar, bersihkan
mulut dengan air, hindari terjadinya muntahan, berikan 1 atau 2 butir pil yang mengandung
karbon aktif, hancurkan dan larutkan dalam air Jika pekerja tidak sadarkan diri, jangan berikan
pil atau obat lain dan segera bawa ke dokter terdekat
Sumber : PLP. A.S. Juli 2008 : 4-5
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bioetanol adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Industri bioetanol skala kecil dan menengah banyak didirikan di Indonesia dalam rangka mengganti bahan
bakar minyak. Proses produksi bioetanol memungkinkan adanya resiko kecelakaan yang terjadi kepada pekerja. Suhu tinggi banyak dilibatkan dalam
proses dan komponen di dalam bioetanol sendiri dapat menimbulkan bahaya seperti kebakaran karena sifatnya yang mudah terbakar.
Bahaya yang teridentifikasi kemudian dianalisa nilai dan tingkat resikona. Nilai resiko, yang didapat melalui perhitungan penilaian 3-D model, kemudian
dievaluasi untuk menentukan tindak lanjut dan pengendalian bahaya di dalam industri. Hasil perhitungan nilai resiko menunjukkan dari 22 aktivitas berbahaya 2
aktivitas beresiko rendah, 11 aktivitas beresiko sedang, 6 aktivitas beresiko tinggi dan 3 aktivitas ekstrim. Nilai resiko tersebut akan menentukan tindak lanjut,
seperti perlu diadakannya alat pengaman diri, isolasi area berbahaya, ataupun peralatan darurat.
Bahaya dengan resiko rendah dan resiko sedang dapat menggunakan alat pengaman diri untuk mencegah bahaya terjadi. Resiko tinggi juga dapat
menggunakan alat pengaman diri, serta isolasi area berbahaya dan pembuatan SOP Standard Operation Procedures. Bahaya dengan resiko ekstrim harus
diatasi dengan menghilangkan sumber dari bahaya. Jika bahaya tidak dihilangkan aktivitas tidak dapat dilanjutkan. Alat pengaman diri yang bisa digunakan adalah
sepatu boot, sarung tangan, masker, dan earplug. Peralatan darurat yang harus dipersiapkan untuk menanggulangi bahaya
adalah kotak P3K bentuk II dan alat pemadam kebakaran. Hal lain yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan adalah pembuatan SOP dan indikator suhu
serta tekanan agar mesin dapat dipantau keadaan suhu dan tekanannya. Penggunaan glass wool sebagai isolator pada mesin-mesin yang melibatkan suhu
tinggi juga dapat mencegah pekerja celaka ataupun terluka.