49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bioetanol adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Industri bioetanol skala kecil dan menengah banyak didirikan di Indonesia dalam rangka mengganti bahan
bakar minyak. Proses produksi bioetanol memungkinkan adanya resiko kecelakaan yang terjadi kepada pekerja. Suhu tinggi banyak dilibatkan dalam
proses dan komponen di dalam bioetanol sendiri dapat menimbulkan bahaya seperti kebakaran karena sifatnya yang mudah terbakar.
Bahaya yang teridentifikasi kemudian dianalisa nilai dan tingkat resikona. Nilai resiko, yang didapat melalui perhitungan penilaian 3-D model, kemudian
dievaluasi untuk menentukan tindak lanjut dan pengendalian bahaya di dalam industri. Hasil perhitungan nilai resiko menunjukkan dari 22 aktivitas berbahaya 2
aktivitas beresiko rendah, 11 aktivitas beresiko sedang, 6 aktivitas beresiko tinggi dan 3 aktivitas ekstrim. Nilai resiko tersebut akan menentukan tindak lanjut,
seperti perlu diadakannya alat pengaman diri, isolasi area berbahaya, ataupun peralatan darurat.
Bahaya dengan resiko rendah dan resiko sedang dapat menggunakan alat pengaman diri untuk mencegah bahaya terjadi. Resiko tinggi juga dapat
menggunakan alat pengaman diri, serta isolasi area berbahaya dan pembuatan SOP Standard Operation Procedures. Bahaya dengan resiko ekstrim harus
diatasi dengan menghilangkan sumber dari bahaya. Jika bahaya tidak dihilangkan aktivitas tidak dapat dilanjutkan. Alat pengaman diri yang bisa digunakan adalah
sepatu boot, sarung tangan, masker, dan earplug. Peralatan darurat yang harus dipersiapkan untuk menanggulangi bahaya
adalah kotak P3K bentuk II dan alat pemadam kebakaran. Hal lain yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan adalah pembuatan SOP dan indikator suhu
serta tekanan agar mesin dapat dipantau keadaan suhu dan tekanannya. Penggunaan glass wool sebagai isolator pada mesin-mesin yang melibatkan suhu
tinggi juga dapat mencegah pekerja celaka ataupun terluka.
50
B. Saran