36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
Industri kecil dan menengah bioetanol di Jampangkulon ini, mengumpulkan ubi kayu dari petani di daerah sekitar sejumlah minimal 2800 Kg ubi kayu per
hari. Dalam sehari plant bioetanol ini diharapkan dapat menghasilkan 400 l ethanol 95 per hari dan 100 l, etanol 99 per hari. Proses produksi
menggunakan metode yang pada umumnya, yaitu fermentasi dan distilasi. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 8, 9,
10 dan 11. Pendistribusian produk tidak dilakukan, karena penduduk setempat yang akan langsung datang ke lokasi pabrik untuk mendapatkan bioetanol.
Diagram aliran proses di dalam pabrik dapat dilihat pada Lampiran 6.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
Langkah pertama dalam proses manajemen resiko adalah melakukan identifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami
kerusakan. Hal yang harus diperhatikan adalah bahaya akibat pekerjaan tidak saja terjadi pada saat kejadian, tetapi bisa juga terjadi dalam kurun waktu yang lama
Santoso, 2004. Identifikasi bahaya pada IKM Industri Kecil dan Menengah bioetanol ini dikelompokkan per lini produksi, yaitu persiapan bahan baku
pencucian dan pengecilan ukuran, pemasakan hidrolisis, fermentasi, distilasi dan dehidrasi. Kuesioner disusun mengadaptasi tabel identifikasi bahaya dan
resiko tipe 3D. Kuesioner tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil kuesioner diolah dalam tabel penilaian resiko model 3D. Hasil nilai
resiko masing-masing responden dibuat pembobotannya untuk digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas data. Contohnya, untuk bahaya terkena benda panas
pada aktivitas pemasakan. Nilai resiko pada bahaya adalah sebagai berikut.
Nilai Resiko ExLxK
37 R1
R2 R3
R4 R5
4 6
1.8 30
12 Rata-rata nilai resiko adalah 10,36 = 10 Resiko sedang
Pembobotan Nilai 4
4 2
1 3
Nilai rata-rata adalah 10, yaitu termasuk kategori resiko sedang. Nilai resiko dari setiap responden dibandingkan dengan nilai rata-rata. Nilai yang juga
termasuk resiko sedang mendapat nilai 4, resiko tinggi mendapat nilai 3 karena nilai resiko rata-rata mendekati resiko tinggi. Resiko rendah mendapat nilai 2,
diikuti ekstrim dengan nilai 1 karena berbeda dua tingkat dari resiko sedang. Pembobotan ini diterapkan pada setiap bahaya dari masing-masing aktivitas.
Jika seluruh nilai sudah didapat dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment, didapatkan hasil pada
Lampiran 3. Nilai korelasi tertinggi adalah 0,969231313 pada bahaya terkena benda panas aktivitas dehidrasi dan nilai terendah adalah 0,028835492 pada
bahaya terkena bahan kimia pada aktivitas pemasakan. Nilai korelasi pada setiap bahaya tidak seluruhnya signifikan, tetapi tidak ada nilai negatif. Hal ini
menunjukkan mayoritas pertanyaan tersebut mengukur aspek yang sama dan tidak terjadi pertentangan antara pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
Data yang telah dinyatakan valid, kemudian diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik test retest. Pengambilan data melalui
kuesioner dilakukan kembali setelah 16 hari. Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan nilai yang
signifikan, yaitu 0,966052998 dan hasil ini menunjukkan bahwa pengukuran pertama dan kedua konsisten.
C. Penilaian Resiko